Pernahkan kamu dibully di sekolah? Oh, atau, punyakah kau orang yang kau benci di sekolahmu? Aku punya. Dan aku juga sering jadi korban bullying. Malah, sejak SD kelas 6 aku mulai mengerti tekanan tersebut.
Namaku Marisya. Padahal namaku bagus, kan? Oh, okay. Mengenai diriku di SMP, aku tipe anak yang sedikit tertutup, namun bisa langsung ceplas-ceplos jika berbicara dengan orang. Jika tidak sedang menulis, aku akan membaca.
Wait the minute, kenapa aku harus membicarakan tentang diriku di sekolah. Oh, lupakan. Kini aku akan membahas soal bullying.
Bullying, atau bisa kita sebut gangguan, sering terjadi di dunia ini. Kebanyakan terjadi di sekolah. Aku termasuk korban bullying. 4 orang yang kubenci di sekolah. Gibran, Dezar, Liza, dan Fauzan (semua nama asli). Okay, Dezar masih bisa dimaafkan karena maksudnya baik, walau cara menasehatinya agak bisa dibilang kasar. Gibran, aku juga bisa memaafkannya. Anak itu kadang baik padaku. Seperti mau mengambilkan pulpenku yang tak sengaja jatuh ke bawah mejanya. Namun dengan Fauzan dan Liza? Huh, sekali kau menyenggolnya (baca: mengganggunya), dia akan mengganggumu habis-habisan dan amat-sangat mengganggu.
Kemarin aku mengatakan dia cinta sama Syamil (nama samaran) ketika hari pertama PLS. Aku tak sengaja mendengarnya ketika dia sedang curcol dengan sahabat-sahabatnya yang bisa dibilang masih punya rasa peduli padaku minus Fauzan. Aku melakukan itu karena dia selalu menggangguku ketika masih semester 1. Dan kau tahu apa balasannya?
Hari itu juga, dia sering mencegatku ketika akan keluar kelas. Dia mencengkram kuat-kuat lenganku. Aku sih, pasang muka santai aja. Lagian dia juga salah dan gak nyadar diri. Dia membentakku, tapi kubalas dengan santai. Dia juga menjatuhkan tasku yang saat itu terbuka lebar karena aku malas menutupnya. Al hasil buku-buku dan beberapa sobekan kertas yang sengaja kuletakan di tas karena aku juga malas membuangnya. Dia menyebutku pemulung dan bau sampah! Padahal jelas-jelas aku abis mandi! Gak cuman itu, dia dan Fauzan menendang jauh bukuku yang ingin kuambil. Al hasil aku harus mengambil bukuku itu daripada diinjak oleh berandal kelas. Ingin rasanya aku memukul, menjambak, menampar, dan hal-hal lainnya pada mereka. Tapi kutahan. Dengan wajah santai (tepatnya pura pura santai) aku mengambil bukuku.
Hendak keluar kelas, Fauzan menghalangi jalanku. Fine, aku ambil jalan lain. Liza menghalangi pintu kelas dengan tubuh gendutnya. Whot? Bahkan temannya Novia (nama samaran) juga membantu? Gila! Aku menerobos. Untunglah aku dulunya anak drumband, volly, badminton dan basket. Untungnya lagi aku juga dulu jago main kasti. Jadi dengan 'lihai' aku bisa membebaskan diri.
Begitu kembali ke kelas, dia langsung mem-bully-ku lagi. Ukh, dan sekali lagi aku mencoba keluar kelas. Kebetulan waktu itu jam kosong sampai pulang, jadi aku dengan bebas bisa keluar masuk kelas.
Okay, pergi ke masa depan (besoknya), aku lagi di meja guru waktu itu. Aku nanyain anak-anak kelas dimana ruang multimedia karena minggu depan mau dipakai untuk senam. Anak-anak gak ada yang tau. Nah, tiba-tiba si Liza datang. Dan dengan sikap sombongnya dia nyandung aku, pura-pura kesandung gitu, dan dia bilang "iih!. Aku gak peduliin dia dan bahkan gak liat dirinya karena aku masih fokus sama Nisrina (nama samaran). Dalam hati aku santai-santai aja.
Kalian tau gak, dia pindah ke belakangku, cuman buat sekedar manas-manasin aku aja. Padahal bagiannya ke belakangku masih jauh, dan hal itu sebenarnya gak bakal pernah terjadi. Aku cuek, cuek bebek aja. Yah, selain malas, aku juga udah janji sama diriku sendiri, biar gak emosi hari ini. Dan selama dia manas-manasi aku, alhamdulillah Allah masih mau memberikanku kesabaran.
Begitu terus sampai esok-esok lainnya. Dah, dia emang begitu. Nyebut-nyebut dirinya Marion Jola. Padahal, dia gak mirip sama artis ternama tersebut. Malahan beda jauh. Dia itu udah gendut dan jelek. Aku masih bisa bilang dia cantik kalau dia baik. Lha, nyatanya dia 'kejam' gitu. Akunya ya, biasanya ngeliat hati orang untuk nentuin dia cantik, ganteng, atau malahan jelek. Dezar bisa ganteng di mataku karena hatinya itu baik. Aku bisa bilang Zahra Kayla Sudrajat (nama asli) itu cantik karena dia baik. Aku bilang Gibran itu setengah-setengah karena dia juga setengah-setengah. Kadang baik kadang nakal. Liza itu jelek karena dia jahat banget. Fauzan itu biasa aja karena dia juga setengah-setengah. Kadang baik kadang jahat banget.
Sebenernya ini gak terlalu berguna. Tapi aku menulis ini karena sedang kesal saja. Harap dinikmati.
Tamat