Guru baru

25K 659 15
                                    

Karenia

Bunyi jam weker yang keras dan nyaring menyadarkanku dari dunia mimpi, mataku terbelalak begitu kuraih jam weker yang sudah membangunkanku. Entah harus berterimakasih atau menyumpah serapahinya karena sekarang aku telat kesekolah.

Aku bergegas turun dari ranjang tidurku berlari kecil menuju bathroom.

Setelah selesai, kusisir rambut ikal milikku secara asal lalu menyambar tas ransel yang digantung di belakang pintu putih kamarku.

"Pagi eyang" aku mengecup pipi eyang puteri dan juga eyang kakung yang sudah duduk di meja makan "Renia berangkat dulu ya eyang udah telat" pamitku mengambil kotak makan yang sudah disiapkan mba Sri "hati hati Renia" ujar eyang putri, aku mengangguk dan tidak lupa mencium punggung tangan kedua eyangku.

Aku tidak menyalahkan eyang karena aku yakin eyang puteri pasti sudah membangunkan berkali kali. Dan memang aku ini yang selalu tidak bisa bangun pagi.

--
"pak izinin saya masuk ya, sekali ini aja gak akan diulangin lagi deh" pintaku kepada satpam sekolah "maaf non Renia tapi ini udah aturan dari sekolah" ditutupmya gerbang itu rapat rapat sampai aku tidak bisa masuk.

Aku berjalan lesu mejauhi sekolah, mau gimana lagi satusatunya cara adalah manjat pagar halaman belakang sekolah agar bisa masuk kedalamnya "non mau ngapain?" tanya pak Didi supir eyang yang berusaha mencegahku untuk manjat pagar sekolah "sekali ini kok pak, Renia janji gak ulangin lagi" pintaku memelas.

"Tapi non nanti eyang tau bisa marah" kata pak Didi cemas, terlihat dari cara jemari tangannya yang saling bertautan.

"Kalau gitu jangan sampai eyang tau dong pak" ucapku tersenyum lebar, pak Didi diam sesaat lalu membantuku untuk manjat pagar belakang sekolah.

"Makasih ya pak udah bantuin Renia" ujarku setelah berhasil lolos sari pagar tinggi sekolah dan segara berlari menuju kelas.

Kuketuk pintu kelas raguragu ketika sudah didepan kelas dam membuka pintunya secara perlahan. Semua mata tertuju padaku termasuk orang asing tampan yang sedang berdiri didepan dengan kemeja putih garis garisnya menambah kesan tampan.

Apa ini guru baru yang menggantikan bu Miki? apa cuma guru ppl?

"Ya?" ucapnya sambil memeperhatikanku, aku menelan ludahku kelu "Sa.. saya Karenia salah satu murid disini" balasku takut takut.

"Hm, jadi kamu telat?" aku menganggukkan kepalaku "boleh saya duduk?" pintaku pada guru didepan ini "silahkan tapi kamu harus mengerjakan salah satu soal yang ada di depan" pucat! kupastikan mukaku pucat! Oh God, aku menolehkan kepalaku menatap Sabil memelas berharap dia akan membantuku.

Tapi sayangnya Dewi keberuntungan tidak datang padaku saat ini, mau bagaimana lagi? "maaf pak, gak ada hukuman yang lebih ringan gitu? saya rela lari di lapangan kok"

"Ini sudah termasuk gampang dan saya sebagai guru baru tidak akan menghukum dengan kekerasan seperti itu" serius aku rela lari di lapangan berpuluh puluh putaran asalkan gak ngerjain soal soal ini, aku bungkam dan suasana kelaspun semakin diam.

"yasudahlah kamu boleh duduk" suara dingin dan tegas milik guru itu memecahkan keheningan dikelas "makasih pak makasih" ucapku tersenyum lebar lalu melangkahkan kakiku menuju tempat duduk "kenapa bisa telat?" tanya Sabil tersenyum meledek ketika aku menempatkan bokongku ke kursi kayu "gausah ngeledek deh gak lucu tau" kataku sebal.

Waktu semakin lama berlalu namun begitu lama bagiku sampai aku bosan dengan materi yang guru itu terangkan, percuma aku menghabiskan waktuku untuk pelajaran yang satu ini bahkan aku tidak mengerti satu soalpun yang dia kasih.

my beloved teacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang