1. Buatlah karya yang menjelaskan mengapa matahari terbit dan tenggelam.
Sudah setengah jam berlalu dan Dio masih fokus mengamati sederet tulisan tersebut. Dia sudah membaca petunjuk itu berulang kali dan tetap saja tidak ada ilham yang mendatanginya. Di hadapannya, Rhea sudah sibuk menulis sejak tadi. Setengah halaman buku milik gadis itu sudah penuh dengan tulisan, berbanding terbalik dengan kertas Dio yang masih kosong melompong, persis seperti kondisi pikirannya saat ini.
"Kalau kubikin 'karena Tuhan maunya begitu', kira-kira bu Fifi bakalan mengamuk nggak, ya?"
Tanpa mengatakan apa-apa, Rhea menunjuk kertas fotokopian yang berisikan perintah tugas bahasa Indonesia mereka. Dengan tegas, dia menggarisbawahi sebuah kalimat dengan pensilnya.
2. Gunakan imajinasi kalian!
Dan Dio menghela napas untuk yang kesekian kalinya. "Aku benci PR mengarang."
"Ini sebenarnya simpel kok." Rhea duduk bertopang dagu seraya memandangi hasil karangannya. "Tinggal bayangkan, kira-kira apa alasan si matahari muncul tiap pagi dan menghilang pas sore hari. Ada banyak kemungkinan. Tinggal diimajinasikan sesuka hati."
"Nah, itu masalahnya." Dio mulai mengisi buku tulisnya dengan coret-coretan abstrak tak berbentuk. "Otakku tidak bisa menerima alasan lain selain rotasi dan revolusi!"
"Bayangkan kamu ada di posisi si matahari."
Dio memberi Rhea tatapan datar terbaiknya. "Enggak kebayang."
Dia bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya jadi Rhea, padahal mereka sudah saling kenal sejak umur masih hitungan bulan, dan sekarang dia disuruh memahami sudut pandangnya matahari? How?
Rhea balas memandanginya prihatin. "Baru 15 tahun, tapi isi pikiran sudah kayak bapak-bapak paruh baya yang membosankan."
Dio ingin protes disamakan dengan bapak-bapak, tapi yang dibilang Rhea memang ada benarnya juga. Padahal belum lama ini dia masih sering berandai-andai jadi power ranger dan bersikeras bahwa surat undangan Hogwarts untuknya akan sampai tidak lama lagi.
Terkadang beranjak dewasa memang mengerikan.
"Sudah, tulis saja dulu." Rhea kembali berkutat menuliskan beberapa kalimat baru di bukunya. "Nanti kubantu koreksi."
Akhirnya, dengan teramat sangat terpaksa, Dio menulis apa pun yang dia rasakan tentang matahari. Matahari itu panas dan Dio sangat benci panas. Baginya cuaca dingin masih bisa ditahan dengan pakaian berlapis-lapis, tapi kalau cuaca panas? Telanjang bulat sekali pun tidak akan ada gunanya.
Meski masih ragu dengan idenya sendiri, Dio mencoba menuliskan alasan terbit dan tenggelam matahari menurut versinya.
Satu jam berlalu dan dia hanya berhasil menuliskan beberapa kalimat.
"Kemampuan mengarangku memang payah," teriaknya frustrasi. Tanpa pikir panjang, dirampasnya buku Rhea. Dia ingin melihat bagaimana tugas milik gadis itu. Mengabaikan protes yang diterimanya, dibacanya deretan tulisan tangan rapi yang ada di sana.
.
Kerajaan Summer dan kerajaan Winter adalah anomali yang tidak akan dapat dijelaskan oleh logika zaman sekarang. Letaknya yang berdekatan tidak membuat dua kerajaan tersebut memliki kesamaan. Sebaliknya, mereka adalah kutub yang sangat berlawanan. Kerajaan Summer memiliki musim panas yang abadi. Di sana terang dan matahari selalu bersinar sepanjang tahun. Sementara itu, Kerajaan Winter terbentuk dari perpaduan sempurna antara gelap, dingin dan beku.
Suatu ketika, terjadi sebuah hal yang tidak biasa. Pangeran kerajaan Summer dan puteri kerajaan Winter saling jatuh cinta. Namun, keadaan membuat mereka hanya bisa bertemu di wilayah perbatasan antara gelap dan terang. Tubuh mereka tidak bisa bertahan lama di tempat yang kondisinya terlalu bertolak belakang dengan kerajaan asal masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] Yestoday
Short Story[Kumpulan Cerpen] #DWCNPC2019 30 hari, 30 tema, dan 30 kisah. Singgahilah dunia berbeda yang ada di dalam sini satu per satu dan rasakan sensasinya. ================================= Karya ini diikutsertakan dalam "30 Daily Writing Challenge" yang...