9

10 3 2
                                    

Malam kelabu kemerah-merahan
Menutup sang senja dari permukaan
Kilat bagai cahaya yang menyilaukan
Sebentar lagi hujan akan mengguyur tanah pijakan

Ais yang hanya di ruang tv sedang menonton tv
Dikejutkan oleh ayahnya yang datang dengan mabuk-mabukan

"Heiii... Kamuu" ucap yoga ( ayah Ais ) menuju sofa di dekat Ais

"Apaansih yah, udah lama nggk pulang, tau tau pulang mabuk-mabukan" Ais yang langsung mematikan tv nya dengan remot yang ia pegang

" Apa urusan mu..." Ucap enteng yoga

" Aku ini anak ayah,
Pas ibu meninggal apa ayah datang ikut melayat ? Nggk kan
Tak usah datang bahkan memberi kabar saja tidak " Ais yg duduk langsung berdiri di depan yoga

"Haa? Anak? Sejak kapan aku punya anak dengan marisa?" Yoga yang tengah berbaring berusaha berdiri tapi alhasil ia sempoyongan dan jatuh di depan Ais

" Ayah bercandakan kan, aku anak ayah dan ibu " ucap Ais setengah berkaca-kaca

"Hahaha... Kau itu bukan anak ku, Marisa yang memungut mu di jalan, saat itu aku tak terima, karena juga Marisa tak bisa memberikan ku seorang anak jadi kami mengadopsikan mu " ucap yoga pergi ke kamar nya meninggalkan Ais yg sudah menangis tak bersuara

"Kenapa?" Ais menahan sesak di dada nya
Air hangat itu mengalir deras di pipinya

" Lantas aku anak siapa ?" Ia lemas tak berdaya

Ais pergi ke kamarnya
Mengobrak abrik barang yang ada di kamarnya

" Kenapa Bu? Kenapa ibu sembunyikan itu semua dari ku? " Tangis pecah nya tak kalah juga dengan tangan kanan yang memecahkan sebuah vas bunga yang ada di meja belajarnya

Tangan nya penuh darah
Darah itu bercucuran di telapak tangannya
Rasa sakit itu tak bisa ia rasakan
Karena hati nya terlalu sakit untuk menuai luka baru
Bahkan luka itu saja masih menganga belum kering dan sekarang
Luka itu di tuai lagi

" Mengapa Tuhan? Takdir tak pernah berpihak kepadaku " Ais menyeka kasar air matanya
Rasanya sia-sia saja
Karena air mata itu terus-menerus mengalir tanpa henti

" Sebegitu banyak luka yang kau toreh, bahkan luka yang lama saja belum lama kau beri tapi cobaan mu kau beri lagi, aku bertanya apa masih sayang kah engkau kepada ku?"

Hingga sebuah Poto terpajang itu pun ikut hancur karena ulah tangan Ais yang mengubris barang-barang nya

Ada sebuah surat yang terletak di belakang Poto itu
Gambar ais dan keluarga nya itu
Ais mengambil nya berniat membaca nya
Dan berpikir sejak kapan ada sebuah surat itu di dalam bingkai poto nya

Untuk Ais tersayang

Ais putri kecil ibu,
Ais maafkan ibu yang telah meninggalkan Ais
Ibu tak tahan atas perlakuan ayah mu yang kian menyakiti perasaan ibu
Ibu tak ingin memberitahukan ais karena ibu tak ingin membeban kan Ais
Maaf karena menyembunyikan sesuatu dari ais
Hanya saja kamu berhak tau

Sebenarnya...
Ibu bukan ibu kandung kamu
Dan ayah mu itu bukan ayah kandung mu
Percaya lahh
Rasanya memberitahukan kamu itu rasanya sulit
Terlebih lagi jika ayah mu menyangkut pautkan tentang kamu

Maaf ibu tak sanggup menahan semua nya lagi
Cari lah keluarga mu
Ibu tak tau jelas keluarga mu
Tapi yang jelas saat ibu menemukan mu
Ada sebuah petunjuk
Yaitu kalung mu Ais
Itu saja petunjuk yang ibu tau
Maaf sekali lagi

Mentari Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang