4

249 35 200
                                    

Seperti biasa saat waktu subuh tiba,Dinda pasti terjaga dari tidurnya.Dinda merasa ada sesuatu membebani pinggangnya,Dinda merabai pinggangnya.

Degh____Dinda merasakan tangan kokoh tengah mendekapnya,matanyapun mulai terbuka,betapa terkejut hatinya saat mendapati wajah tampan Imran berada tepat didepan wajahnya,Dinda bahkan bisa merasakan hembusan nafas teratur suaminya itu.Iya...pria ini adalah suaminya kan?,Dinda seperti tengah memikirkan sesuatu yang sulit dicerna akal sehatnya.

"Engh....!"Dinda menahan nafasnya,saat Imran menggeliat dan menarik tubuhnya lebih merapat pada dada bidang Imran yang tak mengenakan apapun itu.

Ya Tuhan...Dinda kesulitan bernafas,juga kesulitan mengatur degupan jantungnya."Berfikir Dinda...berfikir..."Dinda merutuki akal sehatnya yang sulit mengambil tindakan

"Engh..!"lagi Imran menggerakkan tubuhnya,kini kepalanya sudah menyuruk ke belahan dada Dinda,semakin bahaya saja posisi Dinda kali ini.Astaga...bahaya apanya,pria ini suaminya bukan?,Dinda kembali dibuat tegang oleh pergulatan batinnya.

"Mas...Mas Imran!"akhirnya bibir ranumnya bergerak mengeluarkan suara

"Hmmm....!"saut Imran diambang kesadarannya

"Bangun Mas,sudah subuh!"ucap Dinda

Tak ada sautan, Imran semakin nyaman dengan posisinya.

"Mas...bangun Mas!"Dinda mendorong tubuh Imran,hingga Imran terguling jatuh dari ranjang

"Aww....!"rintih Imran terbangun dari tidur nyenyaknya

"Ada apa sih, Din?"gerutu Imran,merabai punggungnya yang terasa nyeri

"Ma...maaf Mas,habis Mas kekencengan meluknya,aku susah bernafas!"Imran mengernyit mendengar ucapan Dinda,matanyapun memicing menembus manik mata Dinda yang menyiratkan kegugupan

"Apa kamu yakin aku memelukmu?"tanya Imran dengan ekspresi dibuat tak percaya

"Iya Mas,kamu memelukku seperti ini!"Dengan menggemaskan Dinda mempraktekkan posisinya dan Imran tadi,dengan media guling.Sungguh Imran mulai mengagumi istri dadakannya itu.Cantik,manis,polos,sungguh menggemaskan.Boleh tidak Imran terlalu cepat jatuh cinta pada istrinya?,Imran menggeleng sebentar menetralkan fikiran konyolnya.

Dengan jahil Imran mendekati Dinda,"coba kita praktekkan!"tangan Imran sudah siap mendekap tubuh mungil Dinda,namun Dinda menahan dada bidang Imran

"Hentikan Mas!"hardik Dinda,mendorong dada bidang Imran, hingga Imran kembali menegakkan tubuhnya.

"Kenapa?,aku hanya ingin merasakannya.Rugi sekali kan,aku sudah terjatuh tapi tidak mengingat rasanya sama sekali!"celoteh Imran

"Dasar mesum!"Dinda melempar bantal ke wajah Imran

"Mas!"pekik Dinda, saat Imran mendorong tubuh mungilnya hingga terlentang dibawah kungkungan tangannya.

"Aku bebas melakukan apapun pada istriku kan?"bisik Imran di depan wajah Dinda,membuat tubuh Dinda semakin menegang.

"Hahaha....kamu lucu sekali,Din!"gelak tawa Imran,membuat hati Dinda geram.

Sekuat tenaga Dinda mendorong tubuh Imran"Dasar menyebalkan!"Dinda beranjak dari ranjang

Hap____Imran mencekal pergelangan tangan Dinda"mau kemana?"tanya Imran

"Salat subuh Mas,nggak dengar suara puji-pujian itu?"saut Dinda dengan ketus

"Oh...!"gumam Imran

"Lepaskan tanganku,Mas!"Dinda menarik tangannya,lalu menatap sengit pada wajah tanpa dosa sang suami"kalau Mas Imran mengaku sebagai suamiku,seharusnya Mas Imran mengimamiku!"ucap Dinda,lalu meninggalkan Imran,yang terpukau dengan kegalakan Dinda.

Mengikuti TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang