Part 5-Kim Yohan

8 1 4
                                    



"Jadi kalian sudah mengerti penjelasan Ibu barusan?" suara Guru Shim hanya bagaikan suara angin untuk Kim Yohan. Matanya terus saja menatap kearah luar jendela. Menampakkan lapangan berumput hijau dengan beberapa murid berseragam olahraga.

Pagi ini dia sengaja bertukar tempat duduk dengan Yong Pil hanya untuk dapat melihat kearah luar.

"Kim Yohan!" suara guru Shim kembali terdengar memenuhi kelas. Namun nama yang di panggil tidak merespon sedikit pun. Bibirnya malah melengkungkan senyuman tipis.

Junho yang duduk tidak begitu jauh dari Yohan melemparkan bolpoinnya kearah lelaki itu. Membuat Yohan terperenjat kaget ketika lemparan Junho berhasil mengenai bahu kanannya.

Yohan menatap Junho dengan mata membelalak. Junho menunjuk kearah depan tanpa bersuara. Pandangannya seakan memohon.

Pandangan Yohan mengarah ke depan. Hal yang pertama di lihatnya adalah guru Shim yang melihatnya dengan tatapan mematikan. Guru Shim memang gterkenal sebagai guru killer di sekolah. Beliau tidak akan segan memberikan hukuman untuk muridnya yang melakukan pelanggaran di kelasnya.

"Apa yang kau lihat sampai tidak mendengarkan penjelasanku?" tanya guru Shim pada Yohan.

Yohan meneguk liurnya dengan susah payah. Habis dia karena sudah berurusan dengan guru Shim. Lelaki itu menggaruk belakang telinganya yang tidak gatal. Memikirkan alasan apa yang tepat untuk nenek sihir didepan itu.

"Eum... itu, tadi aku sedang melihat burung terbang dengan membawa ikan di paruhnya," jawab Yohan asal. Membuat gelak tawa sekelas.

Guru Shim menghampirinya. Mencoba melihat kearah luar jendela. Mencari dimana burung yang di maksud Yohan.

"Aku tidak melihat burungnya," ujarnya.

"Sudah terbang kearah sana," tunjuk Yohan asal.

Guru Shim menegakkan tubuhnya. "Kau mencoba membohongiku, Kim Yohan? Tidak mungkin burung itu membawa ikan. Di dekat sini tidak ada sungai!" Guru Shim menggebrak meja Yohan. Lelaki itu terjingkat dari kursinya. Matanya mengedip beberapa kali. Namun dapat didengarnya beberapa temannya tertawa kecil.

"Sebaiknya kau lari keliling lapangan 10 kali agar pandanganmu kembali fokus," saran Guru Shim.

Hah? 10 kali? Bukan masalah besar untuk Yohan yang atlet Taekwondo.

"Ah, ani. Ani. 10 kali terlalu mudah untuk tubuh atletmu. 20 kali!" Ralat Guru Shim yang seperti dapat mendengar kata hati Yohan.

Dan kali ini mulut Yohan menganga. 20 kali?

"Kenapa? Sudah cepat sana! Atau mau aku tambah?" tantang Guru Shim.

"Ani, ssaem." Dan Yohan segera beranjak dari kursinya. Berlari menuju lapangan.

Guru Shim kembali melangkah ke depan kelas. "Perhatikan saat berada di kelasku, atau kalian akan seperti Kim Yohan. Arraseo?"

"NDE..."

***

Hyojung melihat Yohan yang baru saja berlari memasuki lapangan dengan heran. Sedang apa lelaki itu? Seingatnya kelas Yohan sedang tidak ada pelajaran olahraga.

"KIM YOHAN!" panggilnya dari tengah lapangan. Yohan yang mendengar seseorang memanggil namanya sedikit menoleh ke sembarang arah. Mencari suara nyaring siapa yang memanggilnya, lalu matanya menatap Hyojung yang sedang tertawa melihatnya.

"Wae?" tanya Hyojung tanpa suara pada Yohan. Lelaki itu hanya menggeleng. Enggan menjelaskan ketika jantungnya sudah berdetak sangat cepat.

Kaki Yohan sudah terasa panas ketika ia sedang berada di putaran ke-16. Kelas Hyojung sudah menyelesaikan pelajaran olahraganya. Mereka sedang duduk di pinggiran lapangan, melihat Yohan yang masih saja berlari.

Head Over HeelsWhere stories live. Discover now