"Jungkook masih kecil!! Kau tidak mengerti? Bagaimana bisa kau mengajarkannya seperti seorang psikopat! Dia berbeda denganmu!"
Jungkook mengintip lewat celah pintu kamar. Ibunya sedang memukul kasar dada bidang ayahnya. Masih pagi buta. Dan ibunya sudah memulai pertengkaran lagi dengan ayahnya.
"Mau kau mengelakpun dia tetap darah dagingku!"
"Yah! Dan aku menyesal telah membawanya ke kehidupan yang kejam ini! Aku menyesal!"
PLAK!
Jungkook tertegun melihat ibunya tersungkur karena tamparan keras ayahnya.
"Beraninya kau membangkang! Kau tahu siapapun yang berani mengusikku, aku tidak segan untuk membunuhnya!"
Pukulan bertubi-tubi di layangkan ayahnya sungguh pemandangan yang menyakitkan. Melihat ibunya merintih kesakitan adalah hal yang paling membuatnya kesal. Dia harus memberanikan diri. Membuktikan bahwa dia bisa melindungi hal yang paling berharga dihidupnya.
"Berhenti! Ayah!" Jungkook mencondongkan pistol dengan lurus ke arah ayahnya. Beruntung dia mempunyai sebuah pistol yang dia curi dari kamar ayahnya kemarin malam.
Teriakkan Jungkook menghentikan aktifitas ayahnya. "Oh, kau bangun rupanya." Ayahnya bermaksud menyergap Jungkook tapi kakinya lebih dulu di tahan ibunya.
"Ti, tidak. Jangan Jungkook-ah! Lari! Lari!"
Pupil Jungkook bergetar. Antara panik dengan keadaan ibunya dan waspada akan gerak ayahnya. Genggaman pada pistolnya bertambah erat saat ayahnya sekali menendang ibunya. Dia naik pitam. Dengan cepat menarik pelatuknya. Menembak kaki ayahnya dan tepat mengenai lututnya.
"ARGH! Kau, beraninya kau!" Ayahnya terkapar. Memegangi lututnya yang mulai mengeluarkan cairan merah.
"Kau yang mengajariku!" Jungkook berniat menembak lagi. Namun ternyata peluru yang ada di magazen pistolnya kosong. Ini gawat.
"Jungkook lari! Cepat lari! selamatkan dirimu!" sergah ibunya yang setengah sadar.
"Hah, bocah tengik!"
Mengerti akan gelagat suaminya yang mengeluarkan pistol. Ibu Jungkook seolah mendapat kekuatan. Bangun dan berlari menggapai putranya.
"Tidak!"
Dan darah memuncrat memenuhi wajah Jungkook yang terpaku di pelukan ibunya. Peluru besutan ayahnya berhasil mengenai kepala ibunya. Matanya membulat. Telinganya mendengung keras. "I, ibu. Tidak ibuuuuu!!!!!"
"Kau sudah ber,... Uhuk! janji pada ibu. Lari dan selamatkan dirimu. Berusahalah un, untuk tetap hidup, anakku. Jungkook dengar, kau layak hidup lebih baik. Jadi pergi. Pergi sejauh mingkin." Sang ibu mendorongnya dengan sisa kekuatannya. Jungkook masih terus menangis, hingga saat ayahnya menghampirinya Jungkook harus rela tubuhnya ditarik paksa.
"Lepaskan dia! Lari Jeon Jungkook. Lari!" Jungkook tidak punya pilihan lain kecuali menurut. Dia menggigit tangan ayahnya sebagai upaya untuk melepaskan diri.
"Yak! Anak sial!" Ayahnya reflek melepaskan genggamannya pada tubuh kecil Jungkook.
Jungkook berlari menjauh, tapi saat akan melewati pintu dia kembali berbalik untuk melihat ibunya.
"LARI JUNGKOOK!"
"TIDAK!"
Jungkook semakin berderai air mata saat melihat tangan sang ibu melilit di kaki ayahnya--menahan langkah pria itu untuk menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIGGERED (TAEKOOK)
Fiksi PenggemarJungkook sudah mengubur masa lalunya, tapi, darah memang lebih kental daripada air. Sampai mati pun dia tidak bisa mengubah identitasnya, bahwa dia adalah seorang putra Mafia. Kepribadian ganda yang dimiliki Jungkook membuatnya harus memilih; Mengab...