Taburan Kedua

229 58 38
                                    

Jika ada kesalahan, silahkan kasih kritik dan saran, ya.

Selamat membaca!❤

Sorakan gembira yang tertahan terdengar dari semua murid XI Mipa 7 saat bel istirahat berbunyi. Pak Udin, selaku guru sejarah wajib yang tadi tengah mengajar langsung menutup KBMnya dan keluar kelas.

XI Mipa 7 merupakan kelas yang begitu strategis. Di depannya ada kantin, walau terhalang lapangan futsal, di sebelah kanan kelasnya ada mushola, dan di sebelah kirinya ada toilet yang terhalang gazebo kecil yang biasanya di gunakan untuk spot foto.

Jadi, semua murid Mipa 7 biasanya tidak jajan di kantin, melainkan membawanya ke koridor kelas dan berkumpul menikmatinya di sana sambil nongkrong.

Termasuk Dirga; sosok yang dikenal begitu ramah pada semua orang, tapi terlihat sedikit enggan jika berurusan terlalu dalam dengan perempuan. Farhan dan Adly; sosok fuck boy yang begitu diidamkan kaum hawa di SMA Garuda, jangan lupakan Hanan sosok yang begitu friendly tapi pembawaannya begitu tegas, mengingat jabatannya sebagai wakil ketua OSIS.

Mereka masuk dalam jajaran most wanted karena menyandang status cogan. Kini, Dirga, Farhan dan Adly tengah duduk santai di teras koridor kelasnya. Hanan tidak ikut bergabung karena ada rapat rutin organisasi saat jam istirahat ini.

"Wah, ada acara apaan tuh," ucap Farhan saat melihat kerumunan di kantin.

Sontak Dirga dan Adly memperhatikan. Terlihat salah satu siswi terguyur es teh oleh siswi lain. Namun, tak ada perlawan dari sang korban, dan bahkan korban itu langsung pergi begitu saja.

"Gak asik, ah. Korbannya cemen," celetuk Adly.

Berbeda dengan Dirga yang kini memicingkan mata. "Itu ... Ora 'kan?"

Adly dan Farhan melihat kembali dengan jelas, kemudian keduanya mengangguk.

Lalu terlihat Ora yang hendak melewati koridornya, seperti hendak ke toilet.

"Lempar jaket gue, Zo!" ucap Dirga pada salah satu teman sekelasnya, Thezo.

Thezo tak membantah. Dengan segera ia mengambilnya dan langsung melemparnya pada Dirga. "Ambil, Ga."

Dirga menangkapnya. Saat melihat Ora tepat di koridor kelasnya, ia bangun dari duduknya lalu menghampiri dan mencekal pergelangan Ora.

Ora berhenti, lalu berbalik menatap Dirga.
Dengan segera Dirga langsung memasangkan jaketnya pada tubuh mungil Ora, untuk menutupi bajunya yang basah. Karena bisa saja hal yang disembunyikan terlihat.

Ora hanya diam, membiarkan Dirga melakukan hal yang sebenarnya menurut Ora remeh.

"Kenapa gak marah?" tanya Dirga setelah selesai dengan aktivitasnya tadi.

"Males."

Dirga mengerutkan dahi, "ta--". Ucapannya terhenti saat melihat Ora pergi tanpa pamit, tidak menghiraukannya sama sekali.

Terdengar gelak tawa di belakang Dirga.
 
"Uh ... sad boy," ejek Farhan.

"Sumpah, ngakak gue liatnya. Baru kali ini Dirga dicuekin sama cewek," ujar Adly yang masih setia dengan gelak tawanya.

AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang