12

21.4K 1.2K 90
                                        

Bismillahirrahmanirrahim

Selamat membaca

Jangan lupa pencet ⭐ ya kakak

Afka Pov

Siska datang tidak sendiri, dia bersama Doni anak Tante Wirda, cucu pertama Oma dari pihak papa, kebetulan acara ini lebih banyak dihadiri oleh keluarga papa, dari pihak mama hanya sodara perempuannya saja yang datang karna mama sudah yatim piatu sejak lama.

Aku tidak tahu apa hubungan mereka tapi kalau Aku boleh menebak sepertinya mereka punya hubungan khusus, Aku turut bahagia karna secara tidak lansung Siska juga sudah menyerah dengan perasaanya padaku, dan itu artinya Aku bisa hidup tenang dengan Ayana.

Kami menghampiri Oma bersamaan, Doni dengan santainya merangkul Siska, sedangkan aku menggenggam tangan Ayana dengan lembut, kuisi celah jari mungil miliknya dengan jariku, ini begitu pas dan hangat.

"Selamat malam, Oma," sapa Doni dan Siska.

"Assalamualaikum, Oma. Selamat malam."

Aku menatap Ayana, terdengar lucu saat kami mengucapkannya secara bersamaan, kuusap kepalanya, dia tersenyum malu karna perlakuanku.

"Waalaikumsalam, selamat malam."

Oma menatap kami berempat dengan senyum ramahnya, dia memang sudah menjadi 'Oma' tapi jiwa mudanya masih menggelora itu juga yang membuatku senang bercerita denganya.

Aku dan Ayana menyalaminya terlebih dahulu lalu diikuti oleh Siska dan Doni.

"Loh ini Siska kan? Oma tentu saja kaget melihat perubahan Siska, ekspresinya sama denganku saat pertama kali melihat dia berubah.

Siska mengangguk kecil sambil berusaha melepaskan lingkar tangan Doni di pinggangnya, namun Doni seolah tidak tau apa-apa tetap meletakan tangannya di sana.

"Kok bed--"

"Lebih cantik kan Bu, Doni emang paling pintar cari calon istri." Tante Wirda tiba-tiba saja datang dan duduk di samping Oma, kebetulan keluarga yang lainnya sibuk dengan urusan masing-masing jadi hanya kami berenam di sini.

Aku mengangguk kecil, ternyata calon istri, baguslah, batinku.

"Siska dari dulu emang cantik, tapi wanita itu akan lebih cantik kalau bisa menjaga auratnya, itu yang utama."

Aku rasa, Aku akan tertawa sekarang, tapi merasakan cubitan dan tatapan Ayana membuatku urung, dia seram juga kalau marah, tawaku terpaksa diredam.

Perkataan Oma sangat benar, untuk apa cantik kalau semuanya udah dikonsumsi publik, sekarang bentuk dan rupa bisa diubah jadi ngak perlu bangga kalau punya rupa cantik, karna orang cantik itu udah banyak, dimana-mana ada.  Bahkan sekarang yang pria-pun bisa jadi cantik. Yang cantik hati dan rupa itu susah dicari, sangat langka, jadi beruntunglah yang mendapatkan keduanya.

"Tangannya dilepas dulu Doni, kamu dosa nyentuh anak gadis orang tanpa ada ikatan halal."

Doni memutar matanya malas dengan terpaksa dia melepaskan rangkualan tangannya.

Lalu Oma beralih menatapku dan Ayana, dia tersenyum menatap Ayana lalu menatap tajam padaku, Aku tahu malam ini akan di sidang olehnya.

"Dasar cucu durhaka kamu ya, nikah ngak kasih tau Oma, mana cucu menantu Oma, sini Oma bongkar aib kamu sama dia."

Aku hanya tertawa mendengar omelannya, dia marah karna dia sayang padaku, sudah kubilangkan Aku cucu kesayangannya.

"Malah ketawa, mana dia wanita kurang beruntung karna udah dinikahin sama kamu?"

Cinta Luar Biasa (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang