Jungkook sedang berada di perpustakaan kota hari ini. Musim dingin sudah di mulai. Hari bersalju akan segera tiba dan itu berarti tahun ini adalah tahun ke delapan Jungkook tinggal bersama keluarga Kim.
Itu adalah satu alasan kenapa Jungkook mau-maunya datang ke tempat terlarang ini. Jungkook tidak pernah menyukai buku, jadi untuk apa dia datang ke perpustakaan? dan Taehyung adalah alasan anak lelaki itu mau-maunya menunggu cukup lama di perpustakaan di bandingkan berdiam diri di depan layar komputer dan bermain game.
Akhir pekan ini Taehyung sudah berjanji akan pulang ke rumah keluarga Kim. Libur semesternya telah tiba dan ini adalah kesempatan Jungkook mengeksploitasi waktu yang Hyungnya punya untuk menemaninya.
Sudah sekitar dua puluh menit Jungkook menunggu tanpa mengeluh. Yang dia lakukan hanya mengedar pandang ke sekeliling tanpa berniat untuk menyentuh bubu-buku yang berjajar rapi itu sedikit pun.
Matanya berbinar saat ponselnya bergetar. Tanda bahwa ada seseorang yang menghubunginya dan sudut bibirnya tertarik dengan cara yang menggemaskan kala nama si pemanggil adalah nama seseorang yang dia tunggu sejak tadi.
"Halo, hyung? aku sudah datang sejak tadi! Kenapa kau lama sekali?!"
"Aku baru selesai berbenah. Aku akan turun sekarang. kau menunggu di dalam kan? Di luar hujan deras. Jangan sampai aku menemukanmu basah kuyup dan kau akan menyelamatkanku dari marah ibu. Kau mengerti?"
"Iyaaa, aku menunggu di dalam."
"Ingat perkataanku! Ku tutup!"
Huh. Kebiasaan buruk, Jungkook menggerutu setelah panggilan terputus. Namun bibirnya masih saja mengulas senyum. Jungkook berbalik dari tempatnya. Berniat untuk pergi ke tempat di mana jendela kaca yang lebar berada. Jungkook ingin melihat hujan sekaligus kedatangan Taehyung sembari mengeratkan jaket yang dia pakai. Benar, udara semakin dingin sore ini.
Gemuruh air hujan. Langit yang menggelap. Suara petir yang saling bersahutan menjadi temannya di tengah keheningan yang memang menjadi favorite tempat ini.
Jungkook masih tersenyum lebar, hingga tiba-tiba langkahnya terhenti karena kehadiran orang asing yang lambat laun bisa dia kenali siapa. Seorang pria dengan pakaian serba hitamnya yang mencolok itu benar-benar melunturkan senyum Jungkook yang semula merekah.
"Lama tidak bertemu, Nak." sosok itu menyapanya dengan suara tegas. Kemunculannya yang tiba-tiba juga kalimat sapaannya yang terbilang ambigu itu menandakan bahwa sebenarnya dia sudah tahu keberadaannya sejak tadi. Dan Jungkook mulai mengira bahwa dia sudah di buntuti.
Mata bulat Jungkook semakin lebar terbuka. Pupilnya bergetar dan rasa sesak itu kembali merambati dadanya. Oksigen terasa terserap habis oleh sosok itu, sosok di depannya yang ternyata masih terlihat sama seperti delapan tahun lalu. Mengerikan!
"Ka, kau?" Jungkook berucap terbata, lidahnya kelu, dia tidak bisa menyebutkan satu panggilan yang seharusnya dia gunakan kala dia melihat sosok itu. Jungkook sudah melupakannya! Jungkook tidak sudi untuk kembali mengingatnya! Namun sosok yang berdiri di depannya tanpa rasa bersalah itu mampu menarik kembali kenangan mengerikan yang sudah dia buang sejak lama.
"Kau tidak merindukan Ayahmu, hm? "
"A...yah,..." airmatanya kini sudah tidak sanggup untuk ditahan sudah retak lebih dulu bahkan sebelum dia berkedip. Mata itu memerah karena gesekan udara juga ekskresi yang di keluarkan matanya.
"Aigoo. Jungkookku sejak kapan sudah besar begini." kalimat itu mengalun bagai lagu paling mengerikan yang pernah Jungkook dengar. Dia mundur saat tangan besar itu mencoba menggapai kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIGGERED (TAEKOOK)
FanfictionJungkook sudah mengubur masa lalunya, tapi, darah memang lebih kental daripada air. Sampai mati pun dia tidak bisa mengubah identitasnya, bahwa dia adalah seorang putra Mafia. Kepribadian ganda yang dimiliki Jungkook membuatnya harus memilih; Mengab...