Vampire (Seungyoun X Seungwoo)

589 53 18
                                    

Sore itu, Seungyoun tengah menikmati me time-nya dengan duduk di sofa panjang ruang tengah dan menyetel semacam gag concert. Dorm sedang kosong berhubung member-member lain tengah menghabiskan hari libur di luar dorm. Entah mereka ke rumah menemui orangtua, atau mereka hanya jalan-jalan di dalam kota.

Ponsel Seungyoun bergetar menandakan adanya pesan yang masuk. Setelah meraihnya dia membuka group X1 dan membuka foto Hangyul bersama semangkuk kimchi jiggae di hadapannya. Di bawahnya dia berkata, "Makan enak di rumah? Kapan lagi?"

Seungyoun hanya tertawa kecil dan menjawab. "Sendirian menguasai dorm? Kapan lagi?"

Hyeongjun : AAAA HYUNGG JANGAN LIAT-LIAT ISI KAMARKUU

Dongpyo : Barang-barangnya Pyopyo juga jangan dipegang :(

Dohyon : Hyung jangan makan ice cream di kulkas! Nanti diselepet sama Hangyul!

Hangyul : Lah kok bawa-bawa nama gua si bocah?

Seungwoo : SSSTT udah udah, ini hyung udah mau pulang, nggak ada main kuasa-kuasaan lagi

Dongpyo : Hyung terbaik lah!

Seungyoun mengangkat alisnya tinggi begitu membaca chat dari Seungwoo. Oh? Sudah mau pulang? Seungyoun langsung tersenyum cerah dan menggerakkan jarinya untuk mengetik sesuatu.

Kutunggu di dorm babe :*

Seungyoun sedang menggonta-ganti channel ketika dia mendengar bunyi password yang ditekan di pintu dorm. Tak perlu menghampiri, dia sudah tau jelas bahwa itu adalah pacarnya. Jadi dia duduk diam sambil menunggu sampai Seungwoo menghampirinya. Setelah beberapa menit yang dipenuhi bunyi krasak-krusuk dari Seungwoo yang berbenah, akhirnya dia mendapati Seungwoo yang tersenyum manis ke arah dirinya dari lorong ke arah pintu depan.

Seungyoun melambaikan tangannya, meminta Seungwoo untuk menghampirinya yang masih belum bergerak dari sofa panjang. Segera saja Seungwoo berjalan dan tanpa malu-malu mendudukkan dirinya di pangkuan Seungyoun.

Seungwoo melingkarkan lengannya di leher Seungyoun. Mendekap lebih erat lagi saat tangan Seungyoun yang berada di pinggangnya menggerakkannya makin dekat. Seungwoo mencium pipi Seungyoun lalu tersenyum manis ke arah yang dicium. "Selamat sore~."

Seungyoun terkekeh pelan. "Sore sayang," balasnya sambil menempelkan keningnya pada kening Seungwoo. "Badanmu mulai dingin.. mau minum sekarang?"

Seungwoo menggeleng lucu. "Nggak, nanti kamu jadi lemas," jawab Seungwoo dengan bibir dikerucutkan. Aww, ternyata Seungwoo khawatir padanya.

"Nggak kok sayang, aku masih seger banget ini. Nanti malah keburu aku nya yang udah nggak terlalu fit," ucap Seungyoun untuk membujuk pacarnya ini. Tangan Seungyoun yang hinggap di pinggang Seungwoo sibuk mengusap-usap pinggang Seungwoo untuk meyakinkannya. "Mau ya? Aku khawatir sama kamu," pinta Seungyoun sekali lagi.

Seungwoo menatap puppy eyes milik Seungyoun yang terarah kepadanya. Dia lemah dengan bujukan Seungyoun. Akhirnya, dengan malu-malu dia mengangguk pelan.

Seungyoun tersenyum puas dan menarik kerah kaos yang dipakainya. "Udah siap nih, heheh."

"Ihh apaan sih!" Seungwoo memukul pelan bahu Seungyoun sambil tertawa kecil. Secara perlahan dia mendekatkan wajahnya dengan perpotongan bahu dan leher Seungyoun. Taringnya yang biasa tersembunyi kembali muncul dan siap untuk menembus kulit Seungyoun.

Seungyoun memejamkan matanya sebelum merasakan kedua taring itu menembus kulitnya. Sakit. Tapi sakit itu tidak sebanding dengan kenikmatan setelahnya. Sebagai feeder, dia bisa merasakan apa yang dirasakan oleh Seungwoo melalui koneksi mereka. Sebuah kenikmatan menjalar di tubuhnya seolah dia baru saja diminumkan aphrodisiac. Dia juga merasakan suatu perasaan nyaman yang kini tengah dirasakan oleh Seungwoo.

"Hmm.. pelan-pelan sayang," bisik Seungyoun pada Seungwoo yang dengan lahap menelan darah milik Seungyoun. Seungwoo mendesah kecil dan menggerakkan pinggulnya perlahan, membuat bagian bawahnya dan milik Seungyoun yang masih dilapisi celana bergesekan satu sama lain.

Seungyoun menggeram tertahan. Kedua tangannya meremas pinggul Seungwoo dan ikut membantunya bergerak. Hingga kegiatan mereka beralih menjadi dry-humping.

Seungwoo sudah berhenti meminum darah Seungyoun, dan kini tengah menjilat luka di leher tersebut agar segera menutup. Setelah benar-benar tertutup, Seungwoo menyembunyikan wajahnya di bahu Seungyoun sambil masih menggerakkan pinggulnya dengan bantuan Seungyoun.

"S-seungyounnie- ah."

Seungyoun tersenyum mendengar desahan pacarnya dan dengan satu tangan mengarahkan wajah Seungwoo agar tidak tersembunyi di bahunya. Dengan lembut dia mengarahkan agar bibir mereka bertemu dan langsung bertautan dalam ciuman yang sensual.

Nafas Seungwoo sudah tak beraturan dengan rambut yang diacak-acak oleh tangan Seungyoun. Setelah Seungyoun melepaskan tautan bibir mereka, dia hanya bisa merengek, "Seungyoun- hhh- m-mau--"

Seungyoun yang paham langsung mengangkat badan Seungwoo dalam gendongannya. "Lanjut di kamar ya sayang?"

Setelah mendapat anggukan dari Seungwoo, Seungyoun langsung membawa mereka berdua ke kamar Seungwoo karena paling dekat. Well, sepertinya sore ini akan menjadi sore yang panjang bagi mereka berdua.
.
.
.
HHHHHHHHHHHHHHH
APAKAH SAYA PROCRASTINATING? YA!
APAKAH SAYA SEDANG BUNTU? YA!
MAAFKAN SAMPAH INI :")

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Imagine if...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang