Part 4

16 1 0
                                    


"Kim Yohan!" Lanny berteriak ketika melihat sosok Yohan yang baru saja turun dari bus. Ia berlari menghampiri lelaki itu sambil tersenyum lebar.

"Kau tidak diantar?" tanya Yohan karena ia tidak melihat mobil ibu Lanny.

Lanny menggeleng. "Eomma sedang mengantar Yunseong ke rumah sakit."

"Wae?"

"Dia terkena demam. Lelaki lemah."

Yohan tersenyum mendengar ucapan Lanny.

"Ah, aku mengikuti grup fansclub-mu," kata Lanny tiba-tiba.

Yohan mengangkat kedua alisnya. Terkejut dengan pernyataan tiba-tiba dari gadis di sebelahnya.

"Untuk apa?" tanyanya. "Kita kan sudah berteman."

"Hmm.." Lanny menggeleng. "Menjadi temanmu dan menjadi fans-mu adalah dua hal yang berbeda."

"Berbeda?"

Lanny mengangguk. "Aku hanya bisa meneriakkan namamu ketika menjadi fans-mu. Jika aku meneriakimu saat menjadi temanmu seperti sekarang, yang ada kau akan menganggapku gila."

Yohan tertawa. "Aku bahkan tidak mengerti kenapa mereka membuat grup seperti itu."

"Itu bukti cinta Yorangdans untukmu," jelas Lanny.

"Yorangdans?" Yohan mengerutkan keningnya.

"Nama fans-mu." Lanny mengangguk mantap.

"Haha. Bahkan kalian punya nama?"

Lanny mengangguk semangat. "Sekarang aku sedang dalam masa ujian."

"Untuk?"

"Menjadi ketua fansclub-mu."

Yohan menganga, kemudian tertawa. "Apa harus sampai seperti itu?"

Lanny mengangguk. "Aku tidak pernah setengah-setengah mencintai seseorang." Gadis itu mengepalkan kedua tangannya keatas. Ia sudah bertekad agar dapat menjadi ketua fansclub Yohan.

Yohan tertawa kecil. "Baik. Aku percaya padamu ketua. Tolong terus dukung Kim Yohan!" Tangannya ikut mengepal seperti Lanny. Kemudian ia mengusap puncak kepala Lanny gemas.

"Ayo kita masuk kelas," katanya tanpa beban. Yohan mengalungkan tangannya pada pundak Lanny. Membuat debaran halus pada dada Lanny.

Tanpa Yohan sadari semburat merah malu-malu muncul pada kedua pipi Lanny.

Sepertinya tidak baik bagi jantungku jika berdekatan dengan Yohan. Batin Lanny.

Lanny menyingkirkan lengan Yohan dari bahunya. "Tanganmu berat." Dan mempercepat langkahnya. Meninggalkan Yohan yang tersenyum kecil.

Sejak kapan Lanny menjadi sangat menggemaskan? Batinnya.

***

"Annyeong..." sapa Lanny pada Hyojung yang sedang berdiri di depan lokernya.

Hyojung menoleh. Matanya menatap Lanny dan Yohan bergantian. "Kalian berangkat sekolah bersama?"

Yohan menggeleng seraya membuka lokernya untuk mengambil buku untuk pelajaran pertamanya. "Kami bertemu di gerbang sekolah."

"Aah..."

"Dimana Junho?" tanya Yohan.

Hyojung mengendikkan bahunya acuh.

Lanny yang menyadari ada sesuatu yang salah menoleh menatap Yohan. Lelaki itu juga mengangkat bahunya, menandakan dia tidak tahu apa yang terjadi.

"Hyojung-ah, kau sudah selesai? Ayo masuk ke kelas," ajak Lanny. Tangannya segera menggandeng lengan Hyojung tanpa menunggu persetujuan gadis itu.

Head Over HeelsWhere stories live. Discover now