Chapter 20

584 39 2
                                    

Jangan lupa vote dan komen yaa..

Bacanya pelan-pelan..

~•~

Tiba-tiba muncul satu cowok sambil bersedekap tangan seraya tersenyum sinis ke arahnya. "Gue."

Mata Putri pun melotot kaget dan kakinya otomatis mundur satu langkah. "Lo?" balasnya bergetar.

Cowok itu terkikik melihat Putri tampak ketakutan. "Iya gue, cewek tengil!"

Putri tersadar, bagaimana mungkin dia takut hanya dengan cowok songong ini. "Terus mau lo apa, cowok brengsek?!" sahut Putri membalas.

Senyuman cowok itu memudar. Dia menatap Putri seperti hendak menerkam. "Lo udah bikin gue malu, satu sekolah semua benci gue gara-gara lo, gue mau lo juga harus ngerasain gimana rasanya jadi gue," cicit cowok itu lalu menyunggingkan bibirnya.

Putri berdecih. "Cih! Mikir dong, bukannya itu salah lo sendiri udah khianatin sahabat gue? Tio si cowok brengsek," tuturnya penuh tekanan.

Dia tahu pasti cowok ini akan melawannya. Konyol memang untuk cowok melawan cewek, tapi bagi lelaki seperti Tio, hal seperti itu sudah bisa ditebak. Gadis itu membuka resleting tas selempangnya, lalu memasukan sosis favoritnya ke dalam supaya aman.

Tio menggerang. Membuat salah satu pengunjung Pasar Malam pun menghampirinya. "Eh tong, udah atuh, masa mau ngelawan bocah cewek, gak malu lu?" kata bapak-bapak paruh baya dengan logat betawi sambil menegang bahunya.

Cowok itu malah menyingkirkan tangan bapak-bapak itu dengan kasar sambil menggerang. "Bukan urusan bapak!"

Bapak-bapak itu pun kaget. "Het dah, bocah jaman sekarang emang pada bader bader semua, najis!" gerutunya lalu berbalik dan menjauhi Tio.

"Tau tuh, huuh! Durhaka lo sama orang tua!" sahut Ibu-ibu sambil menunjuk-nujuk, sedangkan yang lainnya malah mengambil video cowok itu yang tiba-tiba dihujat pengunjung Pasar Malam.

"Apaan sih! Dia bukan bapak gue!" pekik Tio kesal.

"Hih, parah bapaknya gak diakuin!" imbuh salah satu Ibu-ibu yang lainnya.

Dalam hati, Putri ingin sekali tertawa keras melihatnya. Namun dia harus menahan diri supaya cowok sialan ini tidak semena-mena denganya. Setelah melihat keadaan bercelah seperti ini, dia pun terpikirkan sesuatu.

Apa kabur aja ya?

Setelah menjawab pertanyaannya sendiri, akhirnya dia pun perlahan mundur lalu berlari diam-diam secepat mungkin. Tio menoleh dan melihat Putri yang berlari menjauh, sontak dia melotot. "Woy!" teriaknya.

Cowok itu tidak memperdulikan kerumunan dan berlari mengejar Putri yang terlihat berlari ke arah tempat yang agak sepi.

Bodoh, gumam cowok itu.

Putri kebingungan mau lari kemana, dia juga tidak membawa kendaraan, sehingga tidak bisa pergi jauh begitu saja. Berakhir di tempat pojokan pasar malam, hanya ada minimarket di sini.

Ketika tergesa-gesa hendak memasuki minimarket, tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang. Mata gadis itu membulat kaget, "Toloong!! Woy sepasin!"

Tio terkikik. "Akhirnya ketangkep juga, gampang ya nangkep lo? Abis ini gue mau bales dendam! Hahaha!" tuturnya lalu tertawa jahat, tepat didepan kuping Putri.

Balas dendam? Putri mendelik ketakutan. Masa iya riwayatnya tamat sampai sini saja?

Gadis itu memberontak sekeras-kerasnya. "Hih! Gak usah ngomong, mulut lo bau!! Lepasin, tolong!!" teriaknya sambil menyikut perut Tio dengan keras.

MATSA [ Tamat ] 𝗿𝗲𝗸𝗼𝗺𝗲𝗻𝗱𝗮𝘀𝗶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang