6. Morning Gift (Dae Won's)

86.3K 460 4
                                    

Kubuka kedua mataku dengan perlahan, dan mengedarkan pandangan. Lalu aku menoleh ke arah Daveeka, dan kulihat ia yang masih terlelap. Melihat pemandagan seperti itu, membuatku menyunggingkan senyuman.

"Selamat pagi, sayang" ujarku, yang kemudian mengecup bibirnya sesaat.

Lalu aku segera bangkit dari posisiku, dan duduk di atas ranjang. Kemudian, aku menyingkap selimut yang menutupi tubuh polos kami, "Sayang, bangunlah~" ucapku.

Namun ia tak bergeming, dan tetap saja tertidur dengan lelapnya. Kuhela nafasku kembali, dan menatapnya, "Sayang, ayo bangun~ Hari ini kau ada jadwal pemotretan kan?" ujarku.

Tapi lagi-lagi ia tak bergeming, bahkan kedua matanya masih saja terpejam. Kembali kuhela nafasku, dan beralih menatap tubuh seksinya, yang tak tertutupi oleh sehelai benang pun. Lalu tiba-tiba, aku mendapat sebuah ide nakal, untuk membangunkannya.

Perlahan, aku melebarkan kedua kakinya, sehingga kewanitaannya langsung terlihat olehku. Lalu dengan hati-hati, aku mengusap kewanitaannya, dan menarik klitorisnya. Tapi rupanya, hal tersebut tak membuatnya merasa terusik. Bahkan ia masih saja, memejamkan kedua matanya.

"Baiklah sayang, aku akan memberikanmu hadiah di pagi hari ini. Dan kuyakin, kau akan langsung terbangun" gumamku, sambil menyeringai.

Lalu aku memasukkan kedua jariku ke dalam kewanitaannya, sehingga membuatnya langsung menggigit bibirnya, tapi tetap saja matanya masih terpejam. Kemudian, aku mulai menggerakkan kedua jariku, yang berada di dalam kewanitaannya, dan membuat si pemiliknya jadi bergerak, dengan gelisah.

Tapi hal tersebut, tak membuatnya membuka kedua matanya juga. Ia hanya bergerak dengan gelisah saja, dan juga bibirnya yang seakan sedang mengeluarkan desahan, namun tak terdengar.

Aku pun semakin mempercepat gerakan kedua jariku, sedangkan satu tanganku yang lain, mulai meraba-raba payudaranya dan meremasnya dengan kuat.

"Aghhhhhhh Dae Won~" desahnya dengan matanya yang terpejam.

"Apa sayang? Kau masih tak ingin bangun, hehm?" ucapku, dengan satu alisku yang terangkat, dan tanpa menghentikan aktifitasku.

Namun tetap saja ia memejamkan kedua matanya, sehingga membuatku menghela nafasku. Jika pagi ini tak ada jadwal pemotretan, maka aku tak akan membangunkannya. Tapi pagi ini, ada jadwal pemotretan, yang katanya akan dilakukan di pantai lagi. Dan itu artinya, aku dan kekasihku harus segera bersiap-siap, dan berangkat ke sebuah pantai.

"Aghhhhhhhh Dae Won ahhhhhhh ahhhhhhh" desahnya, dengan matanya yang terpejam.

Lalu aku menghentikan aktifitasku sejenak, dan segera menindih tubuhnya. Kemudian, aku langsung melahap salah satu payudaranya, dan kembali menggerakkan kedua jariku, yang berada di dalam lubang kewanitaannya. Sedangkan mulutku, menghisap payudaranya dengan kuat.

"Asghhhhhh Dae Won, aghhhhhhh ahhhhhhh ssshhhhhhh" desahnya kembali.

Tapi aku tak memperdulikannya, dan terus saja melakukan aktifitasku, sehingga kurasakan kewanitaannya yang mulai berkedut.

"Dae Won? Apa yang kau aghhhhhhh asshhhhhhh ouhhhhhhh lakukan?" ucapnya.

Segera aku mendongak untuk menatapnya, dan melihatnya yang sudah terbangun. Tapi aku tak mengatakan apa-apa, karena mulutku tersumpal oleh payudaranya. Dan kemudian, aku kembali menghisap payudaranya, dan terus menggerakkan kedua jariku, yang berada di dalam kewanitaannya.

"Oughhhhhhh ahhhhhhh aghhhhhh sial kau Dae Won" erangnya.

Mendengar desahannya, membuatku jadi semakin bersemangat, untuk melakukan aktifitasku.

"Dae Won aku ingin aahhhhhh oughhhhhh aghhhhhhh" ucapnya.

Aku pun segera mengeluarkan payudaranya dari dalam mulutku, lalu aku segera melumat bibirnya, dengan kedua jariku yang masih terus bergerak, di dalam lubang kewanitaannya. Sedangkan ia berusaha untuk menyeimbangi ciumanku, dan melumat bibirku juga.

Tapi tiba-tiba, ia mencakar tubuhku dengan kuat, sehingga membuatku jadi merasa perih, karena cakarannya itu. Tapi kurasakan, kewanitaannya yang mengeluarkan cairan, dan aku pun langsung menghentikan aktifitasku, dan mengeluarkan kedua jariku, dari dalam lubang kewanitaannya.

Kemudian, aku melepaskan ciumanku dan menegakkan tubuhku. Lalu aku menoleh ke arah punggungku, dan kulihat punggungku yang kembali terluka, dan mengeluarkan darah.

"Maafkan aku sayang" katanya, yang berusaha untuk bangkit dari posisinya.

Kuukirkan senyuman, dan beralih menatapnya, "Tidak apa-apa sayang, nanti juga akan sembuh sendiri" ucapku.

"Sini biar kuobati" ujarnya, tanpa melepaskan pandangannya dariku.

"Tidak usah sayang, perih. Dan aku tak suka" jawabku.

Namun ia malah menyunggingkan senyuman, dan membalikkan tubuhku, "Kali ini tidak akan perih" ucapnya, yang kemudian mulai menjilati beberapa luka cakaran, yang berada di punggungku, sehingga membuatku jadi meringis, karena perih.

"Slrrrpppppp ehmmmmmmm"

Ia terus saja menjikati tubuh bagian belakangku, dan sesekali ia menghisapnya. Sedangkan di bawah sana, kurasakan satu tangannya yang mulai meraba-raba juniorku, dan meremasnya dengan kuat, sehingga membuatku langsung menggigit bibirku.

"Sial kau Daveeka! Rupanya kau ingin membalas dendam" ucapku, dengan kedua mataku yang terpejam, sambil menahan perih, dan juga nikmat.

Lalu kurasakan ia yang mulai mengocok juniorku dari belakang, sehingga membuatku memejamkan kedua mataku.

"Veeka hentikan!" pekikku, sambil menyingkirkan tangannya dari juniorku, sehingga ia langsung melepaskan juniorku, dari genggamannya, dan menghentikan aktifitasnya.

"Rasakan itu, sayang~" katanya, yang kemudian mengecupi, dan menghisap leherku.

"Oh shit! Ia benar-benar membalas dendam" batinku, sambil merasakan ia yang mulai menghisap leherku, dan kuyakin jadi meninggalkan tanda merah keunguan di sana.

Tapi tak lama kemudian, ia menyudahi aktifitasnya, dan mengecup bibirku sesaat, "Satu sama" katanya, sambil menjulurkan lidahnya, dan segera bangkit dari ranjang.

Aku pun hanya menghela nafasku saja, dan memperhatikannya yang berjalan menuju kamar mandi.















To be continue. . .

My Partner in BedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang