"Dul, set. Step out! Annyeonghaseyo, Stray Kids imnida!"
Gemanya terdengar di seluruh penjuru venue. Mereka dengan bangga menyebut diri mereka, Stray Kids.
Di atas panggung sana, diantara ribuan penonton, diantara gema teriakan dan sorak sorai, diantara gemerlap lighting, diantara bising shooter kamera, mereka di sana. Sembilan orang yang berbahagia, mereka berbagi tawa, saling melempar canda tawa, berbagi cerita juga suka dan duka. Sembilan orang yang menamai diri mereka, Stray Kids.
Sembilan orang dengan mimpi yang sama, tujuan yang selaras, dan mereka menggantungkan asa yang sama pada sang semesta.
Sembilan orang yang berjanji untuk terus bersama. Sembilan orang yang berjuang bersama. Sembilan orang yang berharap sampai ditujuan tetap bersembilan.
Stray Kids. Nama yang selalu mereka banggakan. Nama yang terus tersemat di belakang nama mereka. Nama yang membawa mereka meraih mimpi mereka. Nama yang akan terus menjadi penghubung mereka.
Perjalanan mereka tidaklah mudah. Banyak lika liku yang mereka hadapi. Banyak masalah pelik yang mereka lewati. Jatuh bangun mereka menitih perjalanan ini. Merangkak, terseok-seok, bangun, jatuh, berlari, lalu terjatuh kembali.
Semua berawal sejak hari itu, dimana mereka bertemu untuk pertama kalinya. Hari dimana mereka saling menyapa untuk pertama kali.
"Annyeonghaseyo" ucap mereka kala itu di ruang latihan.
"Mari berlatih bersama" ajak yang paling tua saat itu.
Woojin, Chan, Minho, Changbin, Hyunjin, Jisung, Felix, Seungmin, dan Jeongin. Mereka mengawali pertemuan mereka dengan senyuman hangat yang merekah di wajah mereka.
Lalu mereka mulai berlatih bersama. Menghabiskan hari mereka berada di dalam ruang latihan bersama. Keringat, air mata, tubuh yang lelah, nafas yang mulai memberat, suara yang mulai serak.
Semakin banyak waktu yang mereka habiskan bersama, mereka semakin dekat. Dengan umur yang tak terlampau jauh, mereka menjadi dekat. Pertengkaran dan perselisihan kerap terjadi diantara mereka. Seperti saat itu.
"YA! Hyunjin-ah! Jangan mengganggu ku, sialan!" murka Jisung kala itu.
"Apa? Aku hanya bernyanyi dari tadi. Dimananya aku mengganggumu?" tanya Hyunjin tak mengerti.
"Itu. Kau bernyanyi sama saja mengganggu tidurku. Suaramu itu jelek, bodoh"
"YA! Seperti suaramu bagus saja" ujar Hyunjin tak terima.
"Memang suaraku bagus. Buktinya aku bisa bernyanyi dengan baik"
"Suaramu memang bagus, tapi dance mu jauh dibawah ku"
"YA!"
"Sudah jangan berisik. Sekali lagi kalian bertengkar, tak ada makan malam untuk kalian" ancam Woojin.
Berhasil. Hanya makanan yang bisa membungkam mereka.
Namun dibalik mereka yang kerap bertengkar, mereka semua adalah teman yang saling menghibur dan menolong, pun mereka mendukung yang lainnya.
Setelah mereka melalu masa trainee yang sulit. Mereka harus dihadapkan dengan perpisahan dengan dua dari mereka. Minho dan Felix. Sesuatu yang sangat tidak mereka harapkan.
Tangis pilu mengiringi perpisahan mereka. Setelah semua ini, mereka harus berpisah, begitu? Mengapa sangat tidak adil?
"Maafkan aku, seharusnya aku menampilkan yang terbaik. Maaf aku mengecewakan kalian" sesal Minho saat itu di ruang latihan. Ia membungkuk, merasa menyesal pada para member.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nine or None 《Stray Kids》
Fanfiction"dul, set. Step out! Annyeonghaseyo, Stray Kids imnida!" For our precious Kim Woojin.... NINE OR NONE