Bagian 1: F

808 76 8
                                    

"Aku pasti akan merindukanmu." Seokjin kembali memeluk kekasih tercintanya. Sepertinya namja itu masih tidak ingin berpisah dengan kekasihnya meski sudah seminggu penuh sang kekasih menghabiskan waktu bersamanya.

"Ck, kau manja sekali. Tenanglah, aku hanya pergi sebentar. Setelah itu, aku akan kembali ke Korea." Ucap lelaki itu, Hoseok sambil mengacak rambut Seokjin.

" Tapi sebulan itu lama tau!"

Hoseok menatap gemas kekasihnya. Bagaimana bisa, lelaki berumur 27 di hadapannya kini bisa semanis dan semanja ini. Lihatnya betapa menggemaskan kekasih yang amat dicintainya itu mengerucutkan bibirnya lucu.

Hoseok terkekeh dan kembali memeluk Seokjin. Mengabaikan tatapan menggemaskan dari orang di sekitar bandara.

Ya, Hoseok akan pergi ke Amerika atas permintaan orang tuanya. Di Korea, Hoseok memang tinggal sendiri mengurus perusahaan orang tuanya sedangkan orang tuanya sendiri pindah ke Amerika untuk mengurus perusahaan disana dan mengurus adiknya.

Ngomong- ngomong soal adik, Hoseok jadi merindukan adik yang belum lagi dilihatnya sejak 7 tahun yang lalu. Umur adiknya sudah 25 tahun sekarang, memang berbeda 3 tahun dari dirinya. Dan sekarang, ia akan bertemu dengan adik satu-satunya itu.

"Kau jaga diri baik-baik ya. Jangan bermain dengan laki-laki lain ya, keke"

"Ih, harusnya aku yang bilang begitu! Di Amerika kan banyak yang cantik, seksi lagi." Lagi, seokjin mempoutkan bibirnya lucu.

" Tidak akan. Aku hanya milikmu seorang."

"Hehe. Kau milikku, dan aku juga milikmu. Aku mencintaimu" Ucap Seokjin sebelum mereka saling mendekat dan kedua belahan bibir itu bertemu.

Dasar anak muda, bermesraan di sembarang tempat.

Akhirnya mereka melepaskan tautan itu setelah mendengar pengumuman bahwa pesawat yang akan dinaiki Hoseok akan terbang 30 menit lagi.

"Aku pergi dulu, Seokjin. I'm gonna miss you, babe."

"Me too"

Hoseok mulai berjalan masuk ke dalam lounge dimana memang di khususkan untuk penumpang first class. Sebelum menghilang dibalik pintu, ia masih menyempatkan untuk melambaikan tangan kearah Seokjin dan dibalas senyuman lembut milik Seokjin.
.
.
.
Seokjin baru sampai di apartemen miliknya dan Hoseok. Dirinya langsung pergi ke kamar dan menghempaskan dirinya diatas tempat tidur.

Seokjin mengambil smartphone nya dan melihat waktu telah menunjukkan pukul 11 malam.

Pesawat Hoseok pasti sudah terbang.

Ya, Hoseok memang sengaja mengambil pesawat malam agar dirinya bisa tidur diatas pesawat mengingat Hoseok takut ketinggian meskipun ia sudah sering menggunakan pesawat tetapi rasa takut masih tetap ada.

Capek. Mau tidur saja. Batin Seokjin. Sepulang dari bandara menuju apartemen mendadak hari itu macet sekali padahal sudah hampir tengah malam, mungkin karena weekend jadi banyak orang yang berada diluar rumah, jadilah ia baru sampai ke apartemen setelah satu jam perjalanan.

Sekali lagi, Seokjin melihat smartphone miliknya. Ia melihat wallpaper smartphone nya, foto dirinya dan Hoseok saat kencan pertama mereka.

"Ah, aku pasti merindukan lelaki ini" gumannya sambil tersenyum melihat potret dirinya dan Hoseok.

Ya, Seokjin sangat mencintai Hoseok.

Hoseok yang menyelamatkan dari penderitaan.
Hoseok yang mengembalikan tawanya.
Hosoek yang mau menerimanya apa adanya.

.
.
.
Mencintai Hoseok adalah cara Seokjin berterimakasih atas kebaikan yang telah diberikan Hoseok padanya.
Selalu berada di sisi Hoseok, mengurusnya setidaknya akan sedikit membalas kebaikan hati Hoseok.

Ya, dia mencintai Hoseok.
Menurutnya.

.
.
.
TBC

Hai haii...
Aku kembali dengan membawa cerita baru wkwk, semoga kalian suka.

Jangan lupa vote dan comment yaa, karena itu sangat berharga bagi aku.

Purple u 💜

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Forbidden | NamjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang