prologue

43 6 1
                                    

Teriknya matahari tepat mengenai ubun-ubun membuat kepala serasa ingin pecah saja. Seorang pemuda berjalan dengan malas sembari terus menunduk dan melindungi wajah nya yang tampan rupawan itu.

Pemuda itu terus berdecak kesal lantaran ia harus berpanas-panasan di tengah hari seperti ini. Apa yang membuatnya harus melakukan itu, dan apa tujuannya? Tentu karena pekerjaan. Ia seorang pemuda tampan, memiliki bibir tebal nan menggoda, berkulit putih bersih, bertubuh atletis tapi sayangnya pertumbuhannya cepat berhenti yang membuat pekerjaan awalnya ialah menjadi seorang idol tetapi malah menjadi seorang talent manager.

Ya, tugasnya adalah mencari orang-orang yang berbakat dan memiliki karakteristik yang unik untuk menjadikan mereka trainee di JS Entertainment.

Sudah sejam ia berjalan mengelilingi Ponte degli Scalzi, akan tetapi ia tak dapat pencerahan sedikit pun.

Menghela napas pasrah, "Capek banget dari tadi keliling-keliling katanya di tempat ini banyak orang-orang yang berbakat tapi gak ada satupun yang aku dapat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menghela napas pasrah, "Capek banget dari tadi keliling-keliling katanya di tempat ini banyak orang-orang yang berbakat tapi gak ada satupun yang aku dapat." Eluhnya sembari mengelap keringat yang jatuh dipelipisnya.

"Lebih baik aku beristirahat sebentar." Gumamnya.

Pemuda itu berjalan menuju cafe yang berjarak dekat didepannya. Dengan gontai ia berjalan, tiba-tiba terdengar musik hiphop yang membuat langkahnya terhenti dan mencari dimana sumber suara tersebut.

Di samping toko bunga keramaian terlihat, tujuan utamanya ia urungkan dan memilih berbalik arah karena penasaran dengan musik yang mencuri pendengarannya.

Sembari terus menelusuri, suara musik itu semakin terdengar. Pemuda ini sangatlah kecil, hingga ia tidak dapat menjangkau penglihatannya di antara kerumunan tersebut.

Karena kesal dan rasa penasarannya yang terus menggebu, ia membelah lautan manusia dengan paksa hingga beberapa orang yang terdorong olehnya mengerang kesal. Tetapi ia tidak perduli dan akhirnya ia sampai tepat di depan tanpa penghalang.

"Weh, jangan ngerusuh!" Sunggut salah seorang.

"Ngomong apa sih, maaf tuan saya tidak mengerti." Balasnya acuh, pasalnya orang itu berbicara dengan bahasa italia sedangkan pemuda ini tidak mengerti bahasa tersebut.

Pemuda itu mengedarkan kembali tatapannya menonton seorang gadis cantik yang sedang menari dengan lincah dihadapannya. Seketika jiwa yang tadi lelah kembali bersemangat.

 Seketika jiwa yang tadi lelah kembali bersemangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MacchiatoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang