Lembar 7

62 6 5
                                    

       Kelas Nayla sedang  freeclass jam pelajaran terakhir. Karena tidak ada guru Mereka  mencari kegiatan lain, ada yang sedang mabar/ main hp, ada yang mengerjakan tugas yang diberi guru piket, ada juga yang asik mengobrol.

"Eh, Nay gua denger lo pacaran sama Adlan?" Tanya Risna temen sekelas Nayla.

"Iya." Jawab Nayla.

"Kok bisa lo pacaran sama dia? Perasaan gua gak pernah lihat lo deket sama dia."

"Gue juga gatau kenapa bisa, tiba - tiba aja dia nembak. Bentar lagi gua juga putus sama tuh anak."

"Putus kenapa?"

"Gak mungkin dia betah punya cewek kaya gua." Jawab Nayla terkekeh.

"Dia yang gak betah apa lo yang gak betah?" Tanya Nabila yang tiba - tiba ikut ngobrol.

"Gua mana berani putusin tuh orang." Ucap Nayla dengan murung.

"Tapi iya, Adlan itu ganteng banget walau kelakuannya bandel. Saran gua lo harus berani mutusin dia, gua dengar - dengar dia banyak musuh sama cewek." Ucap Risna.

Nayla yang mendengar ucapan Risna. Hanya menghembuskan napas kasar dan terdiam.

          Akhirnya jam pulangpun tiba. Semuanya bersiap keluar kelas, saat Nayla hendak keluar kelas ia langsung melihat sosok laki - laki yang sepertinya sedang menunggunya. Iya siapa lagi kalo bukan Adlan.

"Udah lama?" Tanya Nayla pada Adlan.

"Gak, kita bareng keluarnya."

"Eh iya iya ehehe."

"Yok, pulang!" Ucap Adlan yang langsung memegang tangan Nayla dan menariknya.

                          ******

      Mereka berdua sudah ditempat parkir motor. Tiba - tiba saja Nayla berhenti membuat Adlan menolehnya dengan binggung.

"Kenapa?" Tanya Adlan.

"Kita pulang naik motor kamu?" Tanya Nayla.

"Iya." jawab Adlan.

"Kamu punya SIM?" Tanya Nayla.

"Belum," Jawab Adlan.

"Kenap belum?"

"5 bulan lagi aku baru umur 17."

"Gamau pulang naik motor." Ucap Nayla yang langsung menggeleng - geleng kepalanya.

"Kenapa?" Tanya Adlan yang mulai kesal.

"Aku gamau naik motor sama orang yang belum punya SIM." Jawab Nayla

Adlan hanya menghela napas kasar.

"Yaudah ayok jalan kaki." Ucap Adlan.

"Terus motor kamu gimana?"

"Tinggalin aja!" Jawab Adlan sambil menarik tangan Nayla.

"Kita mau kemana?" Tanya Nayla.

"Nongkrong." Jawab Adlan.

"Dimana?"

"Ikut aja."

                      *****
         Adlan dan Nayla sudah berada dijalan sempit belakang sekolah mereka. Adlan langsung tersenyum saat melihat kawan - kawannya,  genggaman tanganya langsung ia lepas.

"Weh, brother ciee bawa cewek." Ucap Montu temen Adlan.

          Nayla hanya ketakutan melihat banyak pria. Ia langsung duduk. Ia mencium bau rokok, berisik pria - pria ini asik bercanda sambil menghajar satu sama lain membuat Nayla kesal melihat ini semua.

"Nayla kok diam aja." Ucap Ian.

"Lo siapa?" Tanya Nayla.

"Owh iya, belum kenalan kita. Gua Ian temen sekelasnya Adlan." Jawab Ian tersenyum lebar  sambil menghisap rokok.

Nayla terus menahan napas mencium bau rokok dimana - mana. Kok bisa iya kekasihnya suka nongkrong ditempat seperti ini.
Adlan langsung menghampiri Nayla dan memberikannya masker.

"Ini." Ucap Adlan, memberikan masker.

"Makasih, kamu gak ngerokok kan?" Tanya Nayla yang langsung memakai maskernya.

"Iya enggak." Jawab Adlan.

          Adlan langsung bergabung lagi dengan teman- temannya. Nayla mulai mencari kesibukan dengan memaikan handphonenya agar ia tidak bete melihat ini semua.

        Nayla sesekali menoleh kekasihnya itu yang sedang tertawa senang bersama teman - temannya. Kenapa ia dibawa ketempat nongkrong kekasihnya kalo akhirnya ia hanya dicuekin? Itulah yang Nayla pikirkan saat ini.

          Adlan melepas seragam sekolahnya. Nayla yang melihat itu langsung menutup matanya dengan jari - jarinya yang agak sedikit dia buka untuk mengintip.

"Gapapa kali Nay yang penting bukan celana." Ucap Ewan.

"EWAANNN." Panggil Nayla dengan senang saat melihat ada teman sekelasnya. Nayla langsung menghampiri Ewan dan memeluknya.

           Adlan yang melihat kekasihnya sedang berpelukan dengan sahabatnya membuat ia sangat murka.

"Nay.. Nay lepas, gu.. Gua PUNYA PACAR! SAYANG MONA! LOVE MORE MONA!!" Teriak Ewan yang sadar kalo sahabatnya Adlan sedang menatap penuh kecemburuan dan kemarahan.

           Nayla melepas pelukkannya sambil tersenyum. Ia melihat Adlan yang hanya memakai kaos dalam berwarna putih dengan tatapan marahnya membuat senyum itu hilang.

"Kita pulang jam berapa?" Tanya Nayla mencari topik.

"Sekarang!" jawab Adlan. Adlan langsung memakai seragamnya lagi ditambah jaket sweater hitamnya.
Dan menarik Nayla.

           Adlan dan Nayla pulang dengan angkot. Saat angkot sudah didepan perumahan Nayla. Ia langsung turun, sedangkan Adlan kembali kesekolah untuk mengambil motornya. Selama perjalanan pulang tadi Adlan terus diam, membuat Nayla merasa tidak enak.

Dia cemburukah? Apa dia benar cemburu? Dia cinta akukah? Dia marah? Ingin aku menanyakan ini tapi rasa takutku lebih besar daripada rasa penasaranku.

I Expect YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang