↪▫o1▫↩

889 54 13
                                    

Teman lama
_____________


Kutipan dari chapter sebelumnya....

"Yo! Nesia selamat ya"

Sapa seorang pemuda tinggi berambut pirang yang di sisir kebelakang... Ralat di pomade dan memakai hoddie berwarna putih dengan jeans dan membawa beberapa berkas dan dokumen yang penting sepertinya (?)






"um...hei ludwig lama tidak bertemu bagaimana kabarmu?" sapa nesia ramah

"aku baik,,,bagaimana kabarmu? Dan...selamat ya nesia! kau sudah resmi menjadi seorang personifikasi utama sekarang" kata ludwig girang

" eh?! ,,,, terima kasih Ludwig um... omong² bukannya kau sudah pulang? Kenapa kau masih ada di sini?  Apa masih ada tugas?" - nesia


"Yap, bosku masih ada sedikit tugas dan kami akan pulang besok malam" - ludwig


"Begitu ya.... Eh barang apa yang bawa itu?" tanya nesia

"oh ini ya?.... ini berkas dan barang kirana kebetulan aku membawanya  kesini karena ingin menyerahkannnya padamu."


"ehh? bernarkah? Itu punya mendiang kam Kirana? lalu,,, kenapa kau menyerahkannya padaku?"


"bosku menyuruhku mengantarkannya,,, katanya barang ini harus di serahkan ke personifikasi penggantinya."

"Kau bilang akan ke ruangan bos ku kan? Um....boleh aku ikut dengan mu? aku sedikit bosan menunggu kak singa datang menjemputku dari kantornya."

"Hm,,,baiklah"











S

K

I

P

T

I

M

E




setelah selesai mengantarkan berkas dan barang kirana yang tertinggal, dan juga sekaligus mengurus surat pergantian personifikasi akhirnya mereka duduk diam di kursi yang di sediakan di lobby.


Dan... Sepertinya keadaan Nesia sedikit sedih dan agak murung setelah mereka keluar dari ruangan itu.

"ada apa nesia kenapa wajahmu murung begitu ? apa karena hal tadi?"


ucap ludwig yang sedikit khawatir.

"ti-tidak kok aku tidak apa apa...
i-ini mungkin karena sekarang musim hujan."

"um baiklah kalau begitu....kurasa..."

'aku tau kau berbohong nesia tapi kenapa?' kata ludwig dalam hati.

'maaf aku harus berbohong kali ini... aku hanya sedabg tidak ingin mengingat hal itu saat ini' batin nesia seakan tau apa yang ludwig katakan.

Hetalia IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang