7. Discovery [humor-dystopian]

393 44 17
                                    

Tidak seperti biasanya, hari ini markas besar Perserikatan Bangsa Dunia terlihat begitu ramai oleh lautan manusia. Tidak sedikit warga negara lain yang sengaja datang demi menyaksikan langsung peristiwa bersejarah abad ini. Ribuan wartawan sudah siap untuk meliput dan menyampaikan jalannya acara pada orang-orang di seluruh dunia, yang saat ini kemungkinan besar sedang duduk di depan televisi masing-masing.

Profesor Sarah Barnes, seorang arkeolog yang juga menjabat sebagai pemimpin Pusat Kebudayaan Dunia, mulai menaiki podium dan berdiri di hadapan puluhan pengeras suara yang telah dipersiapkan. Senyum bangga terulas di bibir wanita berusia 55 tahun tersebut. Inilah saatnya. Dia sudah siap untuk menyampaikan berita yang paling ditunggu-tunggu.

"Penduduk dunia sekalian! Ini adalah hari yang bersejarah bagi kita semua!" Suara lantangnya disambut oleh sorakan heboh dari segala penjuru. Dia kembali tersenyum. Selalu menyenangkan menyaksikan animo yang seperti ini. "Seperti yang sudah sama-sama kita ketahui, meteor sempat memporak-porandakan planet ini 20 abad yang lalu, menghancurkan semuanya dan memutus hubungan kita dengan sejarah di masa lalu."

Profesor Barnes mengambil jeda sesaat.

"Selama ini, kita hidup dalam kebingungan. Bagaimana sejarah nenek moyang terdahulu? Bagaimana sistem kehidupannya? Bagaimana kesehariannya? Tidak ada petunjuk yang benar-benar kongkret. Selama ini kita hanya berpegang pada kisah turun-temurun dari manusia yang berhasil selamat dari serangan meteor."

Kondisi hening, semua orang masih serius mendengarkan.

"Tim ekspedisi yang kami kirim ke wilayah selatan Bumi berhasil menemukan bukti sejarah yang penting!" Layar besar di sebelah sang profesor menunjukkan foto sebuah benda persegi panjang berwarna hitam. Benda tersebut sudah ringsek, penyok sana-sini. "Posisi tepatnya, di suatu kawasan yang dulu disebut Asia Tenggara."

Terdengar koor 'ooh' serentak.

"Diperkirakan benda ini berasal dari 3000 tahun yang lalu, jauh sebelum peristiwa hujan meteor."

Penjelasan barusan membuat massa semakin ribut. Mereka mulai berbicara pada orang di sebelahnya. Profesor Barnes berdehem pelan, meminta atensi semua orang agar kembali tertuju padanya.

"Setelah dibawa ke Pusat Kebudayaan Dunia dan diteliti oleh ratusan ahli terpercaya, diketahui bahwa benda ini adalah sebuah pemutar musik. Kondisinya rusak total, tapi kami berhasil menemukan sebuah benda kecil yang berfungsi sebagai memori.

"Sangat disayangkan, ribuan data di dalamnya ikut rusak dan tidak bisa dibaca, tapi berkat bantuan profesional dari Pusat Teknologi Dunia, Profesor Leroy Osman," Profesor Barnes menunjuk seorang pria tua berkacamata di dekatnya. "kami berhasil menyelamatkan satu buah file lagu. Tidak utuh, tapi bisa memberikan sedikit gambaran mengenai kebudayaan nenek moyang kita."

Suasana benar-benar pecah.Semua orang bertepuk tangan dan bersorak penuh semangat.

"Tanpa memperpanjang waktu lagi, mari sama-sama kita dengarkan sebuah potongan masa lalu dari planet ini."

Musik bertempo sedang mulai mengalun dari speaker besar yang ada di depan gedung Perserikatan Bangsa Dunia.

Entah apa yang merasukimu

Hingga kau tega menkhianatiku

Yang tulus mencintaimu

Suara perempuan, di sertai bunyi aneh di latar belakang. Semua hadirin mulai bertanya-tanya. Apakah itu suara gagak? Namun, bagai tersihir, semua orang di sana mulai mengangguk-anggukkan kepala mengikuti irama musik.

Salah apa diriku padamu

Hingga kau tega menyakiti aku

Kau sia-siakan cintaku

Musik berhenti dan semua orang bersorak, jauh lebih keras dari sebelumnya. Akhirnya ada sedikit gambaran, mengenai seperti apa kehidupan dan selera seni manusia sebelum mereka.

Dan hari itu, lagu tersebut disiarkan di seluruh dunia. Semua orang serentak menghentikan apa pun yang sedang mereka kerjakan, demi mendengarkan sebuah kepingan dari masa lalu.

***

TEMA 7:
"Tulisan yang wajib memasukkan lirik lagu 'Salah Apa Aku'"

***

Semakin absurd, Saudara-saudara!

Setelah kemarin disuruh berpetualang ke luar angkasa, hari malah diminta bikin cerita berdasarkan lagu yang tengah viral.

/sangat disarankan untuk membaca sambil mendengarkan musik yang tersedia mulmed/

Love,
Tia

7 November 2019
15.19 WIB

[End] YestodayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang