Maaf, Bahasa campur aduk....
Seorang pemuda dengan tubuh mungil baru saja berjalan keluar dari gedung fakultas Seni dan Bahasa. Seperti biasanya, pemuda tersebut menyumpal kedua indra pendengarannya dengan kedua airpod yang selalu ia bawa. Menaikkan volume suara, dan menikmati lagu favorit yang sedang diputar, ia berjalan menunduk sembari memainkan ponsel ditangannya.
Dari arah berlawanan nampak seorang pemuda lainnya yang terlihat sedang kebingungan. Menoleh ke kanan dan ke kiri mencoba mencari bentuan lain setelah beberapa kali usahanya gagal untuk meminta sebuah informasi. Bahasa menjadi kendala utama.
Seulas senyum terukir diwajah tampannya saat ia melihat pemuda mungil itu berjalan ke arahnya. Namun sedikit keraguan muncul ketika lagi-lagi ia teringat bahwa orang sebelum-sebelumnya pun gagal ia mintai tolong. Ah, tapi tidak ada salahnya untuk mencoba, bukan? Daripada harus berjalan kesana dan kemari di Universitas seluas ini, mungkin waktu satu hari tak akan cukup untuk menemukan sesuatu yang ia cari. Jadi mari coba peruntungan kali ini.
"Excuse me?"
Pemuda mungil itu tetap berjalan dan hampir melewatinya. "Excuse me? Hello..." kata pemuda tampan itu sambil melambaikan tangan didepan wajah pemuda mungil itu.
"Uh?" Pemuda bertubuh mungil itu pun mendongak dan melepaskan salah satu airpod yang menyumpal telinganya. "Kau bicara padaku?"
Si pemuda tampan mengangguk, lalu mengulurkan tangan. "My name is Mark Lee. And you?"
"Uh? Eo... eung.. My-my name is Haechan. Seo Haechan." Jawab pemuda mungil yang ternyata bernama Haechan itu sembari menjabat tangannya. Ia seketika Merasa sangat canggung dan gugup. Pasalnya ini pertama kalinya ia berbicara dengan orang asing? Entahlah.... yang Haechan lihat, pemuda bernama Mark Lee itu nampak seperti orang Asia, sama seperti dirinya. Namun logat dan cara ia berbicara jelas menunjukkan bahwa ia bukan orang lokal.
"Nice to meet you, Haechan," ucap Mark sopan. "Hm.. can you tell me where's the faculty of engineer?"
Haechan mengernyit. Mencoba memahami apa yang Mark katakan. Ia sebenarnya cukup pintar dalam berbahasa inggris. Buktinya saat di sekolah menengah pertama, ia tidak pernah mendapatkan nilai buruk dalam pelajaran bahasa inggris. Namun tetap saja, jika berbicara langsung seperti ini, seketika membuat otaknya blank. "O-oh... maksudmu fakultas teknik? Eung itu... ada disana, di dekat fakultas kedokteran." Ucap Haechan seraya mengangkat tangan memberi petunjuk. "Jadi dari sini, kau ke—" Ucapan Haechan menggantung lantaran ia melihat ekspresi wajah Mark yang nampak kebingungan. Seketika ia sadar bahwa kemungkinan besar Mark tak mengerti apa yang ia ucapkan.
"It's oke, you can tell me slowly." Ucap Mark maklum.
"Aduh, bagaimana ya?" Haechan nampak bingung, ia menarik napas sejenak, lalu kembali melanjutkan. "Oke, from here, you... eung... go there... ah i mean go straight, and then... turn left... and...." Kata Haechan terbata-bata. Mencoba menjelaskan semampunya.
Mark terdiam menatap wajah Haechan dengan seksama. Wajah yang baru ia sadari ternyata sangat manis dan nampak memiliki tekstur sangat lembut. Ia memperhatikan bagaimana bibir sewarna cherry itu terbuka dan menutup ketika sedang berbicara. Ekspresi wajahnya yang serius ketika berusaha menjelaskan arah pada Mark, membuat Mark gemas dan terpesona disaat bersamaan. Ia tak peduli jika setelah ini ia akan tersesat atau bahkan berakhir kembali pulang karena tak menyimak apapun yang Haechan katakan. Yang ia tahu, suara Haechan bagaikan lelehan madu yang mengaliri telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Talk [Markhyuck]
Fanfiction"Baby we two distant strangers, I know you don't speak my language, But I love the way you're talking to me... " . . . . . . . . . . . Wayv- Love talk 🎶 . . . . . . . BxB! Yaoi area!