First Meeting.

928 105 8
                                    

Beomgyu tidak habis-habisnya merutuki diri sendiri. Di hari pertama dia sekolah, dia terlambat. Kesialan entah berapa kali menimpanya sepanjang pagi.

Pemuda bersurai abu-abu itu sudah melewatkan sarapannya, tertinggal bus dan parahnya dia tidak membawa dompetnya. Ketinggalan lebih tepatnya. Untung saja ada seorang ahjumma baik hati yang membayarkan ongkos busnya.

Tidak berhenti disitu, sesampai di sekolah dia di hadapkan dengan guru kesiswaan yang terkenal galaknya. Yaa, dia tahu itu dari sepupunya yang juga bersekolah disana.

Kini Beomgyu berdiri di depan ruang guru, di hadapan Pak Kim yang memandangnya dengan tajam. Tamat sudah riwayat Beomgyu hari ini.

"Jadi, Choi Beomgyu kelas 1-2?" Beomgyu terkesiap, dia menunduk menahan nafasnya ketika mendengar Pak Kim menyebut namanya.

"Mau jadi apa kamu, di har-"

"Maaf pak, saya terlambat,"

Bukan, itu bukan Beomgyu. Beomgyu sendiri terkejut mendengar suara lain yang menyela perkataan Pak Kim.

Seketika Beomgyu mendongak, menatap ke sumber suara yang berdiri dengan tenang setelah memotong perkataan si guru galak.

Beomgyu tanpa sadar memandangi pemuda yang kini berdiri bersisian dengannya dengan tatapan memuja. 'Tampan sekali!' Batin Beomgyu berteriak. Ohh dia sudah lupa rupanya dengan keberadaan Pak Kim.

Pak Kim berdehem entah ingin meredam kesal kepada si tampan -menurut Beomgyu- atau sekedar melunakkan suaranya.

"Baiklah, kalian boleh kembali ke kelas kalian. Tapi lain kali, sanksi akan tetap bapak berikan pada kalian," Pak Kim menghela nafas, meninggalkan Beomgyu dengan senyum leganya. Dengan cepat Beomgyu menoleh, menatap wajah si tampan yang kini menatapnya juga. Beomgyu menahan nafas. Dia kaget.

"U-uh ohh maaf, hehe apakah kau juga murid kelas satu?" Beomgyu tergagap, melontarkan apa yang ada di otaknya.

"Iya, kelas 1-2," jawabnya, mata bulat si tampan menatap Beomgyu. Ekspresinya datar.

Beomgyu tersenyum, sekilas melirik ke name tag yang terpasang di jas seragam sekolah mereka. Kang Taehyun namanya, Beomgyu seketika menarik perkataannya menyebut hari ini adalah hari buruknya.

"A-aku juga kelas 1-2, mau ke kelas bersa-"

Sebelum Beomgyu menyelesaikan pernyataannya yang terbata itu, Taehyun berjalan santai melewatinya, membuat Beomgyu berkedip. Seketika merutuki dirinya, memalukan sekali.

Memang pada dasarnya Beomgyu tidak bisa menahan diri, Beomgyu memang seorang yang talkative tidak bisa diam, dari hal penting sampai yang tidak penting pun dibicarakannya.

________________________

Sepanjang pelajaran tadi Beomgyu tidak bisa fokus, matanya terus-menerus melirik ke arah Taehyun yang duduk di sebelahnya.

Taehyun memang bukan seatmate-nya. Tapi pemuda itu mengambil tempat duduk bersebelahan dengan mejanya. Senyumnya tak bisa dia tahan ketika melihat wajah serius Taehyun yang sedang membaca bukunya. Tampak tak terganggu dengan tatapan yang Beomgyu berikan. Beomgyu memang sudah gila rupanya.

"Beomgyu-ya? Tidak ingin istirahat ke kantin?" pemuda kelinci yang merupakan seatmate Beomgyu itu menepuk pundaknya. Menginterupsi acara memandangi wajah si tampan.

"Ahh dasar kau ini, mengganggu saja," Beomgyu merengut, menatap Choi Soobin, si pemuda kelinci dengan malas.

Mereka sudah saling mengenal sebelumnya di acara orientasi, dan yaa mereka memang perpaduan yang cocok. Beomgyu yang berisik dan Soobin yang pendiam.

"Ayolah kita makan, apa kau mau mati kelaparan disini?" protes Soobin yang sudah berdiri di sampingnya. Menghalangi pandangan Beomgyu.

"Aish iya iyaa, aku juga lapar tadi tidak sempat sarapan gara-gara kesiangan," Beomgyu tersadar, perutnya terasa sedikit perih karena dia tidak sarapan tadi.

Mereka berdua bergegas ke kantin. Dengan perut lapar yang menunggu untuk di isi.

Kini mereka duduk tenang di kursi kantin yang berdekatan dengan jendela besar yang menampakkan lapangan olahraga yang hijau disana.

"Kulihat kau tadi terus-terusan memandangi Taehyun, kau suka padanya Gyu?" dengan frontalnya Soobin bertanya.

Beomgyu hampir tersedak, telinganya memanas. Dia malu. Sungguh dia kadang tenggelam dalam lamunannya sendiri tanpa memperhatikan sekitarnya.

"Lain kali tegur aku jika begitu," ucap Beomgyu dengan cepat. Menahan malunya.

Soobin hanya terkikik geli, sambil meminum susu almondnya. Namun kemudian dia terlihat salah tingkah karena melihat sesuatu, seseorang lebih tepatnya.

"Heh bocah, ku dengar kau terlambat tadi, ibumu menghubungiku dan menyuruhku untuk mengecek anak kesayangannya," pemuda bersurai biru itu dengan santai mengalungkan tangannya ke leher Beomgyu, yang hampir tersedak -lagi-. Dan rentetan kalimatnya, membuat Beomgyu mendengus kesal.

"Yak, Yeonjun Hyung! Tidak lihat aku sedang makan huh?" protes Beomgyu dengan wajah merahnya.

"Wow wow santai adik kecil," laki-laki yang disebut sebagai Yeonjun itu terkekeh, mendudukkan dirinya di depan Beomgyu.

"Dasar menyebalkan," Beomgyu mendengus. Tatapannya beralih pada Soobin yang menunduk, meremas tangannya sendiri di bawah meja, terlihat gugup.

"Kau kenapa?" Beomgyu setengah berbisik.

Soobin mengangkat kepalanya, tersenyum sedikit kaku sambil menggeleng pelan. Menyatakan bahwa dirinya tak apa.

"Temanmu manis, tak seperti dirimu adik jelek. Hubungi ibumu, beliau khawatir. Sudah aku pergi dulu," celetuk Yeonjun, yang membuahkan dengusan Beomgyu. Rasanya ingin meneriaki Yeonjun jika tidak sadar kalau kantin sedang ramai sekarang.

"Soobin ayo kita- Ehh? Kau kenapa? Wajahmu merah sekali?!" Beomgyu berseru ketika melihat wajah teman kelincinya yang memerah.

"Ehehe, t-tidak apa. Ayo kembali ke kelas."

Soobin hanya meringis memandang Beomgyu. Dia malu karena perkataan Yeonjun tadi. Ohh siapa yang tidak kenal Yeonjun di sekolah ini. Yeonjun yang notabene sepupu seorang Choi Beomgyu itu merupakan leader tim dance yang kerap mengikuti kompetisi dan mendapat juara. Dan tentunya Yeonjun itu tampan. Tidak ada yang tidak suka.

Kecuali Beomgyu, menurutnya yang tampan hanyalah Kang Taehyun seorang. Ah, sudahlah biarkan Beomgyu yang sedang kasmaran itu.

Cinta pada pandangan pertama, itulah yang sepertinya sedang di alami Beomgyu sekarang.

Beomgyu tidak pernah seperti ini sebelumnya, anak itu terlalu cuek dengan urusan hati. Tapi entah mengapa, itu tidak berlaku pada seorang Taehyun.

Sosok yang pendiam. Terlihat dingin, menantang Beomgyu untuk semakin mendekatinya.

Beomgyu sepertinya memang sudah gila. Gila hanya karena seorang Taehyun.

Dan tanpa sepengetahuan Beomgyu, aktivitasnya di kantin sedari awal sudah diperhatikan dan di dengar oleh seseorang yang makan di meja kursi tepat di belakang Beomgyu.

Dan orang itu tengah tersenyum kecil, melihat Beomgyu yang meledek Soobin dengan tawa dan senyumnya yang manis.

Hallo guys, diriku membawa fict baru yang semoga bisa membuat diriku rajin nulis lagi dan update lagi. Aktif lagi di dunia tulis menulis. Hehehee, kali ini bawa degem degem Tomorrow by Together hehee, because yaa aku kesengsem mereka. Dan ideku kemana-mana waktu liat postingan mutual di twitter. Dan dengan ijinnya terpostinglah cerita ini.
Semoga kalian suka, semoga aku juga semangat menyelesaikan ini.
Happy reading, vomentnya juga boleh sekali sebagai asupan semangatku! :D
Adios~

Evade Feeling [TAEGYU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang