-part-4 diriku sendiri

25 1 0
                                    





Aku pulang lewat jalan memutar, sungguh kesal dan capek, ini semua karena orang asing itu. Jika dia tidak muncul dan mengganggu diriku aku pasti sudah pulang lebih cepat, dan apa katanya? Aku putus asa? Yup! Kau benar sekali, sudah lama aku merasakanya, tak ada lagi harapan.tak ada lagi gairah hidup aku hanya ingin melakukan sesuatu lagi lalu pergi dengan tenang, itulah yg kurasakan juga yg kuinginkan wahai orang asing

Masih ada sebuah pertanyaan , kenapa aku lewat jalan memutar? Bukannya lebih cepat aku melanjutkan perjalananku yg terhenti tadi? Jawabannya sederhana. Sebenarnya aku tahu dia, dia bukan benar2 orang asing, ya...bukan berarti kenal juga sih ,aku melihatnya beberapa kali saat aku konsultasi, dia datang kesana dan menemui psykiater itu. Entah apa hubungan mereka, mereka terlihat akrab. Dan juga cowok itu tidak terlihat seperti pasien juga.aku bingung, yaah bukan berarti penasaran juga sih, aku tak peduli dia siapa,yg  pasti dia tau aku lewat mana dan tinggal di mana dan itu membuat aku kesal

Akhirnya aku sampai juga di depan rumahku, pintu tua usang yg ku sayang ada disana, dan tidak ada seorang pun. Syukurlah.., aku akan bertambah kesal jika ternyata dia sudah berada disini, yaah mungkin itu cuma hayalan keputusasaan ku, dia berada disini? Sungguh konyol hayalanku kan?

"Kau mencariku nona cantik?" aku mendengar sesuatu, terdengar seperti suara orang itu. Tapi tidak mungkin kan? Tak ada siapapun disini, aku menaiki tangga dan meraih gagang pintu, belum sempat terbuka aku merasa ada seseorang di belakangku.
Hhhh....yaaah dia memang disini, aku menoleh dengan malas dia menampakkan senyum canggungnya , lalu dengan cepat dia membungkukkan badan.

"Maafkan aku ..! Aku telah membuat mu malu nona sungguh aku tak bermaksud begitu?!" dia menegakkan badannya kembali dan mengulang kalimat nya tadi
"Maafkan aku, aku telah membuat mu malu, aku tak bermaksud begitu, aku hanya ingin kau ..."

Ucapannya berhenti tiba2, dia melihat kearah wajahku yg memerah. Aku juga merasakannya wajah ku tiba2 panas, lalu keluar sesuatu dari hidungku, berwarna merah dan berbau amis , aku menekannya dengan tangan, tapi tak kunjung berhenti juga , ia malah keluar dari tanganku dan mengucur ke bawah,
"Uhukk!!"
Aku mulai batuk, kali ini cairan merah itu juga keluar dari mulut, dadaku terasa sesak dan perih, sekelilingku jadi buram, lalu tiba2 dunia terasa  terbalik,  kurasakan Tangan seseorang memegang pinggangku, dia orang itu. Wajahnya terlihat khawatir, dia berucap sesuatu tapi hanya cuapan mulut yg kulihat, telingaku berdengung keras. Tak ada satu bunyi pun yg berhasil lolos dan terbaca saraf telingaku . alhasil aku tak tau apa yg terjadi, lama kelamaan kepalaku makin berat dan aku jatuh ke lantai, tapi dia masih memegangiku, dia menoleh kesana kemari mencari bantuan, tentu saja tak ada seorang pun, mengingat aku yg jarang bersosialisasi dan kompleks yg lumayan sepi

Yaah, mungkin inilah akhirnya ,diriku yg lelah bermonolog sendirian ,menceritakan kemalangan diri sendiri tanpa ada yg peduli sungguh hal yg menyakitkan, bagai seseorang yg tinggal di gua sendirian, dan bingung antara memilih menunggu seseorang yg menjadi cahaya penerang atau mati saja tanpa di ketahui pernah ada, lalu
Saat ini yg kurasakan cuma hampa rasa sakit yg datang,menyadarkan aku betapa rapuh hidup yg kujalani saat ini, ibu yg sudah pergi, dan bibi yg berjanji melindungi ku tapi nyatanya pergi ke luar Negri, sungguh tak ada harapan lagi kan?
Apalagi jika mengingat tentang vonis sakit itu, aku rasanya ingin berlari ke jembatan terdekat dan jatuh dari sana
Yg kuinginkan hanya diriku sendiri , meski akhirnya aku malah lelah dengan kesendirianku ini..

To be continue

Penulis
Akhir2 ini lagi kurang dapat feel , tolong kalian yg baca , bantu saya buat ngerasain apa itu putus asa yg bisa memicu ide2 buat nulis lagi
Bisa recommend lagu gk? Yg bisa bikin baper gitu?

Salam hangat athalla

VioletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang