Sudah cukup bagi Sunny untuk merasakan kepedihan ini, dia berharap agar kepedihan itu tidak menghampirinya lagi, hanya saja harapan itu tidak terwujud sebab gadis itu datang lagi.
Beberapa waktu lalu, Sunny tak sengaja melihat gadis itu tengah bermesraan dengan Rain, dan itu benar-benar menjijikan.
"Ada Rain?" tanyanya dengan wajah menginterogasi, seolah ia merasa Sunny telah menyembunyikan seorang penjahat kelas kakap.
"Ada" jawab Sunny dengan wajah tanpa ekspresi.
"Bisa kau panggil dia keluar?" tanyanya lagi, tanpa basa-basi, Sunny langsung masuk kedalam kamarnya dan meninggalkan gadis itu diluar sendirian.
"Rain, ada yang mencarimu" ujar Sunny sambil menyandarkan tubuhnya di ambang pintu, dengan cepat Rain bangkit dari kasur dan berjalan mendekati jendela kamar untuk melihat siapa yang sedang mencarinya.
"Astaga! kenapa dia datang sih" gerutu Rain, Sunny hanya memutar matanya dengan malas.
"Sudahlah, temui dia" ujar Sunny, dia merasa muak melihat wanita sialan itu.
"A-aku tidak mau" gerutu Rain lalu kembali tidur dikasur, dengan cepat Sunny berjalan mendekati Rain lalu menjambak rambutnya.
"Oi! dia sudah menunggumu. Kau harus menemuinya" seru Sunny tampa melepas tarikan pada rambut Rain.
"Aduh! Baiklah, aku akan menemuinya" ujar Rain, setelah mendengar jawaban Rain, Sunny segera melepas jambakannya.
Rain segera merapikan penampilannya sebelum pergi menemui wanita itu, membuat hati Sunny kembali pedih.
'Sebegitu pentingkah penampilan?' batin Sunny ketika memperhatikan Rain yang tengah menyisir rambutnya dengan jarinya.
"Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu" kata Rain pamit, Sunny hanya menganggukan kepalanya, malas menanggapi kata-kata Rain.
Dari jendela kamarnya, Sunny melihat wanita itu langsung memeluk Rain dengan sangat erat. 'Kau benar-benar menyebalkan Rain' batin Sunny sedih.
🌈
Hari ini kondisi tubuh Sunny sudah pulih, jadi dia memutuskan untuk pergi ke kampus. Setiap kali ingin berjalan menuju kampus, rasa malas dan jijik datang begitu saja menghampirinya.
Dia merasa sangat kesal setiap kali para wanita mulai mengerumuni Rain, terlebih lagi ketika Rain melontarkan senyumannya untuk wanita murahan itu.
'Rupanya aku memang sudah cinta padanya' batin Sunny sambil melangkahkan kakinya dengan sangat malas, namun langkah kakinya terhenti ketika melihat siluet yang begitu ia kenal.
"Rain..." gumam Sunny ketika melihat pria itu tengah bersandar pada mobil hitam yang merupakan mobil miliknya.
"Sunny, ayo berangkat bersama" ajak Rain sambil tersenyum lembut, melihat senyumannya membuat Sunny lagi-lagi menyerah dengan kekesalannya pagi ini.
Baru saja Sunny memberikan jawabannya, wanita itu muncul lagi. "Sayang, aku mencarimu. Bukankah kau masih sakit?" tanyanya seraya menyentuh dahi Rain dengan telapak tangannya.
"Tenang saja, aku sudah sembuh" jawab Rain dengan senyum yang sangat lembut, membuat Sunny kembali kesal.
'Sayang??' batin Sunny.
"Hari ini aku akan bersamamu, untuk memastikan kalau kau benar-benar sudah sembuh" kata gadis itu lagi, mengetahui hal ini, membuat Sunny jadi kesal dan memilih untuk pergi meninggalkan Rain dengan gadis itu.
"Sunny, tunggu!" seru Rain, ia baru saja ingin menyusul Sunny namun lengannya ditahan oleh gadis bertubuh ramping tadi.
"Jangan! Sudah kukatakan untuk tidak mendekatinya, kan" ujar gadis itu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain
Romance"karena aku menyukai hujan, maka aku harus memilikimu" . . . . Peringatan cerita ini khusus 18+ bagi anak-anak menyingkir. Kalau nggak suka jangan dibaca. Mohon untuk tidak mengcopy/menjiplak sebagian atau seluruh cerita ini, karena cerita ini sepen...