part. 2

192 23 9
                                    


Hidup itu perlu aturan, biar gak salah jalan. Terikat aturan bukan tak bebas,
tetapi untuk menjaga batas.

Adara Esalyna.

.
.
.

Kringggggggg...

Bunyi alarm menggema membangunkan si empunya, "Hmmm, ngantuk." ia mencoba tidur lagi meski hanya beberapa menit.

"Daraaaaaaa bangun!!!" teriakan mamah sukses membuatnya berlari ke kamar mandi "Iya mah!" balasnya tak kalah keras.

Kini Dara sudah siap dengan seragamnya. Dengan penampilan rambut yang dikucir tak lupa menyisakan sedikit anak rambut diarea telinga dan bersiap turun.

"Mah aku berangkat dulu, udah telat nih!" ujar Dara melirik ke arah jam tangan mungilnya.

"Makanya kalo alarm udah bangunin, jangan tidur lagi!" nasehat mamah.

"Iya iya mah, Dara minta maaf." balas Dara.

"Yaudah, susunya diminum dulu." sambil menyodorkan segelas susu. Dengan patuh Dara segera menuruti perintah mamahnya.

"Habis! Dara berangkat dulu." pamit Dara sambil salim kepada mamahnya.

"Hati-hati, belajar yang rajin." pesan mamahnya.

Dara berjalan keluar dengan berbalik mengahadap mamahnya, sambil mengacungkan jembolnya sebagai jawaban.

Dara menunggu di halte dia terus merutuki dirinya, kenapa harus bangun telat pertama kali sekolah? iya! Dara pindah sekolah karena mengikuti orang tuanya ke Jakarta untuk sebuah pekerjaan tapi disisi lain Dara bahagia karena ia akan segera bertemu teman lamanya.

Vera is calling.

"Hallo ver?"

"Lo jadi pindah sekolah?"

"Jadilah, btw lo bisa jemput gue?"

"Lo dimana?"

"Gue di halte nih."

"Otw."

"Thanks."

Setelah mengatakan terimakasih, Dara segera mematikan sambungan teleponnya.

Tak menunggu lama, mobil berwarna merah berhenti didepan halte.

"Ra naik! 10 menit lagi masuk!" ajak Vera dari kaca mobil, Dara membalasnya dengan anggukkan. Mereka langsung melesat cepat agar tidak terlambat.

----------

Sesampainya di sekolah, mereka jadi pusat perhatian karena Dara notabenya anak baru serta keadaan sekolah yang sudah cukup ramai. Jadi tidak heran, jika Dara dan Vera menjadi pusat perhatian di sekolahnya.

"Ugh! untung ngga telat." ujar Vera.

"Persetan mau telat atau engga! Lo bawa mobil kayak aliran listrik, cepet banget!" protes Dara tak terima.

Agha AludraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang