POV ARSYA
Mataku berbinar kala melihat pemandangan di hadapan ku,sebuah gedung luas yg menjulang tinggi berdiri megah di depan mata ku,aku tersenyum memperhatikan sekolah yg selama ini aku impikan untuk bersekolah di dalam nya,dan sekarang aku berdiri tepat di hadapan gerbang sekolah tersebut, "SMA TRIWIJAYA HIGH SCHOOL",salah satu sekolah elit di Indonesia,POV AUTHOR
Dia,gadis itu bernama Arsya Ardhea,gadis cantik berumur 15 tahun dengan tinggi badan 157,rambut hitam bergelombang,mata bulat berpupil coklat terang,bulu mata panjang nan lentik,alis agak tebal,hidung sedikit mancung dan bibir tipis merah alami,dia adalah anak dari seorang kuli bangunan yg beruntung mendapatkan beasiswa akademik di SMA TRIWIJAYA HIGH SCHOOL,SMA TRIWIJAYA HIGH SCHOOL adalah sekolah elit di Indonesia, sekolah ini di bangun pada tahun 1968,SMA ini merupakan sekolah yg di bangun oleh 2 keluarga kaya,yakni keluarga Mahendra dan keluarga Sanjaya,
Di lain sisi,
Seorang lelaki tampan sedang berusaha mendribel bola dan mencoba pivot untuk menghindari sergahan lawan dan ia pun berhasil memasukan bola ke keranjang lawan
Dia,pria itu Alvano Mahendra,anak pertama keluarga Mahendra, lelaki dgn tinggi 180 itu memiliki wajah tampan dgn raut datar,mata yg memiliki tatapan dalam namun tajam,bibir sedikit tebal,alis tebal,hidung mancung,dan dada bidang yg menyebabkan perempuan mana pun yg melihat ingin bersandar di dekapan nya,
Dan di hadapan Vano kini berdiri seorang lelaki yg menatap Vano dgn tajam,dia merupakan lawan Vano,pria itu sedari tadi terus mencoba merebut bola dari Vano dgn terburu buru,Dia pria yg menjadi lawan Vano tersebut adalah anak tunggal dari keluarga Sanjaya,namanya Kevin Al Sanjaya,pria yg sering di panggil Al itu mempunyai tinggi badan sekitar 178 dgn mata tajam bak elang,hidung mancung,bibir sedikit tebal,rahang kuat,alis tegas dan bahu yg tegap
Dua pria yg saling menatap tajam itu tampak bermusuhan,anak dari 2 keluarga terkaya yg memiliki yayasan tersebut,Vano mulai jengah dengan sikap Al yg bagi nya seperti anak kecil,sedang kan Al merasa geram dan ingin segera menghajar wajah Vano yg bagi nya sok tampan,namun semua itu tak dapat ia lakukan mengingat janjinya pada sang kakek
***
Arsya kini sedang berdiri di depan mading yg terpampang besar di hadapan matanya,ia sedari tadi berusaha mencari di mana kelas nya,merasa jengah dengan kertas yg menempel tersebut,ia mendengus gusar"Awwww,aduh tangan gue"ringisan keluar dari bibirnya setelah dirinya tanpa sadar telah meninju kertas yg tertempel di mading
"Sukurrr,lagian pake so ninju segala,lo sekelas sama gue,lo Arsya Ardhea kan?" Sebuah suara cempreng menghentikan umpatan Arsya yg hendak menyebutkan seluruh nama hewan di kebun binatang yg terlintas di kepalanya
"E..ehh?"Arsya bingung pasal ia tak mengenal cewe yg sedang berbicara dgn nya itu
"Kenalin gue Kaila Azahra Mahendra,gue yg duduk di sebelah lo pas tes lohh...,masa lo lupa si?"jawab nya yg sudah mengerti ekspresi Arsya ketika melihatnya
Arsya terdiam sejenak mengingat cewe yang duduk di sebelah nya saat tes,cewe bersuara cempreng dengan cerewet menceritakan sesuatu pada Arsya padahal Arsya tak memperdulikannya sama sekali
"Emm,gue Arsya Ardhea,jadi kelas nya di mana?"tanya Arsya
"Kita kelas 10 IPA 1A,"jawab kaila
***
Bel tanda istirahat terdengar nyaring,Arsya kini sedang berada di dalam kelas,merapikan buku dan meletakkannya di laci meja,tiba-tiba terdengar suara Kaila yg duduk di depannya
"Sya kantin kuy,gue laper nih"katanya dengan menunjukan muka yg so di imut imutkn
"Emm.....lo aja deh,gue ga bawa duit"jawab Arsya
"Lo tenang aja,di kantin ada makanan gratis buat siswa(i) yg dapet beasiswa"jawab Kaila dan menarik narik pergelangan Arsya
"Yg bener?lo ga bohong kan?masa iya gratis"tanya Arsya tak percaya
"Ih masa ga percaya sihh,ayooo perut gue keroncongan ni"rengek Kaila sambil terus menggoyangkan tangan Arsya
"Emm...yaudah deh,jawab arsya dan bangun dari duduknya
TBC
Hehe baru bisa segini:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsya's
Teen FictionSebuah keberuntungannya yg awalnya ia anggap kesialan,bertemu dengan dua cowo yg awalnya ia anggap mengerikan di sekolah impiannya di tambah lagi beban hidup yg harus dipikulnya,hidup dengan ayah yg tak perduli dengannya,ibu dan kakak tiri yg selalu...