Prolog

11 3 0
                                    

Sela dan ketiga sahabat nya berjalan beriringan di koridor sekolah, menuju ke kelas mereka.

"Hari ini ada pr kaga cuk?" Tanya salah satu dari mereka, Agam namanya.

"Kayaknya mat deh," Ujar cowok yang menggendong tas biru tua itu, namanya Raka.

"Lah anjer gua lupa ngerjain, lo udah Gan?" Tanya Sela ke cowok yang diketahui bernama Ganta itu.

"Halah sok-sokan lupa lu, kaga pernah kerjain pr aja belaga," Ujar Raka sambil menoyor pelan kepala Sela.

"Ah gaasik lo mah, pencitraan sekali- kali mah gapapa kali," Sungut Sela.

"Idih gaya lu pencitraan, makan aja masih belepotan," Timpal Agam.

"Bangke ya lo semwa!"

Ketiganya tertawa.

"Udah," Ganta menjawab, memniat tawa ketiga temannya terhenti. Jawaban singkat, padat, nan jelas. Ganta memang seperti itu, dingin plus cuek. Tapi kalo diajak bercanda sih asik.

"Anjer lu udah ngerjain tapi diem-diem bae," Timpal Raka.

"Nah, gue liat ya Gan" Ujar Sela.

"Gue juga yak!" Timpal Agam dan Raka berbarengan.

Langkah ketiganya berhenti karena sekarang sudah berada di dalam kelas mereka, kelas XI IPS 2.

Sela berjalan ke arah mejanya yang berada di pojok kanan dan berada di urutan kedua paling belakang. Sela melepas tautan tas abu-abunya dari bahunya lalu menyampirkannya pada badan kursi yang akan ia duduki.

Ganta mengikuti dari belakang sebelum duduk di bangku yang berada di depan Sela. Sementara Agam dan Raka duduk di belakang Sela. Jangan tanya siapa teman sebangku Sela karena Sela tidak punya teman sebangku, atau lebih tepatnya tidak mau. Kalau Ganta? Teman sebangkunya adalah Veno, cowok berkaca mata tebal yang memiliki jabatan sebagai ketua kelas disini.

Sela mengambil satu buah buku diantara banyaknya buku yang ia taruh di kolong mejanya—sela memang begitu, semua buku pelajarannya ada di dalam kolong mejanya, jangan tanya bagaimana Sela belajar dan mengerjakan pr saat ada pr karena Sela tidak pernah mengerjakan pr dirumah, selalu disekolah— buku tanpa sampul yang bermodalkan stiker nama di depannya itu kini telah terbuka dan menampilkan halaman kosongnya.

"Gan, siniin buku lo gue mau liat elah lama bat!" Omel Sela.

Tanpa menjawab lagi, Ganta segera mengambil buku dengan sampul cokelat yang terbungkus rapih utu dari dalam tas lalu memberikannya kepada Sela.

Ganta memang yang paling pintar dan rajin diantara mereka, Ganta tidak merasa dimanfaatkan setiap kali teman-temannya itu meminta contekan pr maupun saat ulangan karena Ganta tahu teman-temannya ini tulus. Entah apa yang membuat Ganta memilih berteman dengan orang-orang seperti Sela, Agam dan Raka.

"Thanks beb," Ujar Sela setelah menerima buku Ganta.

"Tai lu bab-beb bab-beb," Ganta berujar sambil menoyor kepala Sela, yang dibalas timpukan tip-ex Sela.

"Eh Sel kalo udah oper ke belakang!" Kata agam yang direspon oleh acungan jempol kiri Sela tanpa menoleh karena ia sedang menyalin pr Ganta dengan kecepatan penuh.

☀️☀️☀️

See you next time💕







SATYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang