Di suatu pesantren tepatnya di daerah Bogor yang dijuluki "kota hujan". ada Seorang santri yang terkenal bandelnya dan jago berpura-pura sakit apalagi kabur di malam hari. Namun anehnya cukup banyak santriwati yang acuh dengan dirinya, padahal dia tidak tampan apalgi kaya. Kerena acuhnya santriwati tersebutlah yang menjadikan perilaku nya makin menjadi-jadi di pesantren, ya tentu agar dia mendapat kepopuleran nama dan perhatian yang lebih dari santriwati. Siapa yang tak kenal Asep Riandi di pesantren tersebut? Nama yang sering disebut oleh bagian keamanan pesantren dan sering menjadi tranding topik oleh semua masyarakat pesantren, karena kelakuan nya yang sering meresahkan masyarakat pesantren bahkan sampai membahayakan dirinya sendiri.
Namun disisi baiknya Asep ialah, dia suka berfikir.saat itu dia sedang berada di depan Kobong nya yang berada di lantai tiga. Sambil menatap kebawah melihat para santri yang sedang asik menghafal dengan caranya masing-masing, ada yang menghadap pohon, ada yang sambil berjalan, bahkan sambil mengangkat satu kaki pun ada. Kala itu.. dia bertanya pada dirinya "mengapa dirinya sangat sulit untuk menerima pelajaran khususnya pelajaran nahwu". baru liat tulisan nahwu di daftar mata pelajaran nya saja dia sudah berfikir bagaimana caranya biar besok ustadz nya ketipu dengan cara pura-pura sakit. Ya itulah salah satu diantara banyak jurus jitu santri untuk melabui pelajaran yang sangat sulit,ditambah lagi ustadz nya sangat killer.Firmanudin atau sering di sapa Udin adalah temanya yang sangat bersemangat ketika ada pelajaran nahwu. Meskipun dia belum menguasai banyak dan masih saja di omelin oleh ustadz nya, dia tidak pernah pantang menyerah apalagi putus asa. sepertinya tidak ada kata itu didalam hidupnya. Dia pun selalu membawa kitab kemana-mana yaa meskipun hanya di bawa saja, ketika di suruh baca pun dia masih belum pandai tapi ya lumayan lah dibanding dengan Asep Riandi itu.
Ketika itu Asep dan kawan-kawannya sedang asik di warung dengan menikmati kopi dan roko meskipun sebenernya jantung mereka berdebar dan mata selalu tajam mengawasi pergerakan seseorang. Maklumlah namanya juga sedang kabur, lalu tiba-tiba suara teriak pun terdengar sehingga para santri bandel yang sedang asik pun dengan sergap bersembunyi. Tak lama terdengar suara ketawa ngakak Udin, serentak para santri pun sedikit lega dan juga emosi karena merasa di tipu oleh udin.
Asep: "aduuhh gila nte ya Din! Jantung ane udah mau copot"
Imin yang sedang asik santai dengan Asep pun dengan lancang dan sedikit tertawa, berkata:" untung ente Din kalo mudabir udah ane cingcang di mari". "Alaahh bisa aja nte min" sahut si Udin dengan mata sinis. Karena awalnya Udin melihat Imin lah yang paling panik. Dengar ucapan Udin Asep pun tertawa karena melihat mereka berdua berdebat sampe-sampe lempar-lemparan bara rokok. Saking asiknya mereka tertawa tak lama kemudian suara petugas keamanan pun teriak dengan keras "asepppp", semuanya yang sedang tertawa bahagia pun mendadak berwajah histeris. Namun Udin pun tetep tidak mau kalah seraya berkata "nih akhi katanya mau dicincang Ama Imin". Mudabir yang mendengar ucapan nya pun langsung naik darah karena merasa dijadikan bahan bercandaan. tidak pake lama semuanya pun di suruh ke pondok dan sudah pasti dihukum. Seperti umumnya hukuman di pesantren lain yang melanggar kabur apalagi di tambah merokok pasti hukumannya dijemur di depan gedung tanpa pakaian hanya sarung yang dipake sampai dada dan parahnya itu disaksikan oleh semua santri termasuk santriwati. Dan sebenarnya itulah yang Asep inginkan sehingga mendapatkan perhatian dari santriwati.Petugas keamanan yang sering disapa akhi Arjun ini memberikan nasihat yang panjang kepada santri yang telah melanggar peraturan tersebut, " sebenernya percuma saja akhi Arjun ini menasehati kita, toh kita juga pasti bakal mengulanginya lagi" Asep yang sedang membisiki Imin di sebelah kanannya. Imin mengabaikan perkataan Asep dia tetap focus mendengar nasehat akhi Arjun sebagai petugas keamanan di pondok pesantren tersebut. Merasa di hiraukan Asep pun menoleh sebelah kiri nya, Udin dengan wajah melas dan sedikit kesal karena sebenarnya dia tidak ikut-ikutan kabur dan merokok tetapi tetap kena hukuman karena sebenarnya dia sudah izin untuk pergi ke pasar,namun biasa dehh dia nyangsang dulu, apalagi karena dia baru di mudif (jenguk) oleh om nya. "Makan lu Din" ucapan Asep yang sedikit keras ke Udin yang ada di sebelah kirinya. Tanpa di sadari bahwa Asep ini sedang di awasi oleh akhi Arjun karena akhi Arjun sudah kesal dengan tingkah Asep yang dari tadi dibiarkan, maka akhi Arjun pun menambahkan hukuman kepada Asep untuk berjalan jongkok. "Haha sebenarnya inilah yang ku inginkan" bisik Asep dalam hatinya. Asep pun mulai cari perhatian para santriwati. Dia berdzikir dengan suara keras "Astaghfirullah" sambil berjalan jongkok sehingga para santriwati pun mentertawakan kelakuan Asep tersebut semakin banyak santriwati yang mentertawakan semakin berhasil misi Asep untuk mencari perhatian santriwati. semua mudabir (pengurus) sudah tak heran lagi dengan kelakuannya Asep ini. mereka hanya menggeleng-geleng kepala melihat tingkah lakunya Asep. hukuman jemur dengan sarung yang di ikat sampai dada pun sudah dilakukan seperti biasa tidak ada tampak penyesalan oleh asep bahkan mimik wajahnya menggambarkan rasa bahagia dia yang sedang dihukum
lepas hukuman selesai,Asep mandi dan bersiap melaksanakan shalat Maghrib berjamaah. seperti biasa di pondok pesantren itu semua santri sudah berkumpul, sambil nunggu datangnya waktu maghrib, sebagian santri ada yang menghapal, membaca Al-Qur'an, dll. sedangkan Asep selalu menganggu para santri yang sedang menghafal.
"alkalamu huwa allafdu almurakabu almufidu bilwad'i" suara udin yang sedang menghafal terdengar oleh Asep.
"sasaran empuk" gerutu asep dalam hatinya.
Asep: "woy din ada surat nih buat ente."
Udin: "surat dari siapa si sep?"
Asep: "kaga tau nih dari cewe yang putih tinggi itu, ane kaga kenal ah"
Udin: "ouh Rina ya sep?"
Asep: "haha mau aja ente ane boongin" Asep meledeknya sambil berlari.
Udin: "kebiasaan ente sep" jawaban udin disertai wajah yang murung. Udin pun merasa tak terima karena telah di tipu oleh Asep