Prolog 🍂

19 5 2
                                    

"Hei, jangan sedih lagi. Lagipulan kan udah ada gw sekarang. Lu gak usah pusingin tuh cowo lagi, biarlah yang sudah terjadi berlalu. Dan besok gw akan mengunjungimu dan membawa makanan kesukaanmu. Tapi, sebagai gantinya, lu gak boleh sedih lagi.

"Hm, ya ya ya. Gw akan berusaha mencoba itu, walau memang itu sulit sekali bagi gw. Belum lagi, gw baru aja kehilangan a--."

"Stt, gak usah dibahas lagi. Yang terpenting, lu jangan sakit dan sedih terus menerus, kasian nanti sama ortu lu. Nanti mereka makin khawatir sama kondisi lu yang sekarang ini."

"Oke, makasih ya atas perhatiannya."

"Urwell, my dear."

Banyak sekali pertanyaan yang belum terjawab, bahkan hampir membuat kepala nya pecah. Belum selesai masalah yang ini, tumbuh lagi masalah yang lain. Dan, masalah terbesarnya adalah, dia kehilangan. Kehilangan segalanya. Dia bingung, kemana pria itu pergi? Kenapa dia harus meninggalkannya? Terlebih lagi, pria itu tidak menitipkan pesan satu katapun untuknya.

Mengingat itu semua, ingatannya kembali dan membuat kepalanya pusing. Air matanya berderai² hingga membuat bajunya basah. Entahlah, apa yang dipikirkannya saat ini. Hampa. Kosong. Hatinya perih bagai tergores pisau sedikit demi sedikit. Perlahan, penglihatannya terasa buram dan akhirnya menyisakan hampa.


*

Yeay! Bagian prolognya udah dipublished! Jangan lupa buat kepoin ceritanya terus yaa ✨. Jangan lupa juga buat vote dan comment supaya aku makin semangat buat cerita selanjutnya. Dann, jangan lupa untuk comment kalau kalian ada ide-ide untuk cerita selanjutnya. Thanks 💞


Amour LabyrintheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang