Lembar 5 Pertemuan Pertama?

198 19 0
                                    

Maksud dari kata-kata Saskia sebenarnya jelas, Annisa mempertanyakan perasaannya pada Faisal, tetapi Saskia sungkan menanyakan hal itu pada sahabatnya, usianya baru delapan belas tahun dan dia akan menikah di usia semuda itu dengan pria yang bahkan baru dikenal namanya saja.

Memang seperti inilah ta'aruf yang dilakukan sebaik-baiknya dari pada pacaran yang lebih banyak mudharat dari pada manfaatnya, pacaran hanya akan mendekatkan diri kita kepada kemaksiatan yang tentu hanya akan mendatangkan dosa.

Menghalalkan pacaran dengan dalih tak akan melakukan hal-hal menyimpang, dan membenarkan perbuatan salah sama saja seperti kamu menggunakan kosmetik yang mengandung babi dan diharamkan, dengan berpura-pura tidak tahu dan berdalih bahwa itu kosmetik dan bukanlah daging babi.

Annisa yakin pilihannya takkan salah meskipun ia belum mencintai Faisal, karena itulah dia pun menerima sebentuk cincin emas yang disematkan Ibu Faisal di jarinya ketika Faisal mengkhitbahnya seminggu kemudian.

Faisal akan melaksanakan kuliah kerja nyata dalam waktu dekat, karena itu dia mendahulukan melamar gadis pujaan hatinya agar ia tak direbut lelaki lain. Sementara pernikahan mereka akan dilaksanakan pertengahan Tahun depan.

***

"Andy, teman-temanmu sudah mulai KKN, kamu mau disini sampai kapan? Sudah tidak ada kelas lagi kamu disini, setiap datang kesini kamu hanya sibuk di ruang karate, adik tingkatmu sudah banyak bermunculan, teman seangkatanmu saja sudah banyak yang bekerja, apa kamu tidak ingin segera menggarap skripsimu?" tegur dekannya.

"Saya malas, Pak." Andy menjawab malas-malasan.

"Sebenarnya kamu itu sangat cerdas, Di, ketika awal semester saja kamu bisa meraih IP sampai 3.5, tidak mudah seorang mahasiswa dapat meraih IP setinggi itu, tapi kamu malah bersikap seenaknya."

"Ayolah, Pak, toh saya disini juga masih bayar kuliah."

"Ini bukan masalah bayar kulih atau tidak, ini masalah kamu sudah mencoreng nama kampus, skripsi tidak, ambil cuti juga tidak, akreditasi kampus ini bisa turun jika kamu masih belum lulus juga, pokoknya tahun ini kalau kamu tidak segera menggarap skripsimu, kamu terpaksa di D.O."

Andy menggerutu kesal. Dia pun lalu pergi keluar dari ruangan dekan. Tapi hanya sesaat rasa kesalnya langsung menghilang saat dia melihat seorang gadis berjalan menelusuri belakang kampus melewati ruang karate menuju gedung fakultas.

Bukankah itu gadis yang bersama si kembar waktu itu? Andy tentu saja hafal meskipun tak melihat wajahnya dengan jelas, karena aura kecantikan gadis itu menyebar disekitarnya, dan Andy tentu tidak dapat melupakan gadis cantik yang pernah dilihatnya.

Andy terus mengikuti gadis itu tanpa bersembunyi-sembunyi seperti seorang pengintai, karena tampaknya dia tidak menyadari kehadiran Andy, entah sedang serius menekuri apa gadis itu. Dan persis didepan gedung karate kaki gadis itu terkilir karena menginjak batu dan dia terjatuh, bergegas Andy menghampiri.

"Mbak, tidak apa-apa," sapanya berbasa-basi. Dia sudah terkilir dan jatuh tidak mungkin tidak apa-apa.

Tapi saat Andy menghampirinya gadis itu keliatan rikuh dan panik, seraya dia berkata tidak apa-apa dan bergegas berdiri tapi tampaknya kakinya tak bisa diajak kompromi, karena dia kembali jatuh dengan suara erangan kesakitan.

"Kamu terkilir," ujar Andy lagi dan dia sudah akan mengangkat kaki gadis itu tapi Annisa malah berteriak dengan panik.

"Jangan-jangan tidak usah, aku baik-baik saja." Tapi kali ini Andy memaksa, dia mengangkat kaki Annisa, menyingkap gamisnya, melepaskan sepatu berhak serta kaos kakinya.

"Tuh kan, kamu terkilir lihat pergelanganmu sampai merah begini." Andy lalu menatap wajah Annisa dan dia melihat mata Annisa yang membesar dengan pipi yang merona merah karena malu.

Birunya Langit Cinta {Revisi} 《Tamat》♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang