Bab 16: Catatan

1.7K 193 28
                                    

Sakura memandangi kepergian Sasuke dan Hinata dari balik pintu dan berusaha keras menahan tatapan murung agar tidak muncul di wajahnya. Untungnya, Itachi yang diselimuti kemarahan tidak memerhatikan detail kecil seperti biasanya dan hanya dengan tegas mengambil pakaian dan benda-benda berharga lain dari dalam lemari dan menumpuknya ke koper.

Sambil menutup resleting tas, Itachi berkata, "Sakura, bisa segera pesankan tiket pesawat? Aku tidak ingin berada di rumah ini lebih lama lagi."

Sakura mengangguk pelan, kemudian mengambil ponselnya di atas meja dan melangkah menjauh sementara Itachi mengepak pakaian.

Dengan wajah murung, Sakura mulai membuka situs pemesanan tiket dan meminta tiket untuk dua orang. Menurut AI, pesawat yang tersedia akan berangkat sekitar empat atau lima jam lagi, jadi itu pada dasarnya masih lama.

Ternyata, mereka bersiap-siap dalam waktu yang relatif singkat. Pakaian dan beberapa dokumen penting sudah ada di dalam tas dan tidak ada hal penting apa pun yang tersisa.

"Apa kita ke bandara sekarang?" tanya Itachi.

Sakura yang tengah duduk dengan gugup di tepi tempat tidur, melirik, kemudian berkata, "Itu masih tiga jam lagi. Terlalu cepat jika berangkat sekarang."

"Tapi ...." Itachi berniat memotong kalimat Sakura. Akan tetapi, apa yang dikatakan Sakura memang adalah kebenaran dan Itachi sendiri tidak punya alibi untuk mengelak. Pesawat berangkat tiga jam lagi dan semua sudah dipersiapkan. Itachi pada dasarnya sama sekali tidak tahan jika harus tinggal di tempat ini lagi. Apalagi Sasuke ... dengan sikapnya yang seperti itu, menurutmu siapa yang akan tahan?

Akan tetapi, Itachi juga tidak bisa pergi terlalu cepat. Secara formal, mereka dipindahtugaskan ke Osaka besok pagi, jadi bahkan kalaupun mereka pergi ke sana dengan cepat, perintah tugas jelas berisi frasa 'besok pagi'. Sebagai bawahan, Itachi tidak bisa berkata apa-apa.

Memikirkan ketidakberdayaannya yang memuakkan, Itachi mengepalkan tangan.

Dia adalah kakak, tapi kenapa dia harus menurut kepada adiknya?!

Dunia apa ini? Apa otak Tuhan tenggelam dalam air?

Yah, sayangnya, otak Tuhan jelaslah masih baik-baik saja. Yang miring di sini adalah keluarga Uchiha dan orang-orang di sekelilingnya. Mereka pilih kasih dan memuakkan. Seandainya Itachi tidak mewarisi rambut dan mata berwarna gagak yang sama dengan ayahnya dan fitur wajah yang mirip dengan ibunya, Itachi sendiri akan ragu bahwa dia adalah anak kandung seperti yang dia yakini selama ini.

Untuk alasan lain, dia sendiri bahkan bersyukur tidak jadi menikah dengan Hinata. Gadis itu ... sekarang tampaknya dekat dengan Sasuke. Keluarga Uchiha aneh dan tidak waras, Sasuke miring dan tidak normal, jika Hinata tahan untuk tetap berada dekat dengan orang-orang seperti itu, Hinata pasti juga sudah gila.

Tanpa sadar, Itachi melirik Sakura. Gadis itu tengah duduk di sofa, wajahnya muram dan rona di wajahnya yang alami menghilang, kelopak matanya turun, tanpa sadar menyembunyikan mata hijaunya yang bercahaya seperti daun sakura yang baru tumbuh.

Seperti namanya, Sakura adalah sakura. Rambutnya merah muda seperti sakura yng baru mekar. Matanya sendiri berwarna hijau, seperti daun sakura. Dia kuat dan tidak membosankan, persis seperti sakura. Sakura, sakura, sakura.

Secara alami, dia polos dan baik hati. Walaupun latar belakang keluarganya hanyalah petani yang mengurus sedikit tanah, dia juga tidak buruk. Itachi pikir, sejak awal, dia memang cocok dengan gadis yang seperti ini.

Tidak seperti Hinata, dia membosankan dan suram. Apa-apaan itu dengan rambut indigo panjang seperti penyihir dan mata putih seperti orang buta? Hah, belum lagi, sifat aslinya yang membosankan dan arogan. Jangankan membuat lelucon, tertawa saja sudah jarang. Hah! Gadis menyedihkan.

Say Something And I'll Give You Up {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang