#2

24 5 0
                                    

Tiba-tiba....

"Syilla? "ucapnya yang terkesan bertanya. Aku begitu terkejut dengan suara yang kudengar memanggilku, suara yang begitu Aku  kenali,  Aku langsung memalingkan wajahku dan melihat,  betapa terkejutnya Aku melihat Sahabatku sejak SD berada disekolah ini? Bukankah ia telah memberitahukan padaku bahwa ia akan bersekolah di Sma Wira Sakti. Lalu mengapa ia ada disini? Apakah Aku salah lihat? Atau benar ini adanya? ...
"Vanya? Benarkah ini Kamu? Untuk Apa kau disini? Bukankah Kau telah mengatakan padaku bahwa Kau akan bersekolah di Sma Wira Sakti?"ucapku kaget kemudian aku mendekatinya dan memeluknya dengan sangat erat,  Aku rindu dia meskipun baru beberapa minggu terpisah tapi ia adalah temanku,sahabatku yang paling aku sayang selain bang Rizqan.
"Iya Syil,  Aku disini,  Aku sekolah disini,  ingin terus bersamamu,  Sebenarnya Aku sudah mendaftar disana dan Aku tidak lulus dan Aku langsung mendaftar disini,  meskipun telah telat tapi Aku mengikuti gelombang ke dua"jelasnya padaku dan mengendurkan pelukannya,  aku tersenyum padanya,  mataku mulai berkaca-kaca,  sedetik saja aku mengedipkan mata maka air mataku akan meluncur  begitu saja.
"Aku benar-benar bahagia bertemu denganmu lagi,  Tuhan memang mempunyai rencana yang begitu indah. Aku bahagia,Vanya."ucapku kemudian kembali memeluknya
"Tuhan memang mempunyai rencana yang baik untuk persahabatan Kita ini"balasnya.

Setelah sekian lama bercengkrama, Aku dan Vanya memilih untuk memutar-mutari sekolah ini,  untuk melihat lokasi yang ada disekolah ini. Tamannya yang hijau, dipenuhi dengan bunga-bunga yang sangat indah menambah kesan keindahan sekolah ini. Pohon yang ada disetiap sudut-sudut ruangan menambah kenyamanan bagi orang-orang disekitar. Setelah itu,  Kami berdua memutuskan untuk pergi ke kantin,  sekedar mengisi perut yang sudah mulai keroncongan ini. Sesampai di kantin,  aku mengedarkan seluruh pandanganku disetiap penjuru ruangan, melihat begitu banyak siswa/i yang sedang berada disana,  sekedar makan dan sekedar nongkrong menghabiskan waktunya disana.  Karena bagi sebagian siswa/i ini, kantin adalah rumah kedua dari kelasnya.  Dimana mereka bisa tertawa sepuasnya. Tanpa ada yang melarang. Mataku berhenti disudut paling pojok kantin,  terdapat Bang Rizqan disana bersama dengan teman-temannya.  Vanya yang menyadari keberadaan Bang Rizqan yang selama ini menjadi temannya pun memanggilnya.

"Bang Farrissss(panggilan mereka untuk Rizqan) !!! "teriak Vanya membuat pemilik nama langsung menoleh dan sedikit terkejut melihat Vanya dan Aku ada ditengah-tengah kantin. Ia melambaikan tangannya,  mengisyaratkan untuk bergabung. Kami pun segera menghampiri bang Rizqan bersama dengan teman-temannya,  yang salah satunya Aku kenali,  dia adalah Muhammad Azril Rayyan Akbar,  aku sering memanggilnya dengan sebutan bang Azril.  Aku mengenalnya karena sejak kecil bang Azril sudah menjadi temanku dan bang Rizqan.

"Darimana? Tidak masuk? "tanyanya begitu Kami sampai dimeja mereka
"Dari keliling-keliling sekolah Bang. Tidak bang,  tidak masuk, mungkin karena baru awal"jawab Vanya
"Duduk,  disini"ucapnya mempersilahkan Kami duduk, akhirnya Vanya duduk disebelah Bang Azril dan Aku? Tentunya duduk di sebelah Bang Rizqan.
"Siapa Ris? "tanya salah satu teman bang Rizqan
"Ini adalah Adik gue. Adik angkat gue, namanya Syilla. Sedangkan ini adalah Vanya temannya sejak SD"jelas Farris kepada Putra temannya
"Ohh cantik,  Kenalkan gue Putra,  temannya Farris dan Azril"ucapnya memperkenalkan diri.  Kutahu,  jika disekolah bang Rizqan memanggilnya dengan sebutan Farris,  karena Farris adalah nama depannya,  sedangkan Aku? Memanggilnya dengan nama Rizqan,  karena itu nama kesayanganku untuknya.
"Syilla, Bang"ucapku dan kemudian Vanya memperkenalkan dirinya

Dan Kami semua duduk,  berbincang-bincang masalah sekolah,  dan Kami terlihat akrab, seperti orang yang sudah lama berkenalan. Aku begitu menyukai suasana seperti ini,  mereka begitu menerimaku dan Vanya apa adanya,  terutama bang Putra yang baru beberapa menit yang lalu aku kenal. Ternyata ia adalah orang yang ramah kepada siapa saja,  mudah menerima kedatangan orang lain. Berbeda dengan bang Rizqan yang sangat dingin terhadap wanita, terkecuali Mama,  Aku dan Bunda. Begitu beruntungnya orang yang mendapatkan bang Rizqan.

"Ehh,  Ris, lo dicari sama kepsek. Bahas masalah futsal"ucap seorang cowo yang tiba-tiba menghampiri meja Kami.
"Okee..nanti gue kesana"ucap bang Rizqan
Setelah itu,  bang Rizqan pamit
"Gue duluan ya"ucapnya yang diangguki mereka semua kecuali aku
"Dik,  Abang pergi dulu ya,  nanti tunggu Abang didepan kelas"ucapnya dan hanya Aku balas dengan anggukan. Sebelumnya Aku telah memberitahu nyabbahwa Aku telah menepati kelas 10 IPA 1 itu,  itu adalah bekas kelasnya Bang Rizqan.
Setelah kepergiannya Kami masih setia disini. Bercerita apapun asal tidak ada keheningan diantara Kami semua.

"Ehh syil,  Farris itu Ketua Osis loh disini,  dan Wakilnya adalah Sherina Teman sekelasnya,  mereka berdua sangat serasi. Cocok banget, selain itu,  Farris Kapten Futsal disekolah ini"jelas bang Putra yang membuatku sedikit kaget karena ternyata Abangku itu adalah Ketua Osis. Sebelumnya Bang Rizqan tidak menceritakan padaku masalah jabatannya disekolah. Dan aku hanya ber oh ria saja tidak menanggapinya terlalu jauh.  Dan Kak Sherina? Siapa dia? Aku mulai menerka-nerka siapakah Sherina?
"Kak Sherina? Siapa dia Bang?  Teman Bang Farris? Atau mungkin pacarnya? "tanyaku yang ikut-ikutan memanggil Rizqan dengan sebutan Farris
"Hahahahaha,  syilla syilla. Lo ini lucu sekali? Lo kan adik angkatnya Farris, masa Lo tidak tahu?Farris anti sama wanita-wanita disekolah ini.  Mungkin Lo dan Vanya Adalah wanita yang beruntung bisa dekat dengannya,  selain itu? Tidak ada wanita yang mampu menarik perhatiannya,  termasuk Sherina yang noteben adalah wakil nya si Farris, tapi tak sedikitpun Farris tertarik,  padahal Sherina adalah wanita yang cantik,  rambut panjangnya,  kulit putihnya,  dan dia hampis persis kayak lo, Syil, hanya saja Lo itu murah senyum jadi makin nambah kecantikan lo"jelas bang Putra panjang lebar_-
Aku yang mendengarnya cukup mengerti,  karena aku memang tau jika bang Rizqan memang anti sama cewe,  walaupun udah kenal tapi tetap saja ia akan bersikap dingin kepada mereka,terkecuali Aku dan Vanya,  Kami berdua adalah kurcaci-kurcaci yang mengekori Bang Rizqan dari SD,  yang paling lama adalah Aku,  sejak Aku umur 5 tahun.

Setelah menghabiskan waktu sejam lebih,  akhirnya Aku dan Vanya memutuskan untuk pamit ke kelas,  takut jika Guru telah masuk.

"Bang, Kami duluan ya. Pamit ke kelas"ucap Vanya
"Ohh, iya hati-hati"balas mereka_Azril dan Putra_ kemudian Kami meninggalkan kantin tersebut

           
                                          ♡♡♡

Sesampai Kami dikelas,  aku langsung duduk dibangku ku,  dan Vanya,dia duduk didepanku. Kami kembali bercerita-cerita banyak hal,  dan tentunya Kami telah mendapatkan kawan baru, dia bernama Hafizah, wanita dengan segala keindahannya. Wajahnya yang putih bersih,  mata kecoklatannya yang teduh,  alis tebalnya,  hidung mancungnya,  ohh betapa indahnya wanita disebelahku ini. Dan tentunya,  ia mengenakan khimar panjangnya untuk menutupi rambut indahnya. Ohh Tuhan,  betapa indahnya ciptaanMu,  aku sungguh kagum pada wanita disebelahku ini. Begitulah pemaparanku tentang Hafizah Humairah Azzahra. Dia benar-benar indah,  mungkin jika aku cowo sudah lebih dulu aku dekatin dia tu, wkwkwk... Aku menemukan kenyamanan saat bersamanya. Aku iri padanya,  aku sama sepertinya seorang muslimah  hanya saja rambutku masih kugerai begitu saja. Aku malu, aku malu pada dia yang lebih tertutup..

"Zahra, lo asal sekolah mana? "tanya Vanya
"Aku,  dari sekolah Mts Wijaya"jawabnya
"ohh,  Mts yang  terkenal itu ya? Keren lo,  bisa masuk situ"balasku
"Hehe biasa aja,  aku suka disana,  aman nyaman banget rasanya"ucapnya"Aku seakan-akan nemuin jati diri disana"ucapnya lirih
"Maksud lo? "tanya Ku dan Vanya serentak

                                            ♡♡♡

Eh eh eh,  jangan lupa tinggalkan jejak kalian yaa, coment ataupun vote nya. Tanpa kalian aku bukan apa-apa..
Tetap ikutin alur cerita ini....

Aku,  Kamu,  Dan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang