Dorito Boy

293 24 1
                                    

Hari itu, Mahone nampak setengah kesal ketika hendak mengunjungi apartemen Karla, betapa tidak, semalam ia hampir cekcok dengan Peter 'sahabatnya' ketika tour. Yah dia sedikit berdebat mengenai Karla meskipun pada akhirnya mereka memutuskan untuk tidak melanjutkan pertikaiannya.

"sial, tak habis pikir kenapa Peter menjadi dekat dengan Karla?, hhh tapi okelah toh mereka cuma berteman" ujarnya sambil sesekali memukul setir mobilnya.

Sesampainya di apartemen Karla, Mahone segera mengetuknya, tak lama Karla membukakan pintu untuknya, nampak raut wajah yang kurang senang ditunjukkan oleh Karla. Mahone berseringai tipis.

"kenapa sayang? Kau tak senang aku datang? Bukankah sejak kemarin kau selalu menungguku?" katanya.

"masuk !!" jawabnya singkat.
Mahone langsung mengikuti ucapan Karla sambil sesekali memandang nakal kekasihnya itu, "ehm, kau tidak latihan hari ini?" katanya.
Karla menggeleng, "hari ini tidak ada jadwal latihan" jawabnya.
"oh begitu..., berarti kita bisa menghabiskan waktu berdua di sini" jawabnya sambil mulai menyentuh tangan Karla.
"stop! Aku lapar" protesnya.

Mahone nampak sedikit terkejut dengan sikap Karla, tapi dia masih tetap menampakkan sikap tenangnya, "okay, kau makan dimana? Kita keluar sekarang" ajaknya.

"terserah, yang penting kita mengobrol di luar" jawab Karla.

Mahone sedikit mengerutkan dahinya sambil memicingkan matanya, "mengobrol? Ada sesuatu yang ingin kau bicarakan kah denganku?" tanyanya.
Karla menganggukkan kepalanya, "yah, aku harus mengobrol serius denganmu" katanya.
"aku tak mengerti, jika ingin mengobrol serius lebih baik di sini saja, jika kita membicarakannya di luar itu tidak enak, banyak papparazi" ujar Mahone.

Tatapan Karla menjadi sayu, "kenapa? Kau takut ditanya - tanya oleh mereka terkait hubungan kita? Hhh? Kau jawab saja jika memang kita ada hubungan" tekan Karla.

Mahone menggeleng, "tidak aku tidak bisa" katanya.
Karla mendongak, "kenapa? Kenapa kau tidak pernah mau mengkonfirmasikan hubungan kita? Aku bosan dengan pertanyaan orang, aku ingin hubungan yang terbuka, lagipula setiap aku show selalu ditanya mengenai kejelasan kita, sebelumnya aku sudah bilang di acara Johnny fallon jika memang kita ada hubungan" jelas Karla.

Mahone terlihat emosi, "bodoh!!, itu kesalahanmu. Memangnya tak cukup jika hubungan kita hanya milik kita sendiri? Aku tidak ingin label di muka publik" protesnya.

Kedua netra Karla mulai berkaca - kaca, "kenapa? Aku ingin kejelasan agar semuanya jelas jika aku milikmu dan kau milikku" tekan Karla.

Mahone mengubah posisi duduknya menjauh, "kenapa kau terobsesi sekali akan hal ini? Apa kau memang ingin menumpang tenar dengan menyandang status pacarku? Agar namamu dan nama girlgroup mu menjadi terkenal?" tuduhnya dengan angkuh.

Karla mulai menangis sambil menggelengkan kepalanya, "kenapa kau tega sekali berkata begitu, aku sama sekali tidak pernah berpikiran seperti apa yang kau ucapkan barusan, aku tulus mencintaimu" jelasnya.

Mahone berseringai, "hhhh.....kau tak usah bohong Karla, kau memang jelas sekali ingin sekalian menumpang tenar lewat namaku" tuduhnya lagi.

"tidak, kau sangat salah. Aku hanya ingin kejelasan status kita di muka publik agar tidak banyak rumor yang beredar seperti rumormu kemarin dengan Becky, aku ingin kejelasan bahwa pacarmu itu adalah aku bukan Becky" tekan Karla lagi.

Mahone kembali menggeleng, "aku tidak bisa Karla, jika kau terus - terusan menekanku, lebih baik kita akhiri saja semuanya!!" tegasnya.

"kau ingin kita putus? Hahhh? Oke setidaknya itu lebih baik" tantang Karla.

My Best Friend is My PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang