Oneshoot

476 62 5
                                    

Spesial Rega & Jelita♥

••
(The Moment)

Rega dan Jelita umur lima tahun.

Saat itu gadis kecil cantik memiliki kulit seputih salju hendak pergi keluar gerbang rumahnya dengan sepeda.

"Jelita! Mainnya jangan jauh-jauh ya!"

Gadis itu menolehkan kepalanya sekilas ke belakang untuk melihat Mamanya yang sedang berdiri di ambang pintu rumahnya. Lalu menganggukan kepala dan menjawab dengan suaranya yang kecil. "Iya, Mama."

Dengan sepeda yang ukurannya sesuai untuk tinggi badannya, gadis itu mengayuh sepedanya hanya di sekitar jalanan depan rumah. Sesekali dia merapatkan gigi waspada saat sepeda yang dinaikinya sedikit oleng ke kanan dan ke kiri. Membuat rambut panjang yang dikuncir dua itu ikut bergoyangㅡterlihat sangat lucu.

Jelita berhenti di depan gerbang rumah saat dirinya mulai sedikit kelelahan. Mengatur napas yang tidak beraturan dan mengusap peluh yang membasahi dahinya.

Pandangannya mengitar ke sekeliling. Tidak ada satupun anak-anak yang bisa dia ajak bermain disini. Di sekitar rumahnya sangat sepi dan membosankan.

Gadis kecil itu mendengus, turun dari sepedanya dan menuntunnya masuk ke dalam gerbang. Tapi sebelum itu ekor matanya menangkap sekelebat bayangan seseorang.

Gerakan Jelita yang hendak masuk ke dalam area rumahnya terhenti. Kembali memutar badan untuk memeriksa siapa yang baru saja dia lihat tadi.

Dahi Jelita sedikit mengernyit saat dia menyadari sesuatu. Gerbang rumah besar yang berada tepat di depan rumahnya terbuka. Padahal biasanya gerbang rumah besar itu selalu tertutup karena tidak ada penghuninya.

Lalu samar-samar dia melihat bayangan seorang anak kecil yang sedang berdiri dibalik gerbang tersebut. Jelita bergidikㅡtakut kalo bayangan itu bukan manusia. Karena dari cerita yang dia dengar, rumah kosong biasanya selalu ada makhluk astralnya.

Tapi rasa penasaran Jelita lebih besar dari pada rasa takutnya. Gadis itu meletakan sepedanya dengan hati-hati, lalu berjalan mendekat untuk memeriksa sebenarnya bayangan apa itu.

Dengan langkah kaki kecilnya, Jelita berjinjit-jinjit supaya tidak menimbulkan suara begitu kakinya menginjak dedaunan kering di bawah. Tepat saat sampai di depan gerbang rumah besar itu, Jelita berhenti sejenakㅡmenarik napas panjang dan menghelanya secara perlahan.

Dalam hati dia merapalkan doa supaya tidak ada apa-apa. Karena sebenarnya dia juga sedikit takut.

Baru saja Jelita akan mengintip ke balik gerbang untuk melihat bayangan itu, dia lebih dulu dikejutkan oleh sentakan seseorang.

"BAAAA!!!!"

Tubuh Jelita terlonjat kaget. Sontak dia memejamkan mata dan menjerit histeris ketakutan.

"AAAAA!!!! MAMAAA!!!!!"

Lumayan lama gadis itu histeris, sampai terdengar suara tawa anak kecil yang berhasil membuat Jelita berhenti. Perlahan gadis itu membuka mata. Bola matanya langsung menangkap sosok anak kecil asing yang berdiri tepat di hadapannya dengan tertawa keras.

FOR US[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang