Pagi yang menyebalkan

26 1 0
                                    

 Terkutuklah jungkook yang berani membangunkan jimin dipagi hari, entah apa yang diinginkan maknae kesayanganya itu menyuruhnya untuk bangun sepagi ini, dan lihatlah jimin menggerutu mengeluarkan sumpah serapahnya pada maknae kesayanganya.

" Ayolah hyung, cepatlah berangkat ke kampusmu pagi ini " rengek jungkook

" Kau tidak tahu ini pukul berapa kook, bahkan sopir bus belum bangun sepagi ini"

" Ku mohon hyung, eommaku akan ke apartemen pagi ini. Aku tidak ingin eommaku tahu bahwa putra kebanggaanya ternyata ngampung tinggal bersama teman kampusnya, ayolah hyung"  kini jungkook mengeluarkan jurus andalanya poppy eyes miliknya benar-benar sangat ampuh, sungguh jimin tidak habis pikir dengan jungkook. Kenapa harus menyuruh jimin pergi, ia bisa bilang bahwa jimin yang menumpang tinggal di apartemennya meskipun sesungguhnya ini apartement milik jimin. Tetapi jimin tidak akan keberatan bila jungkook mengklaim apartement jimin menjadi miliknya didepan ibunya. Bahkan jimin saja sudah kenal dengan ibu jungkook, lalu apa yang di khawatirkan.

" Terserah kau saja kook " ucap jimin seadanya lalu ia beranjak dari ranjangnya 

.

.

Bagi jimin jungkook adalah saudaranya, meski ia tahu jungkook merupakan teman kecilnya ketika ia masih tinggal di Bussan bersama orangtuanya, sampai Jimin pindah ke seoul karena keinginannya untuk mengejar mimpi menjadi idol, berbekal suara emasnya dan kemampuan ia saat menari. Jimin merupakan mahasiswa tingkat atas di Universitas Seoul Art, jimin juga bekerja paruh waktu di sebuah kafe milik sepupunya seokjin. mengingat kedua orangtuanya meninggal karena kecelakaan membuat jimin harus hidup mandiri berbekal sebuah apartement dari orangtuanya.

Pagi ini jimin berangkat ke kampus dengan wajah yang sulit diartikan, hatinya masih kesal dengan jungkook yang memaksanya berangkat pagi. 

" Hai jim " ucap seseorang  

sang empu yang merasa terpanggil namanya hanya bergumam tidak jelas, lawan bicaranya pun terheran ada apa gerangan jimin yang biasanya tebar pesona berubah menjadi seperti orang yang bosan dengan hidup

" Ada apa denganmu jim ? "

" Enyahlah dariku tae, aku tidak ingin diganggu "

" Mwo.... sungguh kau seperti orang yang kehilangan sari kehidupan " ucap taehyung dramatis

Jimin tidak menanggapi ocehan taehyung yang tidak bermanfaat sama sekali, ia melangkahkan kakinya menuju ruang seni untuk sekedar melatih gerakan dancenya. Taehyung masih bersih keras mengganggu jimin, ruang seni masih lumayan jauh dari gerbang kampus. jimin dengan santai menyelipkan earphone kesayangannya tanpa memperdulikan taehyung yang masih bertanya-tanya kenapa jimin bisa berangkat sepagi ini. 
.
.

" Tae ... " panggil jimin

" Astaga, kau memanggilku jim ? " jawab taehyung sedikit syok meski ia tahu air wajahnya sangat berlebihan hanya untuk sekedar menanggapi panggilan jimin. Mengingat jimin irit sekali berbicara pada Taehyung dan hanya berbicara banyak ketika hanya butuhnya saja.

" Bisakah aku meminjam ponselmu, ponselku akan tewas jika aku memaksanya untuk menyalakan musik terus menerus  terlebih aku tidak membawa charger" 

" Jika aku tidak mau, apa yang akan kau lakukan " tantang taehyung

" Tak apa, tapi aku tidak akan membantumu untuk bergabung di komunitas musik " ucap jimin seadanya tanpa melihat respon dari wajah taehyung jimin cukup tahu jika sang empu yang ia ancam kini menekuk wajahnya dengan guratan wajah yang kesal terhadap jimin . katakanlah Jimin jahat, tapi demi kelangsungan kebahagiaanya terhadap musik ia akan melakukan apa saja agar bisa tetap berlatih meski memakai ponsel temanya yang kadang jarang dipinjamkan untuk jimin pakai.

stand my heroes : jimin storiesWhere stories live. Discover now