Semua Orang Capek

591 116 13
                                    

Everyone you meet is fighting battle you know nothing about. Be kind. Don't judge.

Waktu itu Airlangga lagi UAS semester 3. Berat katanya, rasanya pengen bolos aja. Apalagi banyak kepanitiaan yang harus dia ikutin dan segala rapat yang makan waktu banget. Sampe rumah dia harus masuk studio, belajar. Nggesek biola sampai capek, sampai ngantuk. Nggak jarang juga Airlangga ketiduran di studio, yang bikin Papa khawatir kalo-kalo anaknya sakit.
Tapi hari itu kayaknya jadi hari paling capek selama semester 3 berlangsung. Airlangga pulang sekitar jam 10 malem. Dia baru selesai rapat kepanitiaan festival, padahal dia masih UTS. Matanya udah ngantuk banget, tapi sampe rumah dia malah masuk ke kamar Ical. Nangis.
Ical yang baru selesai sholat kaget lihat adeknya yang baru pulang, muka lusuh, tiba-tiba mewek depan dia.

"Kenapa?" Tanya Ical. Airlangga masih terisak, tidak menjawab. Ical membantunya melepas kaos kakinya, meletakkan tas biolanya dengan hati-hati, lalu mengambil segelas air putih yang selalu ada di meja belajar Ical. Airlangga meneguk segelas Air putih itu hingga bersih tak bersisa lalu kembali menangis.
Ical hanya memandanginya, bingung harus diapakan adiknya itu.

"Kamu kenapa?" Ical bertanya sekali lagi.

"I got a D" jawab Airlangga. Kening Ical berkerut "i'm so sorry" Lanjut Airlangga.

"What happen?" Tanya Ical.

"I don't really know.. i got sleepy and suddenly my mind just went blank"

"Its okay... you don't have to be sorry"

"No... its never okay" Airlangga terisak semakin keras.

"What scares you the most from getting a D?" Tanya Ical serius, kini dia menatap Adiknya dengan seksama.

"Papa... and Mama" Ical diam, hanya ada suara isakan yang terdengar.

"First of all.. Papa wont get mad because you get a D" ucap Ical, ia menarik nafasnya perlahan, hendak melanjutkan ketika Airlangga menjawabnya.

"How could you know that he wont get mad?" Tatapan Airlangga tajam, untuk beberapa detik membuat Ical merasa sangat terintimidasi.

"I-i.. i mean he never get mad at you, boy" ucap Ical.

"Thats because i always doing well , you know? I always doing very well so he wont mad at me. And i'm tired... i am, mentally, physically exhausted" Ical terkejut akan perkataan adiknya itu. Dia sama sekali tidak menyangka akan mendapatkan jawaban seperti itu.

"Go to sleep. I'll talk to Papa about this" jawab Ical.

"No, dont. He will get mad"

"He wont, God. Airlangga, believe me. He wont get mad at you just because you get a D for the first time in your life" Ical menatap Airlangga yang masih menangis "Look. Im tired, like really tired. Minggir, aku juga mau istirahat" tapi Airlangga tidak beranjak.

"But what if he does?" Ucap Airlangga lirih. Ical kehilangan kesabaran.

"Enggak Airlangga! For Gods Sake! Papa nggak akan marah! Percaya sama aku!"

"Why are you yelling at me?!" Airlangga balik membentak.

"Look. The universe doesnt revolve just around you. You have to know that everyone is struggling, Airlangga. Not just you. Everyone feel tired, Airlangga. Not just you.
So don't act like you just did a big sin that will bring you to hell, because you dont. Now stop crying. Wash your face. Go to sleep" ucap Ical. Airlangga yang merasa tertohok mendengarnya, berlalu pergi menuju kamarnya.

Sebenarnya hari itu Ical juga mengalami hari yang buruk. Mungkin mendapatkan D tidak sebanding dengan apa yang dilaluinya, tapi dia berusaha memaklumi adiknya. Tapi lagi-lagi Ical harus memendam apa yang ingin dia ceritakan. Tidak ada yang bisa mendengarkannya.

Lagi-lagi Ical harus bisa memaklumi tanpa dimaklumi. Ical sadar bahwa setiap orang punya takaran masing-masing. Tapi dia terlalu lelah untuk sadar, terlalu lelah untuk memaklumi dengan sepenuh hati. Bagaimanapun juga dia juga manusia, butuh diperhatikan, butuh ditanya "kenapa?". Tapi nihil. Tidak ada yang memperhatikan, tidak ada yang bertanya. Orang-orang di keluarga ini terlalu sibuk dengan hidupnya masing-masing.

Tapi Ical harus memaklumi, lagi-lagi harus mengerti. Dia merasa bersalah karena telah membentak Airlangga. Tapi meminta maaf sekarang juga bukan waktu yang tepat, ini sudah larut dan Airlangga butuh istirahat.

Tangis Ical malam itu tidak terdengar oleh siapapun. Lagi-lagi Ical sendiri, tanpa ada yang menemani.

***to be continue...

Halo lagi.......
Just want you all to know that everyone is struggling in their own way. We have no right to judge.
Semua orang punya takaran masing-masing jadi jangan berlomba-lomba siapa yang lebih capek dari siapa.

Have a nice day y'all. Yuk vote nct127 buat MAMA.

Airlangga's Journal ✔ | YANGYANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang