Cheng Xiao melangkah kakinya ke koridor hotel, dia menoleh kebelakang membuat dua bodyguard yang sejak tadi mengikutinya lantas berhenti. "Tunggu saja disini!". Kedua bodyguard itu hanya mengangguk. Chen Xiao melanjutkan langkahnya dan memasuki kamar hotel tersebut, dengan segala yang ia miliki hanya membuka kamar tanpa izin seperti ini dapat dengan mudah ia lakukan.
Kamar mewah itu benar-benar gelap. Cheng Xiao menghela napasnya dan menghidupkan lampu. Seseorang yang sejak tadi dia cari tengah duduk dilantai menghadap keluar jendela besar yang menunjukkan keramaian kota seoul dengan segelas wiskey di tangan. "Mau sampai kapan kau disini?"
"Pergilah"
"XUANYI!!!"
"PERGI KU BILANG!!!" Xuanyi balas dengan jauh lebih membentak, dia bahkan melempar gelasnya hingga pecah dan kemudian dia hanya menunduk menyembunyikan wajahnya diatara lututnya. Suara isak tangis lalu terdengar. "Aku mencintainya" Suara Xuanyi terdengar bergetar ditengah tangisnya.
Cheng Xiao mendekat, ia berlutut dan memeluk Xuanyi dari belakang."Sudah ku bilang dia tak menunggumu"
Xuanyi segera melepaskan pelukan Cheng Xiao darinya, dan menatap adik tirinya tersebut dengan kekesalan yang tertahan. "Harus berapa kali ku bilang untuk berhenti menilainya?"
Cheng Xiao semakin terlihat kesal. "Dia bersenang-senang dengan pria lain dan kau bersedih disini, apa dengan situasi seperti itu aku masih tak bisa menilai dirinya?"
"Kau tau dia bahkan masih mengirimkan ku surat" Ucap Xuanyi penuh penekanan di setiap katanya. Ia bahkan melempar surat itu tepat di wajah Cheng Xiao. "Dia masih menungguku, Selama ini dia masih menungguku tapi apa yang kau lakukan?"
"Xuanyi"
"KAU MEMBUATKU HARUS MELEPASKAN SESEORANG YANG KU CINTAI" Xuanyi membentak begitu keras. Penuh amarah ia lantas bangkit bediri, rasanya ia tak sanggup untuk menahan memberikan pukulan pada adik tirinya tersebut. Ia memutuskan untuk pergi.
"Xuanyi" Cheng Xiao dengan cepat menahan salah satu tangannya. "Iya ini emang semua salahku, tapi jika dia mencintaimu bukankah dia akan tetap menunggumu? Tak kah kau berpikir kesana?"
Xuanyi menoleh, dia melepaskan tangan Cheng Xiao darinya dengan pelan. Seolah menunjukkan betapa dirinya sudah malas dengan perdebatan ini. Cheng Xiao menatapnya dengan kedua mata yang berair. "Berhenti menyalahkanku! Aku lelah kau terus menatapku dengan kebencian seperti ini"
"Maka berhenti sampai disini. Jangan ikut campur lagi akan semua kehidupan ku!"
Cheng Xiao mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Amarah nya memuncak. "JIKA KAU BEGITU MENCINTAI, MAKA PERGILAH PADANYA. KATAKAN SEMUANYA BAHWA INI SALAHKU. KAU BISA SEMUDAH ITU UNTUK MENDAPATKANNYA KEMBALI, KENAPA KAU TERUS MENYALAHKANKU?"
Xuanyi tertawa kesal. "Itu yang ingin sekali ku lakukan, tapi apa aku setega itu menghancurkan kebahagiaannya? Dia telah bahagia bersama orang lain. Sebagai yang mencintainya, aku tak akan tega merebut itu darinya! Itulah bedanya aku dan dirimu!"
Cheng Xiao menatap Xuanyi dengan terkejut. "Jadi kau menyadari aku mencintaimu?"
Xuanyi terdiam cukup lama, begitupula Cheng Xiao karena ia menunggu Xuanyi untuk mengatakan sesuatu. "Kau bahkan tak bisa membedakan apa itu cinta dan obsesi. Kau hanya merasa tersaingi dengan Jiyeon dan ingin merebut segalanya darinya"
Cheng Xiao buru-buru menggelengkan kepalanya. "Ini bukan semata karena aku membencinya, aku mencintaimu Xuanyi, aku yakin dengan itu, karena sejak dulu aku hanya peduli denganmu. Aku bahagia tiap bersamamu, tapi kau selalu menatapnya. Itulah kenapa aku membencinya"
Xuanyi tertawa terkejut, ia masih tak menyangka dengan apa yang ia dengar. "Kau gila, ya ku rasa obsesimu ini sudah membuatmu hilang akal"
"Aku tak peduli kau mau mengatakan apa tentangku, tapi inilah faktanya, aku mencintaimu" Cheng Xiao berjalan mendekat, namun Xuanyi semakin berjalan mundur. "Kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Klise
Fanfiction"Kamu adalah cinta pertamaku, sedangkan kau adalah orang pertama dimana ku menyerahkan diriku seutuhnya namun, tunanganku dirinya bukan kalian berdua" Hanya sebuah penjelasan singkat itu yang dapat seorang Kim Bona ucapkan mengenai hubungan percinta...