Hebat! Itu kejutan yang mengagumkan. Mikoto terguncang sampai dia tidak mampu bahkan hanya untuk menjaga napasnya agar tetap teratur.
Kakashi yang menyadari kondisi buruk nyonya-nya memutuskan untuk mengembalikan buku itu ke atas meja dan kembali berdiri dengan kokoh di belakang sofa, kembali ke balik bayangan. Dia pikir, apa pun masalah berikutnya yang akan muncul, itu bukan pada tempatnya untuk ikut campur dalam kapasitasnya sebagai pelayan.
"Sasuke?" panggil Mikoto, suaranya dalam dan agak bergetar, setengah karena marah dan setengahnya lagi karena syok.
Sasuke mendongak menatap ibunya yang marah, tapi tatapan matanya kosong, seolah kehidupan telah lama meninggalkan dirinya. Mikoto tidak bisa mengindahkan tatapan mata memelas seperti itu dan akhirnya memutuskan untuk menarik napas dan menjilat bibirnya yang kering.
"Kakashi, siapkan pesawat. Aku ingin bertemu Sakura sekarang!"
Kakashi kembali ke tempat terang, dengan kaku mengangguk. "Baik, Nyonya."
Beberapa menit kemudian, Kakashi kembali ke ruang tamu yang masih senyap dan canggung dan berbisik kepada Mikoto bahwa tiket pesawat hanya tersisa untuk besok pagi untuk penerbangan ke Osaka paling cepat, jadi Kakashi memutuskan untuk membawa pilot keluarga Uchiha dan pergi ke Osaka menggunakan helikopter. Yah, rumah mereka di Osaka punya halaman yang luas. Kakashi pikir itu bukan tempat yang buruk untuk digunakan sebagai hanggar.
Mata hitam Mikoto berkilat. "Sasuke, ikuti Kakashi. Aku akan berbicara dengan Nata-chan."
Kalimat itu mengandung perintah yang tidak bisa ditolak, jadi Sasuke dengan patuh mengangguk dan bangkit, mengikuti Kakashi yang sudah lebih dulu keluar.
Sedari tadi, Hinata hanya diam saja. Dia tidak bicara atau menangis, hanya diam dengan mata kosong dan bibir pucat. Pipinya yang bulat dan putih berwarna kemerahan dan dinodai jejak air mata. Sisa kohl tipis yang dia gunakan di bawah bulu matanya hanya menimbulkan kekentaraan air mata.
"Sayang, Ibu ...." Tapi, Mikoto tidak bisa mengucapkan apa pun. Dia kaget bahwa Sasuke masih mencintai Hinata dan bahkan menggunakan orang lain untuk tujuannya, dan dengan seorang anak polos yang dipenuhi cinta seperti Sakura? Mikoto merasa bersalah.
Hinata mendongak, sorot matanya masih kosong, tapi dia bisa menyunggingkan senyuman tipis.
"Ibu ...."
Dengan ucapan lembut itu, air mata Mikoto tumpah dan dia dengan keras menarik Hinata ke dalam pelukannya.
Sambil menangis, Mikoto berteriak dengan tidak wajar, "Maafkan aku, kalian para menantuku yang manis! Maafkan aku, Hinata, aku sudah tahu Sasuke menyukaimu saat sekolah menengah." tubuh Hinata di bawah pelukannya menegang, jadi Mikoto melepas pelukannya dan mendekap tangan lembut gadis itu.
"Maafkan Ibu, tapi Ibu sudah dekat dengan Sasuke sejak kecil," ucap Mikoto. Matanya yang berkaca-kaca menatap Hinata. "Dulu, Sasuke adalah orang yang lebih penuh semangat dan hangat. Dia dikelilingi banyak teman dan berusaha membuat teman-temannya tetap berada di sampingnya.
"Setelah dia mulai memasuki masa remaja, kepribadiannya yang hangat mendadak menghilang dan dia menjadi orang yang dingin, angkuh, dan berpikir bahwa dia bisa membeli segala sesuatu dengan uang. Ibu pikir, itu efek setelah dia mengatahui bahwa seluruh beban perusahaan akan dibawa di pundaknya. Bagaimana pun juga, Sasuke tidak tertarik dengan bisnis, apalagi menjadi pewaris perusahaan, tapi kakek dan ayahnya percaya bahwa dia memiliki sifat yang sesungguhnya untuk menjadi seorang pemimpin.
"Yeah, walaupun berubah dingin, masih banyak gadis yang datang untuknya. Sasuke dengan senang hati memacari mereka semua, lalu mencampakkan hati mereka begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say Something And I'll Give You Up {END}
Fanfic|FANFICTION STORY| Judul : Say Something And I'll Give You Up Genre : Romance, Drama, Slice of Life, Comfort, Minor Angst Length : 28 chapters + Epilog Aired : June, 2019 Status : Completed •Spoiler• "Katakan sesuatu .... Katakan sesuatu dan aku ak...