Setelah habis bertengkar dan menghamburkan uang mereka, Glen dan Dong Hae pun kembali kerumah. Mereka saling tatap dan pandang, saling meneteskan air mata dan berpelukan. Suasana yang ambigu dan tidak jelas, entah apa yang ada di pikiran mereka saat ini. Glen menyesali perbuatannya terhadap Dong Hae, dan Dong Hae pun meminta maaf atas perlakuannya selama ini.
"Maafkan aku, aku..." ujar Dong Hae.
"Aku juga minta maaf," sahut Glen.
Mereka saling tersenyum kemudian ponsel Glen berbunyi. Ia mendapat telpon dari kantornya bahwa suasana kantor saat ini sedang kacau balau. Glen dan Dong Hae pergi kekantor mereka dengan perasaan cemas dengan kondisi baru pulang mabuk. Mereka pun sampai di kantor lalu semua relasi bisnis Glen berada disana.
"Ada apa ini?" tanya Glen.
"Kami menarik semua saham kami, dan kami tidak ingin berbisnis lagi dengan anda. Kami tidak ingin memiliki kolega atau rekan bisnis yang tidak memiliki hati dan perasaan, permisi!" ujar salah satu rekanan bisnisnya Glen.
"Tunggu, anda tidak bisa memutuskan bisnis kita begitu saja!" ujar Dong Hae.
"Apa perduli kami? Kami juga tidak sudi memiliki rekanan bisnis seperti anda. Anda tidak punya hati dan perasaan, merebut yang seharusnya bukan milik anda!" ujar salah satu wanita paruh baya yang juga menjadi rekan bisnis Glen.
Semua pergi meninggalkan perusahaan, baik rekan bisnis dan karyawan yang bekerja di perusahaan itu. "Tunggu kenapa kalian juga pergi? Heeei kalian semua!!!"
"Anda seorang pria jalang yang merebut tuan Glen dari kekasihnya yang sudah meninggal, kalau kami tahu semua sejak awal kami tidak akan pernah sudi bekerja di kantor ini!" seru salah seorang karyawan yang dulu dekat dengan Bian dan menjadi sahabat Bian.
"KAAUU!!!" Glen ingin menampar orang itu, tetapi karyawan itu buru-buru menepis nya.
Mereka semua pergi dan di kantor itu hanya Glen dan Dong Har berdua. Glen meninju dinding saking marahnya, emosinya memuncak sehingga tidak dapat di kontrol lagi. Dong Hae berusaha menenangkan Glen, tetapi karena saking emosinya Glen mendorong Dong Hae sampai terjerembab dan kepala Dong Hae membentur sebuah kaca dan keningnya berdarah. Mata Dong Hae mendadak kabur lalu pingsan dan tak sadarkan diri.
"Dong Hae, bangunlah maafkan aku. Dong Hae," seru Glen.
Lalu dengan buru-buru ia langsung membawa Dong Hae kerumah sakit, sesampainya di rumah sakit dokter langsung memeriksa Dong Hae. Kemudian dokter keluar dari ruang pemeriksaan dan menyatakan kalau Dong Hae telah meninggal. Betapa terkejutnya Glen saat tahu Dong Hae meninggal yang di akibatkan oleh dirinya sendiri.
"Tidak mungkin..." Glen memorosotkan tubuhnya, air matanya menetes.
Jasad Dong Hae sudah di kremasikan oleh pihak rumah sakit, lalu Dong Hae pun di makamkan, air hujan mengguyur deras. Tidak ada yang datang di acara pemakaman itu, hanya Glen seorang diri. Glen pergi dan pulang kerumahnya, sesampainya dirumah polisi sudah menunggunya disana. Bahkan di rumah itu sudah ada tulisan di sita Bank.
"Kenapa kalian menyegel rumahku? Apa yang kalian lakukan ha?" teriak Glen.
"Maaf tuan Glen, anda harus kami tangkap terduga pembunuhan kekasih anda sendiri Dong Hae, dan rumah ini juga sudah di sita oleh Bank." ujar polisi itu.
"Aku bukan pembunuh itu kecelakaan," sahut Glen.
"Anda harus ikut dengan kami," sahut polisi itu langsung menangkap dan memborgol Glen.
Glen meronta tetapi ia tak bisa melawannya, Glen di bawa kekantor polisi, lalu paman dan bibi penjual mie rebus itu menyaksikan semuanya. Keadaan Glen kini sudah hancur, apa yang telah ia perbuat kini mendapatkan balasannya.
Paris, 19.00
Di paris, Bian dan Riyuji sudah kembali dari liburan mereka. Saat mereka menonton televisi ada berita heboh dan selama beberapa hari ini sangat viral bahkan di internet dan media sosial pun selalu muncul sebagai berita heboh. "Aku penasaran dengan berita heboh ini, apa sih yang membuat berita ini sangat viral?"
Bian langsung membuka ponselnya dan saat membaca berita itu ia langsung menyerahkannya kepada Riyuji. "Sayang ini...."
Riyuji membaca secara seksama lalu ia pun berkomentar. "Dia mendapatkan balasan yang setimpal dengan apa yang ia perbuat padamu. Aku berharap dia akan sadar dengan perbutannya selama ini,"
"Semoga saja, tapi aku meragukannya. Dia bukan type orang yang mudah berubah, setelah keluar aku yakin dia akan jauh lebih parah." ujar Bian dengan santai.
Riyuji mengangguk tanda mengerti, lalu ia pun bersuara. "Apakah kamu ingin menjenguknya?"
"Jika kamu mengijinkannya? Aku akan memberi kejutan untuknya," ujar Bian sambi tersenyum sinis.
"Aku akan mengantarmu sayang," ujar Riyuji.
"Terimakasih sayangku, aku tahu semua kamu yang mengaturnya bukan? Sekali lagi terimakasih, kamu selalu membantuku dan baik padaku." ujar Bian.
"Sudah menjadi kewajibanku sayang, aku sangat mencintaimu." ujar Riyuji.
"Aku juga sangat mencintaimu." balas Bian.
Bian memeluk erat Riyuji, Riyu pun sama seolah tak ingin lepas dan pergi jauh dari sana. Bian dan Riyuji bersiap-siap untuk pergi ke korea menjenguk Glen dan memberi kejutan kepadanya. Mereka pun berangkat dan menuju bandara. Setelah sampai di korea Bian pun langsung menuju ke penjara di mana Glen di tahan. Bian mengunjungi Glen yang sedang bersandar di tembok, dari bali jeruji besi Bian tersenyum sinis. Lalu Glen menoleh ke arah Bian betapa kagetnya Glen saat melihat Bian berdiri tegak disana dalam keadaan sehat.
"K-kau... kau masih hidup?" ujar Glen sambil memegangi jeruji besi itu.
Bian tersenyum lalu berbicara. "Tentu saja aku masih hidup? Kenapa kau menginginkan aku benar-benar mati bukan? Agar kau bisa menguasai semua milik ku? Aku tidak bodoh Glen, meski dokter mengatakan hidupku tidak lama lagi, tetapi berkat seseorang aku bisa bertahan hidup dan sembuh dari penyakitku. Sekarang apa yang telah kau perbuat padaku dulu, inilah balasan untukmu. Kau bahkan merencanakan kematian kedua orang tua ku setelah mereka sehabis menjenguk ku di kota ini, kau membuat rem mobil mereka rusak sehingga menjadi tidak terkendali. Jangan karena kau hebat dalam segala hal, aku bisa melakukan semua?"
"Kau... Kau pikir kau bisa melakukan ini padaku? Aku cinta pertamamu, kau tidak akan mampu dan tega melakukan itu padaku. Kau lupa kalau kau pernah berjanji akan selalu bersamaku?" ujar Glen.
"Ciiiiih, aku tidak lupa. Tapi untuk apa aku bersama dengan orang seperti mu? Manusia biadab, sekarang nikmati saja sisa hidupmu disini. Ah satu lagi, aku yang merencanakan ini semua, Selamat tinggal," ujar Bian sambil berlalu pergi.
"Biaaaaaaaaan, awas saja jika aku kelur dari sini aku akan mencarimu, kau akan kembali dengan ku. Biaaaaa...." teriak Glen sambil meneteskan air matanya.
Bian tidak memperdulikannya, lalu Riyuji datang menjemputnya. "Bagaimana perasaanmu?"
"Aku merindukanmu sayang, ayo kita jalan-jalan dulu disini sebelum kita kembali ke paris," ujar Bian.
"Baiklah sayangku, mari kita menikmati liburan disini. Sudah lama sekali kita tidak pulang ke korea," ujar Riyuji.
Riyuji dan Bian pergi meninggalkan penjara, menikmati musim salju pertama mereka di korea. Cinta Yang Dalam Riyuji terhadap Bian membuatnya mampu berbuat apapun. Bahkan Cintanya Bian terhadap Riyuji tumbuh semakin dalam dan besar.
TAMAT......
Hai buat teman2 semu terimakasih sudah menbaca cerita ini sampai dengan selesai. Maaf banget ga bisa banyak2 bab karena kesibukan ku di real life. Jangan lupa vote dan komennya ya.... See Uuuuuu
KAMU SEDANG MEMBACA
BL- Cinta Yang Dalam (End)
RomanceDi musim salju yang pertama pada tahun sebelumnya, Bian dan Glen selalu merayakan hari jadi mereka. Mereka telah menikah dan tinggal bersama sejak memutuskan pisah dari keluarga mereka karena tidak menyetujui hubungan mereka, lalu mereka tinggal dan...