Usai menyelesaikan moment di pantai tadi. Kak Jaehyun menyuruh Jaemin pulang bersama, tetapi dia mengatakan supaya kami pulang terlebih dahulu. Yasudah, kak Jaehyun dan aku pamit kepadanya untuk pergi pulang terlebih dahulu.
Sampai di depan rumah, aku berjalan menyamping dengan kak Jaehyun.
"Kau menyukai dia ya?" Kata kak Jaehyun yang membuatku bingung.
Aku berpikir sejenak, "Hm, dia siapa ya kak?"
"Temanmu itu siapa namanya, Jae-jaemin?" wajahku terasa panas, atas dasar apa kak Jaehyun menanyakan hal itu padaku. Karena merasa malu dan tidak ingin menjawabnya, aku segera berlari kedalam rumah.
"Bunda!" Sapaku pada bunda yang tengah asyik menonton televisi.
"Sudah pulang, bagaimana seru tidak jalan-jalannya?" Tanya bunda kepadaku.
"Hm" responku, kak Jaehyun memasuki pintu rumah dengan berkata "iyalah bun" lalu ia duduk bersebelahan denganku bersamaan dengan bunda.
"Dek.." kak Jaehyun memanggilku, tetapi aku tidak menoleh ke arahnya ataupun meresponnya. Entah apa yang ingin dia katakan, tetapi aku yakin dia pasti akan menanyakan soal Jaemin. Lebih tepatnya perasaanku pada Jaemin.
setelah hening beberapa detik tidak ada satupun pembicaraan dari kami bertiga yang ada hanyalah suara televisi.
Membosankan,
Membuang waktu saja, lebih baik aku pergi ke kamar dan beristirahat.
Aku menaiki tangga menuju kamar. Saat berada di depan pintu, baru saja ingin membukanya, niatku itu terkurung saat melihat pintu kamar sebelah terbuka. Aku bingung, heran. Tentu saja, ruangan ini sudah sangat lama tidak di tempati. Dari pada membuat diriku bingung, lebih baik aku memasukinya.
Aku melihat sebuah koper diatas kasur ini, "koper milik siapa?" Gumamku.
Ah, sudahlah aku tidak akan memikirkannya mungkin koper ini milik teman ayah. Karena kemarin, ayah mengatakan pada bunda bahwa temannya akan menginap beberapa hari disini.
Aku keluar dari ruangan tersebut dan beralih masuk ke kamar sebelah, kamarku sendiri. Aku segera berlari menuju kasur untuk merebahkan diri, menghanyutkan rasa lelah.
"Hai Jung", aku tersentak saat mendengar suara itu.
"long time don't meet you" ucapnya lagi, membuatku bingung siapa laki-laki ini.
Aku berdiri mendekatinya setelah mengatakan, "Kamu siapa?"
"What? You, you don't ah— kau tidak mengenaliku? This is your brother when in Australia Jung"
"Tunggu" Aku berpikir dan terus memutarkan ingatanku kembali saat aku berada di Australia, mencari memory tentang laki-laki ini.
"Kamu Lee, yampun aku sangat merindukanmu" aku memeluknya cukup kuat. Aku sangat merindukannya. Setelah beberapa tahun kami tak bertemu, dan saat ini Tuhan mempertemukan kami kembali.
"Good, you still remember me. I'm happy so happy" bisiknya saat membalas pelukanku.
"Stop, aku sulit bernafas" aku melepaskan pelukannya. Menatapnya dengan penuh kesal.
"Ck, you don't miss me. Pergi sana keluar" aku mendorongnya keluar pintu kamar setelah mengatakan kata-kata itu.
Menyebalkan sekali.
Aku lupa bercerita tentang siapa laki-laki itu pada kalian. Dia Mark Lee, tetangga baikku saat keluargaku tinggal di negara Australia.
Dahulu saat aku duduk di bangku sekolah dasar tingkat dua, ayahku memutuskan untuk tinggal di sana selama 5 tahun karena ingin menyelesaikan proyek besarnya, ayahku adalah seorang arsitek.
Tentang bagaimana aku bisa mengenali sosok Mark Lee itu karena bunda membawa Mark ke rumah untuk bermain denganku dan kak Jaehyun. Sangat di sayangkan , aku butuh teman perempuan bukan laki-laki.
"Dia tidak bisa bermain boneka bunda, aku ingin bermain boneka" omelku pada bunda saat itu.
"Come on, kata siapa aku tidak bisa" dia menghampiriku dan mengambil alih boneka di salah satu tanganku.
"Kau jadi princess dan aku pangerannya" ucapnya lagi.
Tanpa berpikir lama aku menjawab, "Baik pangeranku"
Jika di ingat-ingat sekarang, masa itu sangat memalukan menurutku.
Mark adalah pangeran masa kecilku yang selalu datang kerumah dengan membawa satu butir buah apel, untuk diberikan kepadaku dan memakannya bersamaan. Secara bergantian.
Kami hampir selalu menghabiskan waktu bersama setiap hari, maka tak heran jika aku sangat merindukannya.
"Cukup cukup, untuk apa aku merindukannya jika dia tidak merindikanku. Dasar apel busuk" kesalku dengan membanting pintu saat keluar kamar.
"Hei kamu kenapa, mengagetkan saja" itu kak Jaehyun yang muncul di hadapanku secara tiba-tiba tanpa aku sadari. Seperti makhluk halus saja.
Aku berjalan melewati kak Jaehyun, tanpa memperdulikan pertanyaannya.
Aku duduk di bangku taman bersama dengan chery, seekor kucing yang aku rawat sudah lama sekali. Karena aku sering merasa bosan, kak Jaehyun Memberikanku teman seekor kucing. Dan chery-lah yang selalu setia mendengarkan keluh kesahku selama ini.
Mungkin menurut kalian aku bodoh.
Beruntung saja kucing ini sangat menggemaskan jadi aku tidak akan menolaknya.
"Cher, kau belum makan bukan? ayo makan" aku menyodorkan ikan di tanganku padanya. Tetapi, dia tidak memakannya.
"Hei, mengapa? Apa kau sakit"
karena aku merasa khawatir pada chery, aku segera membawanya pergi ke dokter hewan, yang biasa aku kunjungi untuk memeriksa kondisi chery. Menaiki mobil berdua dengan Jeje tanpa di temani oleh siapapun. Orang rumah sibuk dengan urusannya sendiri, sehingga tidak memperhatikan kondisi Jeje.
"Dokter, tolong periksa kondisi kucing saya" ucapku risau.
"Tunggu sebentar"
Setelah sekian lama aku menunggu, dokter hewan itu datang dengan menggendong chery di tangannya.
"Bagaimana kondisinya dok?" Tanyaku, setelah mengambil alih chery di tangannya.
"Dia terinfeksi, tapi tenang saja. Saya sudah menyuntikkan vitamin padanya" jelas dokter hewan itu.
"Baiklah dok, makasih"
Syukurlah tidak terjadi sesuatu yang serius pada chery.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] About you : Na Jaemin
Novela Juvenil❝Na Jaemin, Pria Penyuka Senja yang tidak di takdirkan oleh tuhan untukku❞ #6 in jcy #10 in njm #11 in ljn