Happy reading
Beberapa jam berlalu, namun seulgi tak kunjung keluar dari ruang operasi dan memberi kabar untuk jisoo. Jisoo bersama soojung merapalkan segala doa untuk nyonya kim. Demi apapun pikiran jisoo benar benar kalut, dia sama sekali tidak bisa berpikir jernih.
"Bagaimana?" Tanya soojung usai melihat seulgi keluar dari ruangan sambil melepas masker yang dikenakannya
"Eomma baik baik saja kan?" kali ini jisoo ikut bertanya karena seulgi tak kunjung menjawab. Tanpa banyak kata seulgi memeluk jisoo erat.
"Mianhae, eomma sudah meninggalkan kita semua"
Baik jisoo ataupun soojung tak lagi dapat menahan tangisannya.
"Aniya eomma wanita yang kuat hyung aku rasa kau harus mengeceknya lagi" jisoo mendorong seulgi agar kembali masuk ke ruang operasi "eomma pasti baik baik saja aku yakin hyung"
Seulgi memegang kedua pundak jisoo secara paksa
"Sadarlah kim jisoo!"
Tubuh jisoo melemas tangisannya tak bisa ia bendung lagi, seulgi memeluknya sekali lagi.
"Tolong katakan padaku kalau eomma masih hidup"
"Ikhlaskan eomma soo"
Bahu jisoo bergetar hebat. Ia menangis sejadi jadinya. Tak terbayang bagaimana hidupnya tanpa kehadiran wanita yang paling ia sayangi. Jisoo hancur.
*****
Keadaan jisoo tidak bisa di bilang baik baik saja, matanya sembab karena terus menangis. Jennie selalu setia menemani di sampingnya, jennie khawatir dengan kesehatan kekasihnya karena dari kemarin jisoo belum makan apapun. 3 hari sudah jisoo tinggal di rumah duka, kemarin kedua adiknya datang untuk memberikan penghormatan terakhir. Jennie merasa sedikit lega karena berkat taehyung dan seokjin kekasihnya mau makan meski hanya sedikit.*****
Beberapa hari bahkan minggu sudah berlalu sejak kematian nyonya kim. Bukannya membaik kondisi jisoo malah lebih buruk dari sebelumnya. Ia mengambil cuti dari pekerjaannya, yang dilakukannya di rumah memandangi foto keluarganya lalu menangis. Bahkan terkadang jisoo merokok untuk menghilangkan kesedihannya, jennie benar benar tidak menyukai hal ini. Jisoo yang perokok. Dia membenci orang yang merokok dan jisoo tahu itu.
Entah untuk keberapa kalinya jennie merebut paksa rokok yang sedang di hisap jisoo, menginjaknya hingga tak berbentuk.
"Harus berapa kali aku katakan jangan rusak dirimu dengan barang ini" kali ini jennie tak bisa menahan amarahnya
"Itu hanya rokok jen bukan narkoba" kata jisoo santai mengambil satu batang rokok baru
"Apa karena cuti kau jadi bodoh seperi ini?" jisoo tak mengindahkan perkataan kekasihnya sama sekali, ia malah menyalakan korek untuk menyulut rokoknya.
Grep jisoo menatap lengan kurus yang melingkari perutnya
"Ku mohon berhentilah" nada bicara jennie terdengar sangat tulus membuat jisoo mematikan kembali koreknya dan membuang rokok yang belum sempat terbakar "Kau boleh bermain game sepuasmu asal jangan merokok"
Jisoo membalikkan tubuhnya, di tangkupnya kedua pipi jennie. Pipinya basah, sesedih itukah jennie melihat dirinya merokok tanya jisoo dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Can't Feel My Face
Fanfic"Aku mencintaimu" - Kim Jisoo "Aku tidak yakin bisa mempertahankan hubungan kita" - Kim Jennie Jensoo