Chapter : 1

10K 250 5
                                    

Komitmen pernikahan antara Emily dan Ethan Davis, keputusan keduanya untuk melangkah lebih jauh dalam sebuah hubungan yang nyata. Rasanya bagai mimpi dalam hidup Emily. Meski sesungguhnya tidak hanya Emily yang merasakan hal itu. Begitu juga dengan Ethan. Petualangan panjang dalam kisah cintanya, pencarian dan takdir telah mempertemukan keduanya.

Pertemuan Emily dan Ethan diawal yang mungkin terasa menyebalkan bagi mereka berdua, namun tidak benar-benar pernah keduanya sesali. Ethan lah yang menyelamatkan Emily. Meski dengan banyak rahasia yang menerjang perjalanan Emily dan Ethan, tapi semuanya bagai jalan untuk saling menguatkan satu sama lain.

Mereka sepasang manusia dengan segala kekelaman masa lalu. Mereka sepasang manusia yang ingin bahagia di masa depan. Mereka sepasang manusia yang berjanji akan menua bersama hingga akhir. "Apakah aku pernah mengatakan jika aku mencintaimu?" tanya Ethan.

Emily mengerutkan dahi. "Pernah."

"Seberapa sering aku melakukannya?" tanya Ethan lagi.

"Setiap saat dan aku ingin mengatakan yang sama padamu, Sir."

Keduanya saling menatap satu sama lain. "I love you more, Ethan Patrick Davis."

"Always and forever, Baby."

Perlahan Emily bangkit dari kabut tidur nyenyaknya, merasakan tangan Ethan yang melilit tubuh yang polos di balik selimut yang menutupi tubuh keduanya. "Kau akan ke mana, Sayang?" Ethan berbisik di telinga Emily dengan suara parau dan mata yang setengah terbuka. Emily menatap Ethan dari balik bahunya sementara jemari Ethan meremas salah satu payudara Emily.

Emily berbaring miring di sisi kanan dengan tangan Ethan yang memeluk tubuhnya dari belakang. Seperti itulah cara keduanya tidur selama bebarapa minggu terakhir usai tragedi yang mereka alami. Sakit pada tulang rusuk Emily yang baru ia sadari beberapa minggu usai pernikahan.

Perjalanan keduanya ke Amerika telah membawa mereka untuk sementara berada di Malibu, usai menyelesaikan semua urusan yang berhubungan dengan ayah Emily, David Watson. Ethan membuat Emily tidak berguling ke sisi kiri di mana ditemukan jika tulang rusuk Emily patah.

"Kau butuh lortab, Em," desis Ethan sambil mengusap-usapkan telapak tangannya di atas permukaan kulit perut Emily yang telanjang di bawah selimut. Gerakan berirama yang kian lama turun kian menuju tepian celana dalam yang Emily kenakan. Gerakan tangan Ethan menghantarkan getaran gairah, ditambah saat napas Ethan mengenai kulit leher Emily. "Tidak, aku---"

"Kau kenapa?" goda Ethan sebelum mencium tengkuk leher Emily dengan lebih dalam disusul dengan gigitan lembut hingga Emily merasakan perutnya bergolak. Titik pusatnya yang tiba-tiba terasa berkedut.

"Ethan," desis Emily dengan suara serak dan napas yang tertahan selama dua detik. Mata Emily yang terpejam perlahan terbuka, memusatkan perhatian pada meja samping ranjang tidur dan jam menunjukan pukul tiga pagi.

Ethan terus menggoda Emily, jemari lihai Ethan telah melewati tepian cela dalam yang Emily kenakan. Kain segita yang Emily kenakan sudah melorot menutupi setengah bokong sintalnya. Telapak tangan lebar Ethan menangkup salah satunya sebelum Ethan bergerak kian ke tengah. Emily terjaga sepenuhnya. "Ethan, apa yang kau lakukan?"

Ethan tidak langsung menjawab, ia mengecup bahu Emily sebelum berbisik, "Memastikan istriku baik-baik saja." Suara Ethan yang terdengar seksi. Emily hanya tersenyum seorang diri.

"Aku baik-baik saja," kata Emily sambil mengigit bibir bawahnya untuk menahan gairah yang dibangun Ethan pada tubuhnya. Emily bersandar lebih dekat dengan Ethan. Tubuh keduanya yang menempel satu sama lain dan Ethan terus menginvasi tubuh Emily, banyak sentuhan, sebanyak mungkin tanpa menyakiti tulang rusuk Emily yang patah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Flucht - E Series #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang