Prolog

119 16 8
                                    

Matahari semakin memancarkan sinarnya, dengan berjalannya waktu yang terus berputar. Langkah kaki terus berjalan, dengan wajah tenang tanpa merasa resah.

Gerbang sekolah sudah tertutup rapat tanpa ada celah, setelah diam-diam mengetahui hal tersebut, seorang siswa laki-laki pergi menuju warung yang berada tepat di samping sekolah.
Tidak ada penjaga di sana, entah apakah Tuhan sedang berpihak pada dirinya karena tidak ada guru piket di sana. Ia memegang ranting pohon besar di sana, lalu ia memanjat dengan sangat mudah tanpa kesulitan sama sekali. Ia kembali melanjutkan jalan di koridor sekolah dengan langkah yang santai.

"Arga, berhenti!" Perintah seorang guru

Argantara, seorang siswa kelas XII IPS-7 yang memiliki wajah diatas rata-rata, ia sangat terkenal dengan kenakalannya.

Guru tersebut menghampiri Arga dan Arga menyapanya,
"Assalamualaikum Pak, apakabar?" Tanya Arga dengan berbasa-basi

"Kamu telat lagi?" Tanya guru tersebut dengan nada sinis.

"Hehe, engga kok Pak. Tadi saya itu kejebak macet, terus saya...," ucapan Arga terpotong

"Iya macet, macet di kasur kan? Asal kamu tahu, saya bosan dengan alasan kamu! Sekarang ikut saya!" Titah guru tersebut pada Arga seraya menarik kupingnya menuju lapangan.

Sudah tidak banyak murid disana hanya ada beberapa orang saja yang sekedar lewat.

Arga dihukum, dan di jemur di lapangan, dengan satu kaki diangkat serta hormat pada bendera.

Beberapa menit bersilang, seorang siswi mendatangi sang guru,
"Permisi Pak, sekarang saatnya pelajaran bapak." Seru siswi yang memiliki paras cantik bagai bidadari

Arga menatap siswi itu dengan pandangan berbinar,
"Eh ada bidadari ku," Serunya. Walaupun ia sedang susah payah untuk menahan berat tubuhnya dengan satu kaki.

"Diam! Kembali ke hukuman kamu Arga, Fioren baiklah bapak akan segera menuju kelas." Serunya

"Pak, masa saya gak di ajak ke kelas sih? Kan saya juga kelas XII IPS-7. Emang bapak mau pekerjaan bapak tidak berguna karena bapak sendiri yang hukum saya?" Ujarnya

"Ck! Yasudah kalian berdua kembali ke kelas," Ujarnya memberi perinta.h

"YES!!!" Arga berteriak kesenangan

Fioren Zenada, ibaratnya ia merupakan kembang sekolah. Siswi yang cantik dan juga pintar, banyak yang menyukai dirinya karena keantikannya yang alami, dalam seluruh daftar laki-laki yang mengejarnya, seorang Argantara Ramadhan juga termasuk ke dalam daftar itu.



~~~~~

Butiran EmbunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang