18

5.3K 272 10
                                    

Banyak wanita mengagumi satu laki laki yang sama,  tapi jarang banyak laki laki mengagumi satu wanita yang sama.

Adit pov.

Hari ini aku dan fisha jalan jalan mengunjungi kerabat dekat fisha.  Sekalian pamit nanti malam kita kembali ke Bandung, lebih tepatnya fisha dibandung dan aku dijakarta. Pasti kalian berfikir,  masih manten baru kok udah LDR udah jauh jauhan, ya bisa setiap hari pulang pergi tapi membayangkannya saja membuat ku bergidik ngeri.  Badan sudah capek habis kerja, harus nyetir mobil lagi, sama saja menyiksa diri.

Saat di rumah budenya aku baru tahu bagaimana sifat asli fisha, bagaimana kehidupan masa kecilnya, begitu menyenangkan walaupun kadang aku tidak mengerti dengan bahasa yang digunakan kakaknya fisha  untungnya fisha sesekali menerjemahkan tapi pembicaraan kita harus terhenti karena telfon ku berbunyi. Aku pun harus meninggalkan mereka karena pihak rumah sakit menelpon untuk segera kembali.

Tiba tiba fisha datang dari belakang dan meminta pulang dan lanjut ke bandara lebih cepat.

"Kenapa sha?  " Tanya ku padanya.

"Ayo pulang mas, udahan disininya,  langsung kebandara nanti main main dikota dulu nggak papa yang penting cepet pulang ".

" Kamu kenapa sih sha, perasaan tadi seneng banget, semangat banget mau kesini bahkan mau pulang nanti sore aja, kenapa sekarang pengen cepet pulang ".

" Udah lah mas pokoknya pulang ya pulang, kalo mas nggak mau ya udah fisha pulang sendiri naik bus "katanya keukeuh.

" Kok kamu marah,  yaudah yaudah ayo pulang. Pamit dulu sama buyutmu nanti dicariin "

"Iya iya " Dengan langkah gontai dia masuk ke dalam rumah.

"Mbah ajenge pamit mas adit diken cepet bali teng rumah sakit, pasiene sampun kathah seng ngentosi "(mbah mau pamit, mas adit disuruh cepat kembali ke rumah sakit,pasiennya sudah banyak yang menunggu) Katanya pada buyutnya.

" Kok gugup toh nduk,  dolan kok cuma sediluk, wong wes meh setahun ga dolan kok pe cepet muleh,  nginep nginep yo apik, kok pancet wae ra betahan nek dolan Rene ket cilik sampe saiki " ( kok gugup toh nduk, main kok cuma sebentar, wong sudah hampir setahun nggak main kok mau cepet pulang, nginap sini juga bagus, kok tetep nggak berubah dari kecil sampai sekarang) ujarnya dengan nada sendu.

" Nggih mbah,  mbinjing lek kak Huda nikah nginep mriki sedaya " (Iya mbah, nanti kalo kak Huda nikah nginap sini semua) , kataku membujuknya.

" Yo masmu iku lha dikon cepet nikah mbuh ngenteni sopo kok ga gelem nang nikah, umur yo wes cukup, mbuh cah piro wae seng teko kene yo di tolak, ngomonge iyo tak pikiran, tembus ane yo sampe saiki yo urung ono seng srekk jare " ( ya masmu itu lha disuruh nikah, entah nunggu siapa kok nggak mau cepet nikah,  umur juga udah cukup, entah sudah berapa anak yang udah kesini juga ditolak, bilangnya iya tak pikir pikir dulu tapi sampe sekarang ya belum ada ada yang srekk katanya). Katanya sendu.

Aku tahu ada yang fisha sembunyikan dan ditutupi dari ku entah masalah apa dia yang periang tiba tiba sorot matanya meredup ada banyak kesedihan dalam matanya yang membuat banyak pertanyaan muncul di benakku. 

Nafisha pov.

Kalian tahu betapa tertekan nya aku sekarang, seseorang yang kalian anggap kakak terbaik, kakak yang sangat sayang sama kita dari kecil ternyata punya rasa yang lain pada kita. Apalagi pengakuan buyutku yang membuat ku semakin merasa bersalah, aku takut keluarga yang sudah terjalin rusak karena masalah ini walaupun aku tahu kak Huda tidak akan cerita masalah ini ke keluarga kita.

Aku dan mas adit meninggalkan pekarangan rumah buyut ku sepanjang jalan rasanya aku malas sekali bicara bahkan sesekali mataku berkaca kaca sudah ingin menangis, tanpa kusadari mas adit melihatku meneteskan air mata walaupun sudah ku tahan tapi tetap saja turun.

" Kenapa hm?  " Tanyanya padaku.

"Nggak papa " Kataku memang rasanya masih malas untuk bicara masalah ini.

"Sekarang aku suamimu sha,  aku ingin belajar mencintaimu, tolong berbagilah padaku " Katanya memohon.

Aku tidak tega melihatnya memohon membuat pikiranku semakin kalut, air mata yang sudah kutahan pun sudah mulai turun. Mungkin tidak ada salah nya berbagi dengannya. Semoga dia bisa mengerti keadaanku sekarang ini.

"Menangis dulu sepuas mu, jadikan pundakku sandaranmu sha, ceritalah padaku " Ucapnya sambil menarikku ke pelukannya.

Tak terasa sudah hampir satu jam aku menangis ternyata aku sudah mulai lelah dan mataku mulai terpejam di pundak ternyaman ini.

Adit pov.

"Sha?  Sha?  Lhah malah tidur " Kupandang wajah tenang yang sembab ini begitu indah, aku baru sadar seorang gadis cerewet bisa mengubah hidupku secepat ini, Kubelai pipinya, aku harap tidak akan menciptakan genangan air mata disini, semoga Allah segera menumbuhkan cinta diantara kita.

*****
Assalamu'alaikum, maafkan part pendek ini, emang nyempetin nulis mumpung mood masih bagus.  Ya walaupun rada greget ada Coment yang next dong cepet atau gimana gitu rasanya, tapi ada dari kalian yang chit chat sama aku bikin semangat ku nulis jadi tumbuh lagi. Selamat membaca jangan lupa vote comment nya,  see you next chapter.

Salam sayang dari Dilla

Tuban, 11 November 2019

assalamu'alaikum pak dokterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang