Lila sedang duduk di meja kerjanya dan fokus menatap layar laptopnya. Ia sedang mengecek email-email yang masuk. Semenjak ia kembali ke Jakarta Ia sudah beristirahat total selama tiga hari. Tiga hari tanpa melakukan apapun terasa begitu panjang dan sangat membosankan. Belum lagi ia yang kehilangan ponsel semakin menambah kebosanannya. Lila tidak terbiasa akan hal itu. Ia tidak terbiasa melewati hari tanpa melakukan apapun selain makan dan tidur. Ia merindukkan segala aktivitas dan kesibukkan kantornya.
Maka di hari ke empat, Lila memutuskan untuk masuk kerja. Ia hanya akan berada di dalam kantor dan tidak akan pergi keluar untuk menemui klien-kliennya seperti biasa. Tidak mungkin menemui klien dengan kaki yang dibalut perban. Untuk sementara tanggung jawab tersebut ia serahkan kepada asistennya Maya.
Sudah hampir jam pulang kantor, namun Lila masih setia berkutat di depan laptopnya. Selama kurang lebih seminggu tidak masuk kantor membuat pekerjaan Lila menumpuk. Bukan berarti selama ia pergi tidak ada yang mengambil alih pekerjaannya. Lila perlu memeriksa kembali semua pekerjaan tersebut agar tidak ada yang terlewat. Dan lagi ia juga harus memeriksa dan membalas email-email yang berhubungan dengan pekerjaannya.
Fokusnya terpecah ketika tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk. Tampak sosok Maya berdiri di depan pintunya sambil membawa beberapa berkas. Pintu ruangan Lila memang sengaja selalu dibiarkan terbuka. Pintu ruangannya hanya akan ditutup dan dikunci jika Lila sedang tidak berada di dalam ruangan. “Sore Bu, saya membawakan proposal yang sudah disiapkan untuk meeting dengan klien besok. Mohon untuk dapat diperiksa jika masih ada yang perlu direvisi.”
Lila mengangguk pelan sambil melirik ke arah proposal untuk event ulang tahun salah satu perusahaan besar. Lila akhirnya memandang Maya dan bertanya “Kenapa tidak diemail saja?”
“Karena meeting dengan klien dijadwalkan besok pagi, saya takut ibu tidak sempat membaca dan membalas semua email yang masuk sehingga proposal yang sudah saya buat tidak sempat direvisi,” Maya menjelaskan.
Lila kembali mengangguk dan memperhatikan proposal tersebut, tersenyum saat mengetahui kertas yang digunakan untuk mencetak proposal tersebut adalah kertas bekas. Maya tahu jika atasannya itu sangat tidak suka menghambur-hamburkan kertas dan selalu menggunakan kertas-kertas bekas untuk keperluan internal perusahaan. Go green istilah yang selalu di pakai oleh atasannya.
Maya merupakan salah satu karyawan senior di perusahaan Lila. Ia cukup dapat diandalkan dalam pekerjaanya. Meskipun usia Maya yang tergolong masih muda, namun ia sudah lebih dulu memulai kariernya di perusahaan Lila. Maya merupakan karyawan pertama Lila. Tidak jarang ia menyumbangkan ide-idenya yang terbilang cukup unik dan menarik. Selama kepergian Lila, Mayalah yang diserahkan tanggung jawab untuk mengawasi dan mengontrol jalannya perusahaan dengan catatan tetap memberikan laporan mengenai keadaan kantor kepada Lila.
Lila membaca isi proposal tersebut dan terlihat sangat fokus. Sesekali ia terlihat mencoret dan menulis di beberapa bagian proposal tersebut. “Bagaimana keadaan kantor selama aku tidak ada?” Lila tiba-tiba bertanya tanpa melepaskan pandangannya pada proposal tersebut.
“Sejauh ini masih bisa di handle Bu, meskipun ada beberapa karyawan yang sempat tidak masuk kantor, namun tidak ada kendala yang berarti,” jawab Maya.
Lila mengangguk pelan, masih fokus pada proposal yang sedang ia baca dan kembali bertanya “Siapa saja yang tidak masuk kantor selama aku tidak ada?”
“Ibu Siska sempat tidak masuk satu hari karena harus menemani anaknya yang sakit. Pak David juga tidak masuk selama tiga hari karena pulang kampung, dia sudah mengajukan cuti tersebut sehari sebelum Ibu pergi berlibur. Apa Ibu sudah selesai memeriksa proposalnya?” Tanya Maya mendadak, sebenarnya gadis itu sudah tidak sabar untuk menerima proposalnya agar dapat diperbaiki dengan cepat dan segera pulang ke rumah. Selama seminggu Lila tidak masuk kantor membuatnya terpaksa lembur dan pulang larut malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
La Douler Exquise (Completed)
RomanceMenyakitkan kehilangan orang yang kita cintai. Dan lebih menyakitkan mengetahui penyebabnya...