Prolog

513 25 2
                                    

Seperti biasa setiap hari Jakarta selalu dipenuhi dengan kendaraan terutama kendaraan roda dua,dan sudah dipastikan akan macet,rasanya kalau di Jakarta tidak macet itu akan aneh.

Hari ini banyak siswa-siswi yang berlalu-lalang untuk pergi ke sekolahnya masing-masing,ini pertama kalinya masuk kembali setelah liburan kenaikan kelas.

"Vera."

Merasa dirinya terpanggil Vera menengok ke arah belakang.

"Bunga." ucapnya, "Hari ini kelihatannya senang banget." lanjutnya.

"Hari pertama sekolah harus senang sekaligus semangat ." serunya. "Kita langsung lihat papan pengumuman aja yuk,mudah-mudahhan kita sekelas ya." ucapnya yang langsung diangguki Vera.

Sesampai di papan pengumuma Vera dan Bunga sangat serius mencari namanya masing-masing.

"Vera kita sekelas lagi." ucap Bunga dengan semangat.

"Mana sih kok gak nemu ya." keluhnya

Bunga langsung menunjuk ke arah kertas yang tertempel di papan pengumuman yang terdapat nama mereka berdua,lalu Vaera membacanya dengan seksama.

Matanya sontak berhenti ketika melihat ada nama Varel.

Shit!

"Kenapa harus sekelas lagi si sama Varel." ucapnya.

Bunga yang mendengar ucapan Vera lantas langsubg tertawa,Bunga pun melihat lagi nama-nama yang terdaftar di kelas IPA-2, ia pun langsung berhenti tertawa saat melihat ada nama Nichol.

"Yaampun kenapa kita ditakdirkan sekelas bersama dua manusia abstrak itu lagi sih." gerutu Bunga.

Dihari pertama sekolah mood Vera sudah berantakan padahal ia baru membaca nama Varel sekelas dengannya,apalagi nanti ketika pembelajaran sudah dimulai,entah apa yang akan terjadi.

"Lebih baik kita ke kelas,nanti kalau ada dua makhluk rese itu kita abaikan saja." ucap Vera.

*****

"Hallo epribadeh teman-teman." tuhkan dateng-dateng udah rusuh aja itula mereka si manusia abstrak Varel dan Nichol.

Sungguh kalau seperti ini terus Vera tidak akan bisa fokus untuk belajar.

"Rel,liat deh itu." Nichol menunjuk ke arah Vera dan Bunga yang sedang duduk.

"Eh ada Vera yang cantik." ucap Varel.

Astaga Varel benar-benar menyebalkan,sabarkan hati Vera.

Vera tidak menanggapi ucapan Varel,ia hanya fokus memainkan handphonenya,sama halnya dengan Bunga.

"Yahhh Rel,lu dikacangin." ledek Nichol.

"Nih sekarang lu liat ya,ayang Bunga yang cantik."

Bunga benar-benar ingin mencakar wajah Nichol dengan kukunya yang panjang.

"Hahaha,lu juga sama." gantian Varel meledeki Nichol.

Nichol tidak menyerah ia terus meledeki Bunga,ia menghampiri Bunga dan mengambil handphonenya dari tangan Bunga.

"ASTAGA NICHOL,KEMBALIIN HANDPHONE GUA." Sungguh teriakkan Bunga sangat menggelegar.

Terjadilah aksi kejar-kejarraan antara Nichol dan Bunga.

*****

"Kangen banget suasana di kantin,apalagi sama makanannya." ucap Bunga.

"Lu mah kangen ama abangnya kali." ledek Vera.

"Udah ah gua mau pesen mie ayam dulu udah kangen banget nih."

"Sekalian pesenin jangan pake sayuran tapi." Vera sedikit berteriak.

Bunga mengangkat tangannya dan membentuk ok.Vera sibuk mencari tempat duduk untuk ia duduki bersama Bunga.

"Nih." ucap Bunga sambil menaruh makanan yang ia pesan tadi.

"Tengkyuu Bunga."

Mereka pun makan dengan lahap,untungnya saja dua manusia abstrak itu tidak ada di kantin.

"Nanti pulang duluan aja gua ada rapat osis." ucap Vera.

"Dih baru masuk udah rapat aja."

"Mau buka pendaftaran calon osis baru sama nanti kan tiga bulan lagi mau ada acara di sekolah."

"Yaudah dah yang sibuk mah beda." ledek Bunga.

"Lahhh...oh ya ngomong-ngomong basket ada perlombaan lagi ya?."

Bunga menganggukkan kepalanya. "Masih lama sekitar empat bulan lagi."

"Ohh begitu ya." "Nanti siapa yang mau lu pilih jadi kapten basket?." lanjutnya

"Masih belum ada yang cocok buat gantiin gua."

*****

Jangan lupa vote n comment terima kasih.

01-04-2020

Betting Boy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang