Lembar 4

77 28 2
                                    

Hari ini, hari terakhir MPLS semua kakak pembina dengan gugusnya masing - masing berfoto bersama. Nayla, Ratna, dan gugus 5 berfoto didalam kelas mereka semua tersenyum.

"Kak Nayla," Panggil Rafka.

"Iya dek, kenapa?" Tanya Nayla.

"Mau gak? selfie berdua sama aku?" tanya Rafka.

"Iya ayok!"

Nayla dan Rafka selfie berdua, menggunakan hp Rafka. Mereka tersenyum difoto itu, Rafka sangat senang karena bisa foto dengan kakak kelas yang ia suka.

******
OSIS mulai berkumpul disalah satu ruangan kelas. Karena, hari ini terakrih MPLS ada yang ingin disampaikan oleh Pak Atom selaku pembina OSIS.

"Terimakasih untuk semuanya, atas kerja keras kalian dan kebersamaan kalian kita bisa berhasil menyelesaikan MPLS dengan baik.
Untuk merayakan ini, saya minta besok semua anak OSIS membawa pot dan bibit mari kita bertanam untuk sekolah kita tercinta." Ucap pak Antom dengan tersenyum.

Anak OSIS yang mendengar ini hanya bisa pasrah termasuk Nayla. Jelas malas untuk menanam, mereka sudah lelah dengan tugas telah dilalui bukannya istirahat malah nambah tugas.

"SIAP PAK!" Ucap mereka dengan kompak.

Setelah itu mereka langsung pulang.
Tapi Nayla menuju UKS karena Putri mengirim pesan.

Putri
Nay, lo masih disekolah?

Nayla
Iya,masih kenapa?

Putri
Tolong ambilin buku Matematika gue dong. Ketinggalan diUKS. Tadi gue ke UKS soal pusing saat pelajaran Matematika jadi kebawa bukunya. Gue tunggu digapura.

Nayla
Ok sip

Nayla menuju UKS, saat dia membuka pintu UKS sudah terlihat Baron dan Luna seperti habis bertengkar. Luna melihat Nayla langsung pergi keluar UKS begitu saja.

"Weh, ada apa nih? Kok kaya tegang?" Tanya Nayla.

"Gapapa" jawab Baron.

"Cerita deh sama gue lu kenapa sama kak Luna?" Tanya Nayla.

"Dia mau balikan." Jawab Baron dengan lesu.

"Terus? Lu gamau?"

"Gue mau tapi dosa"

"Susah iya kalo kaya gini saling cinta tapi masih kecil, jadi gak bisa nikah." Ucap Nayla sambil menepuk bahu Baron
"Udah - udah gue doain kalian jodoh."

"Nay..." Panggil Baron dengan lemes.

"Apa?" Jawab Nayla dengan lembut.

"Jangan sentuh gue, lu bukan muhrim gue" pinta Baron yang langsung membuat Nayla melotot dan ingin berteriak.

"Siapa juga yang nyetuh lo? Orang gue lagi bersihin baju lo bukan kulit lo jadi gapapa." Ucap Nayla dengan kesal sambil menggosok kasar punggung Baron.

"Aw! Aw.. Sakit woy. Iya iya BTW lo ngapain kesini? Sakit lo?" Tanya Baron sambil mengelus punggung nya dengan halus.

"Eh iya! PUTRIII, gue kesini mau ambil buku matematikanya sih Putri."

"Owh, ini iya" Ucap Baron dengan memberi buku yang bersampul warna merah dan kuning bertulisan PUTRI AULIA
XI - IPS 3
MATEMATIKA.

"Iya ini,makasih gue deluan iya assalamualaikum Ustadz." Ucap Nayla yang langsung mengambil buku dari tangan Baron dan pergi keluar UKS dengan terburu - buru.

"waalaikumsalam." Jawab Baron dari salamnya Nay.

Naylapun berlarian keluar dari sekolah. Dia melihat gadis dengan seragam SMA, dan kerudung putih didepan gerbang sekolahnya dengan wajah bete yang sedang menunggunya.

"Putri, gue lama gak tadi?" Tanya Nayla yang sedikit ngos - ngosan sambil tersenyum.

"Menurut lo?" Tanya putri sewot.

"Sorry, iya tadi gue ngobrol bentar sama sih Ustadz."

"Buku gue mana?"tanya Putri.

"Nih," Nayla memberi buka kepada Putri dan Putri langsung mengambilnya.

"Ngobrol apa lo sama dia? sampe lupa ada bidadari!!"

"Najis ngarep aja jadi bidadari,itu tadi kak Luna ngajak Balikan sih Baron."

"Wah,terus?balikan?"

"Enggak, sih Baron takut dosa."

"Hadeh, dia kesambet apa sih? jadi gini tapi bagus. Padahal dia dulu gak gini." Ucap Putri sambil memasukan buku Matematika kedalam tasnya

"Yaudalah, kita sebagai temannya hanya bisa mendukung keputusannya." Ucap Nayla.

"Yaudah yok, kita langsung balik aja." Pinta putri.

"Yok!"

Nayla dan Putri langsung menaiki Angkot untuk pulang.

*****

Pagi, ini seperti biasa dia siap - siap kesekolah dengan seragam Pramukanya. Ia juga tidak lupa membawa pot dan bibit yang diminta pak Antom.

Disekolah, semua anak Osis berkumpul dilapangan untuk menanam. Dengan sinar matahari membuat semuanya merasa lebih lelah apalagi ditambah gak niat.
Mereka memasukan bibit kedalam pupuk dan tanah yang disiapkan sekolah. Lalu menyiramnya sedikit. Setelah itu pot ditarok dipinggir koridor sekolah dari lantai satu sampai tiga.
Nayla dapat bagian tarok dilantai dua depan kelasnya dan samping kelas Adlan. Setelah itu semua Osis ber- istirahat, Nayla langsung masuk kelas dan memakan bekal.

Sedangkan Adlan yang tadi melihat Nayla, jadi penasaran dengan pot Nayla. Ia menghampiri dan memegang pot Nayla ternyata dari kelas Nayla melihat aksi Adlan diapun langsung keluar kelas dan menghampiri Adlan.

"Eh, Adlan jangan dipegang!" Pinta Nayla.

Adlan yang mendengar suara Nayla langsung terkejut dan senang karena selama ini, ia hanya memandang Nayla belum pernah mengajaknya mengobrol ataupun berkenalan tapi Nayla sudah tau namanya.

"Lo tau nama gue?" Tanya Adlan tanpa ekspresi.

"Tau, eh Btw jangan dipegang!" Jawab Nayla langsung menggambil pot dari tangan Adlan. Adlan yang mendengar jawaban Naylapun tersenyum.

"Lo tau darimana nama gue?" Tanyanya lagi.

Nayla langsung binggung, jelas tau sepertinya hampir seluruh sekolah tau ADLAN HERMANSYAH laki- laki sering buat masalah dengan wajah tampan dan ketua genk motor. Rasanya ia tidak ingin menjawab karena jujurnya ia tau dari gosip.

"Ini gue lagi nanam daun sirih jadi jangan dipegang iya." Pinta Nayla sebenernya untuk mengganti topik.

"Owh iya, maaf iya" Ucap Adlan sambil tersenyum.

Nayla hanya heran melihat Adlan yang tersenyum yang ia tau kalo Adlan itu pria dingin tapi melihatnya seperti ini tidak seperti yang digosipkan.
Nayla langsung menarok potnya lagi dan masuk kekelas tanpa berpamitan ke Adlan. Adlan hanya tersenyum tipis sambil memerhatikan Nayla.

"Aku yakin suatu hari nanti kita bisa bersama"



I Expect YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang