Enam Belas: Sehidup-semati

2.6K 197 52
                                    

Jisoo dan Taeyong kini dibuat bingung. Seseorang mencegat mereka di tangga dan menggagalkan niat mereka ke loteng untuk melakukan 'itu'. Si pencegat itu adalah Mrs. Sunny. Wanita itu menyuruh Taeyong ke ruangannya untuk mengurus pembayaran honor Taeyong saat menjadi model beberapa waktu lalu.

Jisoo tertawa terpingkal-pingkal karena ajakan Taeyong digagalkan telak, sedangkan Taeyong merah padam menahan kesal, kecewa 'santap pagi' nya dipending. Namun hal itu rupanya hanya berlangsung sebentar. Kini Jisoo sampai dibuat menganga atas apa yang Taeyong peroleh dari hasil kerjanya begitu Mrs. Sunny menunjukkan upahnya.

"Lo serius minta motor sport?" tanya Jisoo.

"Kemarin gue minta mobil, tapi gak dikasih."

"Ya iyalah. Lo itu baru aja nyoba jadi model, Yong, belum jadi profesional, kok malah ngelunjak?" ucap Jisoo.

Taeyong mencebik. "Ya terus kenapa? Wajar aja kan gue dapet bayaran lebih gara-gara produk yang gue pake laku keras? Lo sirik ya gara-gara ketampanan gue bikin ngalahin honor lo?"

"Hah? Gue? Sirik?" Jisoo berdeham. "Bukan gitu, Yong. Lagian yang harusnya sirik itu bukan gue, tapi senior-senior lo, dan lo harus hati-hati."

"Halah. Udah ngaku aja. Lagipula gue rasa itu bukan urusan gue, karena level gue tentunya beda sama mereka, termasuk lo juga, Jis. Ketampanan gue unreal. Semua orang tau itu."

"Dih kepedean," umpat Jisoo. Vampir selain keras kepala, rupanya urusan narsis juga mereka juara. Jisoo sampai menggelengkan kepalanya tak habis pikir.

"Mrs, serius dia minta motor dikasih?" sangsi Jisoo pada Sunny.

Sunny hanya terkikik kecil. Lalu mengendikkan bahunya. "Mukanya Taeyong kayaknya bawa hoki," jawabnya singkat.

Jisoo mendengus, membuat Taeyong tertawa. Nampak sekali gadis itu tak terima. Ya, sedikitnya Taeyong juga bisa menduga, bahkanpun seseorang itu adalah Jisoo, kalau terlibat dengan urusan keuangan, ia sama seperti manusia normal lainnya.

Bagaimanapun Taeyong tau uang adalah hal yang sangat pokok untuk keberlangsungan hidup manusia akhir-akhir ini. Lebih pokok daripada kebutuhan pokok itu sendiri. No money, no life. Kurang lebih seperti itu. Uang hampir menyamai kekuatan supranatural bagi vampir. Siapa yang memiliki kekuatan maha dasyat, merekalah yang berkuasa. Begitupun siapa yang punya kuasa lebih atas uang, merekalah yang akan menjadi penguasa di sistem yang mereka sebut sebagai sistem kapitalis di clan manusia. Untuk itu Taeyong bisa memaklumi.

Dan mengenai pembagian honor di dunia model sendiri menurut Taeyong cukup fair, kok, tinggal bagaimana kemampuan para model itu sendiri. Kompeten atau tidak kompeten. Komersil atau tidak komersil. Dan kalaupun sampai akhirnya hoki dilibatkan, maka mereka tinggal harus pintar bernegosiasi sebelum menandatangi kontrak sebelum honor disepakati bersama. Dan kalau berbicara negosiasi, tentu saja... mereka harus pintar mempengaruhi pikiran HR saat membuat kontrak, kan? Dan kalau menyoal siapa yang paling pintar mempengaruhi... Taeyong tentulah salah satu ahlinya. Mehehe.

"Udah lo gak usah protes, Jis. Lo terima aja kalau kemampuan lo cuma segitu," balas Taeyong.

"Ishh! Tetep aja ini gak adil tauuu," ucap Jisoo. "Lagian kenapa harus diturutin sih, Mrs? Bukannya terlalu berlebihan ya?" protes Jisoo lagi. "Apa gak bakal bikin kesenjangan sosial?" tanyanya.

Sunny mengendikkan bahunya. "Kalau urusan itu mungkin bisa kamu tanyakan sama ownernya langsung," jawab Sunny. "Sisanya itu bakal jadi urusan Taeyong sendiri."

Taeyong tertawa. "Kan, udah gue bilang. Wajar gue dibayar tinggi sesuai sama income mereka yang tinggi juga gara-gara gue."

"Gue gak nanya lo," kesal Jisoo.

Amorphous | [Taesoo (Taeyong - Jisoo)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang