Sepulang dari rapat, karena ingin menghilangkan rasa depresi Wulan mengajak Rindi ke tempat seblak favoritnya.
Tempat itu tidak terlalu jauh dari sekolah sehingga hanya membutuhkan 10 menit perjalanan. Tempatnya sangat nyaman, malah desain tempat ini seperti dikhususkan untuk anak muda. Jadi wajar kalau tempat ini ramai dengan anak-anak SMA atau kuliahan. Untungnya mereka datang pada saat jam sekarang. Kalau jam pulang sekolah pasti rame.
Begitu masuk, Wulan langsung memilih tempat disudut dan membiarkan Rindi memesan. Untuk menghilangkan kecanggungan karena dia duduk sendiri, Wulan memilih untuk memainkan ponselnya.
Membuka media sosial istagram miliknya dan melihat insta story teman-temannya. Dan dia tiba-tiba teringat pembicaraan teman-teman sekelasnya kalau ada anak kuliahan tampan yang dia sendiri bertanya-tanya darimana mereka tahu. Saat dia bertanya pada mereka siapa dia? Dan apakah dia artis atau bukan, malah dibalas dengan tatapan malas oleh mereka. Dia benar-benar tidak tahu oke?
Katanya sih selebgram. Jadi penasaran se-famous apa sih sampai-sampai dia nyaris kena murka teman-teman gibahnya.
Wulan mengetik user yag tadi disebutkan temannya. Tapi sesaat kemudian dia mengerutkan kening, kenapa gak ada ya? Mencoba mengingat-ingat lagi dan mengetik nama yang diingatnya sekali lagi, kali ini dia cemberut, kok gak ada ya?
"Heh! Mukanya biasa aja dong. Lagi mules?" Tanya Rindi setelah memesan dan duduk diseberangnya.
"Aku dipesenin apa?" Tanya Wulan tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya.
"Air putih sama es batu."
"Wah, baik hati sekali." Wulan tidak lagi pusing dengan pesanannya, dia tidak takut Rindi salah pesan karena temannya itu tahu kalau dirinya alergi udang dan kepiting. Tapi dia bertanya, "Tadi anak-anak bahas siapa tuh? Yang cowok? Anak kuliahan?"
Rindi berfikir sebentar, "Oh, Rendra? Kenapa?"
Wulan masih fokus dengan ponselnya, "Instagramnya apa sih? Reinov kan?"
Lama tidak ada jawaban, Wulan mengerutkan kening dan mengalihkann fokusnya dari ponsel ke teman di depannya tapi hanya melihat temanya yang tercengang menatapnya.
Begitu sadar, Rindi nyaris menggebrak meja, untung saja Rindi tahu bahwa mereka sedang di tempat umum jadi dia menahan diri dan berkata, "Tumben kamu tertarik sama yang begituan? Sekarang lagi gak hujan merah kan?" Rindi memastikan bahwa apa yang dikatakan tadi tidak terjadi.
"Tolong mulut dijaga ya dear, kalo ujan merah beneran bahaya. Aku masih banyak tanggungan dosa."
"Astagfirullahalazdim."
Wulan cemberut, tersinggung dengan kata-kata temannya yang mengindikasikan kalau Wulann gak tertarik dengan makhluk berjenis kelamin laki-laki. Dia bukannya gak tertarik oke? Dia hanya telah lama teralikan ke Radit oke? Radit masih cowok kan?
"Lagi pula sekarang kemarau ngomong-ngomong." Jawab Wulan. "Jadi nama instagramnya apa?" Wulan bertanya kembali.
Rindi menatap Wulan berkedip dan menjawab, "Reinouv."
Wulan mengerutkan kening lagi. Masalah dia sudah mencari dengan nama itu tapi tidak ada. "Gak ada. Gak ketemu."
"Bukan reinov, Lan. Reinouv, r-e-i-n-o-u-v, pake u. Jangan kesel duluan dong."
"Oh.. Pantesan dari tadi dicari gak ketemu-ketemu."
Rindi menggelengkan kepala. Temannya ini unik. Iya, Rindi menyebut Wulan itu unik bukan aneh. Dia gak tertarik sama semua cowok ganteng yang pernah dilihat kecuali Radit. Kalau ada cowok lewat dan ditanya bagaimana pendapatnya pasti akan dijawab dengan penuh keyakinan 'gantengan Radit'. Capek akutuh, kata Rindi dikala Radit syndrome Wulan muncul.

YOU ARE READING
SAYA PAK?
HumorJangan menyerah pada seluruh hutan hanya karena satu pohon berubah menjadi miring!