Arsya merasa gusar,sedari tadi dia berjalan bolak balik di depan pintu toilet sambil menunggu Kaila keluar,ia bingung memikirkan masalah lokernya,ingin rasanya ia tak pergi ke ruang loker,tapi baju olahraga dan buku buku Tabal telah di bagikan oleh wali kelasnya,tidak mungkin jika ia harus terus menenteng bawaannya yg berat itu,ia terus saja mondar mandir sambil menggigit jari telunjuknya,saat sedang asik dengan kegiatan tersebut tiba tiba suara cempreng mengejutkan nya dari arah pintu toilet,
"Eh ngapa lu mondar mandir gaje gituh?"tanya Kaila merasa aneh dengan sikap Arsya
"Udah?"tanya Arsya balik
"Udah ko "jawab kaila
"Yaudah cepetan,"ucap arsya dan langsung bergegas menuju ketempat di mana deretan loker loker tersusun
Arsya berupaya akan datang lebih awal supaya tidak berpaspasan dengan sang singa
Setelah sampai di ambang pintu besar menjulang,dia merasa pasrah,di lihat nya di sana seorang lelaki tampan sedang sibuk membereskan lokernya,tepat di samping loker arsya
"Eh ngapa lu masi diri di sini,bentar lagi bel loh,beresin sana loker lo,jangan sampe entar kita telat masuk kelas,bu tuti yg masuk soalnya"kata kaila panjang kali lebar kali tinggi setelah memasuki ruangan loker dan berhasil menyusul arsya yg tadi meninggalkannya di toilet
Arsya diam sejenak mencoba meyakinkan dirinya,kaki nya mulai melangkah mendekati lokernya,di bukanya lokernya tanpa melihat ke samping tempat si cowo itu,
Al menolehkan kepalanya ke samping melihat seorang cewe yang sedang membuka loker,
"Eh lek jelek,lo murid baru yee? "Tanya al tak jelas
Arsya terdiam tak tau harus menjawab apa,ia merasa takut untuk menjawab dan melihat wajah tampan Al
"Woi jelek,kalo orang ngomong respon kek,jangan sok ngartis,gue bully juga lu"kata Al merasa sedikit sebal pada gadis di sebelahnya yg berani mengacangi nya,
"I...iya kak"jawab arsya,ia menegang bahkan tubuhnya serasa tak bisa bergerak,
"Woi lek jelek,ngapa diem lu?noh loker lo masi berantakan,beresin!jangan sampe gue bully lo karna loker lo jorok,lo tau?gue ini pencinta kebersihan"kata al
Mulut arsya menganga mendengar suara bass yg sedari tadi memasuki telinganya,dia bicara sepanjang itu?tak di sangka arsya kira al merupakan orang dingin yg jarang bicara
"Iii.....iya kak"jawab arsya,
Al hanya berdehem dan melenggang pergi dari sana
Kaila langsung datang untuk menghampiri arsya setelah sedari tadi menyaksikan dari jauh apa yg terjadi pada temannya itu,dan ia juga tak lupa memastikan bahwa sang singa benar benar telah pergi dari sana,
"Eh sya cepetan,5 menit lagi bu tuti masuk....gue ga mau ya kena masalah ama tu guru killer"rengek kaila
"Iya sabar kek" jawab arsya
***
Sepulang sekolah Arsya langsung bergegas pulang,ingin cepat cepat bertemu sang adik Gilang Wijaya,Namun sekarang ia sedang menatap nanar kejadian yg sama sekali tak ingin di lihatnya,ia berdiri di ambang pintu melamun memperhatikan sang adik yg sedang dipukuli oleh ibu tirinya Yesika Ouretd Aundest,Arsya langsung berlari dan memeluk sang adik,berusaha untuk melindungi Gilang dari serangan Yesika,
"MINGGIR KAU!"teriak Yesika
"Tidak!aku tidak mau!"jawab Arsya
"BERANI NYA KAU!!"teriak Yesika dan terus memukuli Arsya dengan penyapu
"Ceklekk"
Mata Arsya melirik ke arah pintu,di lihatnya sang ayah Athoriq Parapdipna Wijaya,berdiri di ambang pintu dengan raut terkejut,tapi raut itu tak bertahan lama,beberapa lama kemudian raut itu kembali seperti semula,datar dan sedikit santai
"Mas lihat anak mu ini,mereka tak ada yg mau mendengarkan diriku"adu Yesika pada Thoriq
"Tidak ayah!aku hanya berusaha melindungi Gilang,memangnya kesalahan apa yg di lakukan anak usia 9 tahun hingga di pukul dengan penyapu?!"jawab arsya lantang
"Seharusnya kau tidak usah melawan!kau hanya harus sopan pada Yesika!dia ibumu!"jawab Thoriq tegas,
"Tidak!dia bukan ibuku!aku tidak akan pernah menganggapnya ibuku!sampai mati pun tidak!walaupun kalian mengusirku aku tidak akan menganggap nya ibu ku!,aku tidak peduli!"jawab arsya lantang dengan suara bergetar
TBC
###
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsya's
Teen FictionSebuah keberuntungannya yg awalnya ia anggap kesialan,bertemu dengan dua cowo yg awalnya ia anggap mengerikan di sekolah impiannya di tambah lagi beban hidup yg harus dipikulnya,hidup dengan ayah yg tak perduli dengannya,ibu dan kakak tiri yg selalu...